Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Pernah Merasa Salah Besar kepada Presiden Jokowi: Waduh

Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ternyata pernah merasa salah besar kepada Presiden Jokowi. Berikut kisahnya.

Biro Setpres
Jenderal Andika Perkasa dan Presiden Jokowi. Mantan Panglima TNI Andika Perkasa Ternyata Pernah Merasa Salah Besar kepada Presiden Jokowi. Simak kisahnya. 

SURYA.co.id - Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ternyata pernah merasa salah besar kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini dialami Andika Perkasa saat masih menjabat komandan Paspampres yang mengawal Jokowi.

Saat itu, Andika merasa bersalah setelah kena teguran Presiden Jokowi.

Dalam tayangan GASPOL! Kompas.com, Jenderal Andika menceritakan pengalamannya yang tak terlupakan tersebut.

Saat itu, Presiden tidak ingin iring-iringan kendaraannya menutup masyarakat yang hendak melintas.

“Beliau (Jokowi) sudah ngasih petunjuk di awal nih.

Banyak lah petunjuknya, yang lalu lintas awalnya beliau enggak mau ditutup, jangan bunyikan sirine segala macam,” kata Andika.

Namun, Paspampres waktu itu tetap menutup jalan seperti prosedur sebelumnya.

Sirine juga dibunyikan.

“Sehingga begitu kami lewat di perempatan misalnya, itu sudah bersih,” ucap Andika.

“Begitu lihat panjang banget macetnya, karena yang ditutup kelihatan seberapa panjang antrean, begitu panjang.

Beliau negur saya, “Lho Pak Andika itu kok masih ditutup”, cuma gitu doang,” tutur Andika.

Jenderal Andika Perkasa saat menerima penghargaan dari Singapura.
Jenderal Andika Perkasa saat menerima penghargaan dari Singapura. (Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa)

Namun, bagi Andika, teguran semacam itu sudah membuat dirinya merasa bersalah.

“(Presiden) bukan orang yang impulsif, sehingga cuma begitu tapi 'waduh'.

Waduh saya ini salah besar. Ya sudah akhirnya gantian saya yang marah ke perangkat ini,” kata Andika sembari tertawa.

Andika juga mengaku sulit membaca mimik Presiden Jokowi.

Sebab, Jokowi bukan sosok pemimpin yang gemar menunjukkan ekspresi kemarahan ketika marah.

“Kalaupun misalnya (Jokowi) marah, tapi marahnya itu tidak diekspresikan seperti halnya kayak biasanya kita marah,” kata Andika.

Andika mengatakan, Jokowi tidak pernah mengeluarkan nada tinggi saat marah.

“Ada beberapa kali saya meraba saja, karena enggak berani juga saya tanya, oh ini kelihatannya enggak suka. Tapi kan tidak terucap secara eksplisit,” ujar Andika.

Andika mengatakan, banyak orang di sekeliling Jokowi membaca mimik atau raut wajah Jokowi sendiri.

Hal itu juga dilakukan oleh jajaran Paspampres.

“Kami pun membaca sendiri. Kami melayani beliau dari aspek keamanan.

Dari beliau keluar rumah masuk ke mobil,” kata Andika.

“Kami juga berusaha melihat oh wajahnya apa, lagi mendung atau enggak.

Kalau mendung ya kita jangan macam-macam lah. Kalau wajahnya ceria ya oke.

Ya itu lama-lama, over time, satu tahun tujuh bulan, lama-lama kan jadi tahu,” ucap Andika.

Adapun Andika menjadi Danpaspampres pada 2014-2016.

Setelah itu, ia menjabat sebagai Panglima Kodam XII/Tanjungpura.

Kariernya terus moncer, karena setelah itu Andika menjadi Komandan Kodiklat TNI AD (Dankodiklatad), Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad), Kepala Staf TNI AD (KSAD) hingga Panglima TNI.

Berikut selengkapnya profil dan biodata Jenderal Andika Perkasa.

1. Gelarnya panjang

Andika Perkasa lahir di Bandung, Jawa Barat pada 21 Desember 1964.

Andika merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987.

Andika menjadi jenderal TNI yang memiliki gelar akademik sangat panjang. 

Di belakang namanya tercantum titel S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.

Dikutip dari wikipedia, Andika adalah lulusan The Military College of Vermont, Norwich University (Northfield, Vermont, USA), National War College, National Defense University (Washington D.C., USA). 

Dia juga lulus dari kampus ternama lainnya, Harvard University (Massachusetts, USA) dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University (Washington D.C., USA).

Selain pendidikan umum, Andika yang lulus Akademi Militer  tahun 1987 ini mengikuti Sesarcab Infanteri, Pendidikan Komando
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000), Sesko TNI hingga Lemhannas RI

2. Karir Moncer

Andika Perkasa  ialah perwira TNI dengan segudang prestasi.

Dikutip dari Tribunnews (grup Surya.co.id), Kamis (22/11/2018) rekam jejak militernya dimulai ketika lulus Akademi Militer (Akmil) tahun 1987.

Setelahnya Andika menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000).

Andika kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Karirnya di Korps Baret Merah sangat cemerlang.

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton) Grup 2/Para Komando Kopassus (1987), Komandan Unit 3 Grup 2/Para Komando Kopassus (1987) hingga Komandan Tim 3 Sat Gultor 81 (1995).

Karir militer Andika sangat panjang dan cemerlang hingga terakhir dirinya menjabat sebagai Pangkostrad.

3. Menantu mantan Kepala BIN

Mertua Andika Perkasa bukan orang sembarangan.

Ternyata ia  adalah menantu dari mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.

Sang istri, Diah Erwiany merupakan putri dari mantan Kepala BIN.

AM Hendropriyono dikenal sebagai penuntas insiden bersejarah, Peristiwa Talangsari 1989.

Kala itu, AM Hendropriyono berhasil menindak potensi radikalisme dari Kelompok Warsidi di Talangsari, Lampung.

Keandalannya dalam berbagai operasi pertempuran membuat AM Hendropriyono dipercaya sebagai Kepala BIN.

Tidak hanya mengurus bawahannya di BIN, ia pun membentuk regenerasi melalui pendirian Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN).

Selain sekolah, AM Hendropriyono pun menggagas Sumpah Intelijen, Mars Intelijen, hingga logonya.

Dalam pendidikan, AM Hendropriyono bahkan menerangkan intelijen sebagai ilmu.

Sepak terjangnya ini menjadikan AM Hendropriyono menjadi tokoh militer dan intelijen ternama.

Ia bahkan dinobatkan sebagai guru besar intelijen pada 2014.

Hal itu membuat AM Hendropriyono menjadi profesor intelijen pertama di dunia.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved