Berita Viral

SOSOK Dani Pemuda yang Viral 9 Kali Gagal Tes Masuk TNI, Berjuang hingga Batas Usia Maksimal

Inilah sosok Dani, pemuda asal Pemalang, Jawa Tengah, yang 9 kali gagal mendaftar tes masuk TNI. Berjuang hingga batas usia maksimal.

kolase TikTok
Kolase foto Dani, Pemuda yang Viral 9 Kali Gagal Tes Masuk TNI. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Dani, pemuda asal Pemalang, Jawa Tengah, yang 9 kali gagal mendaftar tes masuk TNI.

Sosok Dani viral setelah muncul dalam sebuah video yang diunggah instagram @kepon_trending.

Dalam video tersebut, terungkap Dani pantang menyerah hingga menjalani tes 9 kali.

Namun ia terus-menerus gagal.

"Tetap semangat ya, insya Allah, mas Dani diberikan kesempatan sukses di tempat lain walau bukan di kedinasan," ucap seorang pria mendoakan.

Usaha Dani tidak berhenti sampai di situ, ia pun mencoba daftar tes TNI lagi untuk ke-9 kalinya.

Namun takdir nyatanya belum berpihak kepadanya, ia kembali gagal karena usianya mencapai batas maksimal.

Meski gagal, Dani berusaha untuk tetap tersenyum menerima kenyataan.

"Saya sudah 22 tahun Pak, ini mau yang ke-9 daftar. Siap," tutur Dani.

Melihat semangat Dani, penguji memberikan apresiasi setinggi-tingginya. Ia terus memberikan semangat.

Dani diminta agar tidak patah semangat mencari keberuntungan di tempat lain.

"Tetap semangat ya, jangan patah semangat. Allah punya rencana lain buat mas Dani di tempat lain dan mudah-mudahan lebih sukses di tempat lain ya.

Jangan kecil hati tetap semangat," kata pria penguji tersebut.

6 Kali Gagal Tes Masuk TNI

Sebelumnya, kisah menginspirasi juga datang dari seorang pemuda bernama Rahmad F.H.

Rahmad benar-benar bermental baja, ia tak menyerah meski sudah 6 kali gagal tes masuk TNI.

Kisahnya diunggah dalam tayangan di channel youtube TNI AD.

Rahmad menceritakan saat enam kali kegagaglan menerpa dirinya berturut-turut.

"Saya masuk TNI itu cukup berat Pak, pertama mendaftar keluar dari SMA masuk tentara kalah Terus yang kedua juga daftar gagal di alokasi juga terus yang ketiga daftar di TNI Angkatan Laut gagal .

Terus yang keempat daftar lagi gagal di alokasi juga terus yang kelima ngambil Tamtama gagal juga.

Terus yang keenam ambil Tamtama Alhamdulillah Iya berhasil" ujar Rahmad.

Perjuangan yang begitu berat demi menjadi prajurit TNI membuatnya sangat terharu saat diterima.

"Saya sangat terharu Pak karena kami tidak ada keluarga dari Angkatan Darat yang mengangkat derajat kami pak.

Ayah saya pekerjaannya sebagai seorang pedagang ibu saya sebagai seorang ibu rumah tangga." ujarnya.

Rahmad mengaku cuma berbekal tekad yang kuat serta tak henti berdoa dan berusaha.

"Yang memotivasi saya masuk TNI adalah motivasi Saya sendiri cita-cita dari kecil dan didorong oleh orangtua.

Tidak lupa juga saya berlatih untuk membina fisik saya dan tidak lupa juga saya berdoa agar saya lulus" ujar Rahmad.

Orangtua Rahmad mengaku sebenarnya sudah frustasi anaknya terus gagal tes.

Tapi apadaya anaknya terus memiliki kemauan yang besar dan pantang menyerah.

"Sebetulnya saya sebagai orangtua udah mulai frustasi. Cuma anak-anaknya aja kemauan kuat harus ikut" ujar orangtua Rahmad.

Berikut video selengkapnya:

Serda Dodi Wardiono

Sebelumnya, nasib hampir serupa juga dialami Serda Dodi Wardiono.

Perjuangan Serda Dodi Wardiono untuk menjadi salah satu anak buah Jenderal Andika Perkasa ternyata cukup panjang.

Ia harus mengalami 6 kali kegagalan saat seleksi masuk TNI AD.

Tapi hal itu tak menyurutkan semangat Serda Dodi untuk menjadi prajurit TNI AD.

Serda Dodi akhirnya diterima setelah lolos pendaftaran yang ketujuh kalinya.

Dan kini, Serda Dodi bertugas di Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad).

Kisah perjuangan Serda Dodi ini diungkap dalam tayangan di channel youtube TNI AD.

Dodi menceritakan perjuangannya sungguh tak mudah hingga akhirnya bisa menjadi seorang tentara.

"Setiap ada pembukaan saya daftar. Sampai tujuh kalilah saya daftar," ucap Dodi.

"Tapi enggak cuma Angkatan Darat doang, akhirnya yang ketujuh baru lolos," ia menambahkan. 

Sejak kecil Dodi bercita-cita menjadi seorang TNI.

Alasan utamanya, dia ingin mengangkat derajat hidup keluarganya.

Dodi bukan dari keluarga tentara. Keluarga hidup sangat sederhana.

Ayahnya, Juminto, berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, bertransmigrasi ke Kalimantan pada era Orde Baru, tepatnya pada 1987 silam.

Di perantauan, Juminto berjualan bakso demi menghidupi keluarga.

Awalnya, Juminto berjualan keliling hingga akhirnya menyewa tempat untuk membuka warung bakso.

"Orangtua ekonomi rata-rata. Di situ saya niatin mau masuk Aangkatan Darat agar bisa meningkatkan taraf hidup keluarga," ujar Dodi.

Dirinya hanya bermodalkan kerja keras dan doa dari orangtua ketika mengikuti tes TNI AD.

"Saya kan modal nekat aja dengan niat. Saya bilang ke orangtua biar saya jalan sendiri."

"Cukup dengan doa dan usaha. Alhamdulilah terkabul berkat doa orangtua," kata dia.

Sejak lulus pendidikan bintara TNI AD pada tahun 2016 silam, Dodi langsung berdinas di Mabesad.

Dia pun mengaku senang bisa mengabdi pada institusi dan NKRI.

"Paling berkesan selain bisa belajar foto, kamera, yakni pengalaman, bisa keluar daerah."

"Enggak semua prajurit bisa bisa keliling wilayah," cerita dia.

Keberhasilan Serda Dodi Wardiono menjadi tentara membuat sang ayah, Juminto begitu bangga.

Selain sang bisa mewujudkan cita-cita masa kecilnya, Dodi mematahkan anggapan orang selama ini.

Seperti diketahui, banyak yang bilang menjadi tentara harus mengeluarkan biaya besar.

"Katanya masuk tentara perlu biaya besar, saya gamampu bayar. Ternyata itu bohong, ternyata jadi tentara enggak pakai biaya," kata Juminto mengenai kesuksesan sang anak.

Juminto menuturkan, sang anak hanya bisa pulang mudik dua kali dalam setahun.

Kendati harus berpisah jauh dengan sang anak yang berdinas di Jakarta, Juminto tak pernah lupa mendoakan untuk kehidupan buah hatinya.

"Saya tukang bakso, anak saya jadi (TNI AD). Saya bangga sekali," tuturnya.

Jika pulang ke kampung halaman, Dodi masih menyempatkan diri membantu orangtuanya berjualan bakso.

"Sampai sekarang masih bantu (dagang bakso), ngapain malu kan emang dari dasarnya dagang bakso."

"Dari dagang bakso ini bisa jadi tentara kan alhamdulilah," kata Dodi.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved