Advertorial
Siapkan Klinik Usaha, Perkuat Bisnis Penerima PENA
Mensos menginisiasi Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Yakni program pembinaan usaha terhadap KPM PKH dan Sembako
SURYA.CO.ID, MALANG – Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Sosial (Kemensos) RI melaksanakan upaya serius dan sistematis dalam penanganan kemiskinan ekstrem. Menteri Sosial Tri Rismaharini mendorong penerima manfaat (KPM) bantuan sosial untuk mengembangkan usaha mandiri.
Untuk itulah, Mensos menginisiasi Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Yakni program pembinaan usaha terhadap KPM PKH dan Sembako yang masih berada pada usia produktif, agar mereka mandiri secara ekonomi. Bila usaha sudah berkembang, mereka bisa mengakhiri status sebagai penerima bantuan secara sukarela – dengan tetap mendapatkan pendampingan dari Kemensos.
Program PENA berfokus pada pemberdayaan ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera melalui pelatihan yang mendukung wirausaha di bidang makanan, minuman, jasa dan perdagangan, sembako, dan lain sebagainya. Selain membangun usaha, Kemensos juga memperkuat literasi keuangan dan investasi bagi KPM PENA dengan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Literasi pengelolaan keuangan dan investasi penting bagi KPM PENA agar mereka mampu bisnis yang mereka rintis terus berkembang. “Mereka terdiri dari ibu rumah tangga yang sebagian besar belum pernah membayangkan menerima uang lebih banyak. Karena itu kita ajarkan bagaimana mereka mengelola uang supaya bisa dikelola untuk kebutuhan produktif, seperti untuk biaya menyekolahkan anak-anaknya,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini saat Peresmian Klinik Usaha PENA dan Peluncuran Tata Rupa Nusantara di Malang, Sabtu, (12/8).
Literasi keuangan oleh OJK diharapkan memberikan KPM PENA pengetahuan dan skill dalam pengelolaan, khususnya mampu mengatur dan memisahkan keuangan dari penghasilan atas usaha yang dikerjakan. “Jadi kalau diajari literasi keuangan itu diajari (pengelolaan) misalkan ini amplop pendidikan, ini amplop kesehatan, ini amplop modal kembali (atau) untuk tambahan modal,” kata Mensos.
Risma mengungkapkan, tak jarang dirinya bertemu dengan masyarakat yang sebetulnya sudah sejahtera dengan memiliki usaha, namun karena tidak mampu mengelola keuangan harus mengalami kondisi sulit, bahkan harus berhadap dari bantuan sosial. Menurut Mensos, hal ini terjadi salah sebabnya karena rendahnya literasi keuangan.
“Dulu mereka bahkan rumahnya itu bagus-bagus saya temukan di beberapa tempat. Tapi kemudian mereka minta bansos. Nah saya enggak mau begitu,” kata Risma. Maka itu, ia berharap, di saat pendapatan mereka meningkat, harus ada manajemen pengelolaan keuangan untuk masa tuanya dan pendidikan anak.
Penguatan literasi keuangan dan pengelolaan investasi akan berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan bagi KPM PENA. Pada tahap awal, Kemensos menggelar program PENA TV dan bekerja sama dengan OJK dalam pengelolaan keuangan. “Nanti ke depan (akan diberikan pelatihan tentang) bagaimana berinvestasi, bagaimana misalkan dia butuh modal diajarkan supaya mereka tidak tertipu," kata Risma.
Dalam kesempatan sama, anggota Komisioner OJK Friderica Widyasari Dewi menuturkan, pihaknya menyambut baik upaya Kemensos dalam memberikan literasi pengelolaan keuangan dan investasi. OJK memang sudah memiliki nota kesepahaman (MoU) dengan Kemensos RI.
"PENA merupakan program yang sangat luar biasa. Bagus sekali. OJK bekerja sama dengan Kemensos dengan memberikan literasi kepada para KPM PENA tentang keuangan," ucapnya. Ia mengatakan, saat ini literasi keuangan para KPM PENA memang masih rendah meski meningkat.
Oleh karena itu mereka yang sudah mampu memiliki penghasilan seperti PENA sudah seharusnya bisa mengatur keuangan dengan baik. Di sisi lain, pihaknya juga akan membantu PENA melakukan inklusi keuangan, seperti memberikan bantuan dalam hal pendanaan dari perbankan.
"Kita (akan) melakukan bisnis matching untuk kemudian membantu mereka bisa naik kelas untuk meningkatkan kapasitas produksi, tadi Bu Risma beberapa kali menyampaikan mereka ini (PENA) sering dapat order udah enggak bisa terima lagi berarti ada program juga di kapasitas produksi yang bisa kita bantu juga," katanya.
Klinik Usaha
Selain literasi keuangan, Kemensos juga menyediakan layanan yang disebut sebagai
Klinik Usaha PENA merupakan tempat konsultasi bagi penerima manfaat PENA dalam mengembangkan usaha. Klinik ini dibentuk untuk membantu para pelaku usaha khususnya PENA agar memiliki pemahaman tentang pengelolaan usaha dan literasi keuangan.
"Mereka (KPM PENA) berangkat dari ibu rumah tangga dan sebagainya. Untuk menaikkan taraf hidup, harus kita ajari bagaimana menaikkan nilai produknya," ujar Menteri Sosial. Peningkatan nilai produk dapat dilakukan dari sisi kualitas, perizinan dan pengemasan. "Dan yang paling penting adalah pengelolaan keuangan,” katanya.
Dihadiri oleh 100 penerima manfaat PENA Kementerian Sosial, acara diawali dengan literasi keuangan dari OJK. Di sesi ini, peserta mendapatkan pengetahuan tentang cara mengelola keuangan dari membuat tujuan keuangan, pengetahuan tentang inflasi hingga investasi.
