Bentrok Mahasiswa dan Polisi di Tuban

Bentrok Saat Aksi PMII Tuban, Ada Mahasiswi Dilecehkan dan Dibanting, Kapolres : Laporkan ke Propam

Kader perempuan PMII itu menjelaskan, ada anggota polisi lain yang sudah melarang untuk memegang perempuan.

|
Penulis: M. Sudarsono | Editor: Deddy Humana
Bentrok Saat Aksi PMII Tuban, Ada Mahasiswi Dilecehkan dan Dibanting, Kapolres : Laporkan ke Propam - bentrok-pmii-tuban-dan-polisi-1.jpg
surya/mochamad sudarsono
Para mahasiswa PC PMII Tuban terlibat ketegangan dengan polisi saat berdemo depan kantor DPRD Tuban, Rabu (16/8/2023).
Bentrok Saat Aksi PMII Tuban, Ada Mahasiswi Dilecehkan dan Dibanting, Kapolres : Laporkan ke Propam - bentrok-pmii-tuban-dan-polisi2.jpg
surya/mochamad sudarsono
Aksi para aktivis PMII Tuban yang mengritik kinerja Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, Rabu (16/8/2023).
Bentrok Saat Aksi PMII Tuban, Ada Mahasiswi Dilecehkan dan Dibanting, Kapolres : Laporkan ke Propam - bentrok-pmii-tuban-dan-polisi-3.jpg
surya/mochamad sudarsono
Para aktivis PMII Tuban dikepung pwersonel kepolisian saat berdemo mengritik kinerja Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, Rabu (16/8/2023).

SURYA.CO.ID, TUBAN - Ketegangan berujung bentrokan antara mahasiswa dan polisi pecah saat aksi unjuk rasa anggota Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tuban, yang mengritik kinerja Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, Rabu (16/8/2023).

Bahkan aksi kritis menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 itu diduga diwarnai aksi tidak pantas dari oknum polisi yang berjaga. PMII Tuban mengaku ada empat anggotanya yang terluka akibat aksi represif polisi.

Tidak hanya itu, di tengah keributan antara mahasiswa dan polisi itu diduga ada mahasiswi yang mengalami pelecehan karena perlakuan tidak sopan dari polisi. Salah satu kader PMII, F (22), mengaku disentuh di bagian terlarangnya oleh polisi yang mengamankan aksi.

"Kalau mengalami luka saya tidak masalah meskipun saya diseret, tetapi ada seorang polisi laki-laki yang jelas-jelas memegang bagian terlarang menggunakan tangan," ujar F sambil menangis histeris.

Baca juga: BREAKING NEWS Unjuk Rasa Mahasiswa di Tuban Berujung Bentrok, Pendemo Sebut Ditendang Polisi

Baca juga: Teriak Histeris Mahasiswi Alami Kekerasan Saat Unjuk Rasa Bupati Tuban

Kader perempuan PMII itu menjelaskan, ada anggota polisi lain yang sudah melarang untuk memegang perempuan. Namun masih saja ada polisi lain yang menarik dan menyentuh bagian dada. "Saya sangat menyayangkan tindakan polisi seperti itu, baju dan jilbab saya terbuka saat diseret," bebernya.

Tindak kekerasan oleh aparat juga mengakibatkan beberapa mahasiswa yang berdemo terluka. Bahkan terlihat beberapa polisi berpakaian preman juga melakukan aksi kekerasan sampai mahasiswa terjatuh, lalu diseret dan ada yang ditendang.

"Ada 3-4 kader kami yang mengalami luka atas tindakan represif kepolisian dan juga OPD," kata Ketua PC PMII Tuban, Abid Rohman saat konferensi pers.

Abid menjelaskan, kader yang berunjuk rasa mendapat pemukulan, penganiayaan dan tindakan kekerasan lainnya. Pihaknya beserta seluruh kader menuntut pertanggungjawaban dari pihak kepolisian maupun OPD Pemkab Tuban.

"Kami akan menuntaskan permasalahan ini dan kami akan menuntut atas kekerasan pada aksi kali ini," pungkasnya.

Dalam aksi itu PMII memberi rapor merah atas kinerja Bupati Lindra karena dinilai gagal mengentaskan kemiskinan dan angka stunting yang masih tinggi.

Para mahasiswa juga menyoroti Bupati Lindra yang minim prestasi tetapi lebih banyak pansos (panjat sosial), istilah yang belakangan disebut untuk mendompleng popularitas. "Bupati hanya pandai pansos, tapi minim prestasi," kata Abid.

Semula aksi dilancarkan di kantor upati, namun begitu ada informasi bahwa Lindra sedang ikut rapat paripurna di gedung dewan, massa lalu bergeser di DPRD.

Kericuhan memanas saat mahasiswa mensinyalir Bupati Lindra diam-diam hendak keluar menggunakan mobil dari gedung. Lalu mahasiswa menghadang mobil yang akan keluar, sehingga terjadi gesekan dengan kepolisian yang bertugas hingga aksi berakhir ricuh.

Hingga aksi berakhir bentrok, mahasiswa tidak dapat bertemu bupati. Sedangkan mahasiswa lain juga menyatakan mendapat kekerasan dari kepolisian yang mengamankan aksi. "Saya dibanting dikeroyok oleh polisi," ungkap peserta aksi lain sambil menunjukkan bagian tubuh yang memar.

Terpisah, Kapolres Tuban, AKBP Suryono menyatakan kalau demo berujung tindakan anarkis akan ditertibkan. Pihaknya juga sudah menjembatani aksi antara mahasiswa dengan bupati.

Terkait informasi laporan kekerasan yang dialami mahasiswa, ia menduga akibat aksi saling dorong. "Tidak ada tindakan represif oleh anggota, yang mau lapor ke propam polda silakan," tegas Suryono. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved