ANGELINA SONDAKH Bongkar Fakta di Balik Isu Body Checking Kompetisi Kecantikan, Dibantah Langsung

SURYA.CO.ID - Mantan Puteri Indonesia 2001, Angelina Sondakh, baru-baru ini mengungkap fakta mengenai kejadian di balik kompetisi kecantikan yang pernah dia ikuti dulu.

Hal ini merupakan respon dari Angelina Sondakh terhadap kasus dugaan pelecehan yang menimpa finalis Miss Universe Indonesia 2023 hingga menjadi perbincangan publik.

Menurut Angelina Sondakh, selama dia mengikuti kompetisi kecantikan belasan puluhan tahun silam, dia tidak mengetahui adanya sesi body checking dalam gelaran tersebut.

Angelina Sondakh mengatakan bahwa saat melakukan pendafataran pertama kali, peserta hanya ditanya mengenai bekas luka, tato, dan lain sebagainya.

Baca juga: BUNTUT Skandal Miss Universe Indonesia 2023: Putus Kontrak PT Capella Swastika, Ini Kata Polisi

Melansir Banjarmasin Post, jika saat itu peserta mengaku memiliki luka-luka tersebut, secara otomatis mereka akan langsung gugur.

"Saat saya mengikuti Putri Indonesia tidak ada istilah body checking yang ada ialah pada saat pendaftaran ditanyakan Apakah ada luka bakar, tato, strechmark. Apabila jawabannya ada maka otomatis gugur," tutur Angie dikutip dari laman instagram pribadinya, Sabtu (12/8/2023).

Setelah itu kata Angie, para peserta mendapatkan kesempatan perawatan diri yang paripurna.

Untuk memastikan jawaban di awal pendaftaran.

Para finalis mendapat perawatan spa di Heritage Spa Mustika Ratu dimana peserta melakukan perawatan Paripurna luluran, facial dan lain - lain.

"Sekalipun bisa dilihat apakah jawaban di formulir pendaftaran mengenai luka bakar dan lain-lain bisa terkonfirmasi," tutur istri mendiang Adjie Massaid ini.

Ia lantas memastikan bahwa dalam pemilihan Puteri Indonesia yang utama dinilai adalah 3B.

Brain, beauty, behavior.

"Dimana brain memiliki porsi yang lebih besar," terang Angie.

Baca juga: 8 PERNYATAAN Poppy Capella Pemegang Lisensi Miss Universe Indonesia 2023 Soal Kasus Body Checking

Menurutnya apa yang terjadi dalam kontes kecantikan dengan adanya peristiwa body checking adalah sebuah kemunduran.

"Yang kita harapkan bisa meng-upgrade value dari perempuan, tapi ini justru menjadi tempat untuk mengeksploitasi perempuan dalam kata lain tidak hanya eksploitasi fisik tapi ini mental," jelas dia.