Miss Universe Indonesia 2023
INI SOSOK Pemotret Finalis Miss Universe Indonesia 2023 Tanpa Busana: Jabat Ini, Cuma Pakai Ponsel
Terungkap sosok pelaku yang memotret para finalis Miss Universe Indonesia 2023 dalam keadaan tanpa busana di sesi body checking.
Rio dan eks CEO Miss Universe Indonesia yang bernama Eldwen Wang menyaksikan sendiri proses penghapusan file foto dan video tersebut.
"Kalau dihapus, memang kami melihat sendiri itu dihapus."
"Bahkan kami tidak melihat secara foto besar, hanya thumbnail saja, karena kami berdua menghormati privasi para wanita ini, total ada 5 perempuan yang kena, yang difoto, tapi yang ditelanjangi, semuanya, ada 30," kata Rio, dikutip dari Kompas.com.
Rio memastikan, para oknum yang terlibat dalam dugaan pelecehan seksual itu sudah mengakui perbuatannya.
"Jadi saya jelaskan lagi, proses merekamnya itu bukan saya merekam orangnya lagi telanjang, tapi saya merekam klarifikasi bahwa benar ada anggota MUID yang melakukan foto-foto tanpa busana seperti itu."
"Saya laporkan ke official director bahwa ini benar terjadi tapi sudah dihapus," ungkap Rio.
Meski begitu, Rio tak bisa memastikan file tersebut sudah dikirim atau ditransmisikan ke mana saja.
"Tapi saya tidak tahu selama dua jam itu sudah dikirim ke mana saja. Kami berdua tidak bisa menjamin, saya tidak bisa menjamin," tutur Rio.
Sebelumnya, Finalis Miss Universe Indonesia 2023 berinisial N akhirnya resmi melapor ke polisi buntut menjadi korban skandal foto tanpa busana saat proses body checking dalam penilaian Miss Universe Indonesia (MUID) 2023.
Laporan tersebut teregister dengan nomor LP/B/4598/VII/2023 SPKT POLDA METRO JAYA. Terlapor dalam hal PT Capella Swastika Karya.
"Kami akhirnya melaporkan perbuatan dugaan adanya pelecehan yang dilakukan terhadap klien kami," kata kuasa hukum korban, Mellisa Anggraeni di Polda Metro Jaya, Senin (7/8/2023).
Adapu pasal yang disertakan dalam laporan itu adalah Pasal 4, 5 dan Pasal 6 Undang-undang TPKS. Mereka juga menyertakan Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-undang TPKS.
Mellisa mengatakan pelecehan seksual terjadi pada 1 Agustus yang lalu. Saat itu, korban diminta untuk melakukan pengecekan badan tanpa busana. Padahal, hal tersebut tidak ada dalam rangkaian acara.
"Sudah terjadi peristiwa yang sudah dibenarkan klien kami di mana mereka tanpa sepengetahuan, tidak ada informasi tidak ada dalam rundown tidak dikasih tahu body checking," ujarnya.
"Body check tidak ada di rundown mereka ditodong, cukup membuat klien kami terpukul. Ajang kompetisi yang harusnya meninggikan value perempuan justru diperlakukan sebagai objek," imbuhnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.