Berita Viral
SOSOK Via Tiara Ningrum Eks Paskibraka Nasional yang Lolos Seleksi Akmil, Ini Pekerjaan Orangtuanya
Inilah sosok Via Tiara Ningrum, mantan Paskibraka Nasional yang lolos seleksi Akmil. Pekerjaan orangtuanya terungkap.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Sosok Via Tiara Ningrum baru-baru ini jadi sorotan karena berhasil lolos seleksi masuk Akademi Militer atau Akmil.
Via dulunya adalah salah satu Paskibraka Nasional yang mewakili provinsi Belitung pada tahun 2021.
Via berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang montir, sedangkan ibunya berjualan kue.
Diketahui, rasa senang dan bangga menyelimuti Hasan, ketika menerima telepon yang mengabarkan Via Tiara Ningrung putrinya lolos seleksi Akademi Militer ( Akmil) beberapa waktu lalu.
"Alhamdulillah, pasti bangga lah. Kemarin itu dapat kabar dari Jenderal Arif, beliau nelpon katanya Via lulus dan sekarang sudah pendidikan," ujar Hasan, melansir dari Posbelitung.
Via Tiara Ningrum akrab disapa Tia pernah bertugas sebagai Paskibrakara Nasional mewakili Bangka Belitung tahun 2021 lalu.
Sukses menjalankan tugasnya, Tia mulai berkeinginan mengikuti seleksi Akmil dan menyampaikan niatannya kepada orang tua.
Sebagai seorang ayah, Hasan tetap mendukung keinginan anak meskipun sadar diri harus berkorban karena hanya bekerja sebagai montir di bengkel yang beralamat di Jalan Perumnas, Desa Aik Pelempang Jaya, Kabupaten Belitung.
Sedangkan istrinya Yuliani membantu keuangan keluarga dengan cara berjualan kue.
Semenjak sang anak mendaftar seleksi awal di Palembang, Hasan beserta istrinya terus memberikan dukungan.
Bahkan dirinya rela meminjam uang kepada kerabat demi menutupi kebutuhan putrinya mulai dari mengurus administrasi, biaya kost hingga makan sehari-hari.
"Dia (Tia) sempat bilang, kalau tidak lulus bagaimana? Saya cuma bilang kalau dak lulus itu pengalaman, tidak masalah yang penting fokus," ungkapnya.
Berkat dukungan dari keluarga, Tia akhirnya dinyatakan lolos seleksi dan menjadi perwakilan lima orang untuk mengikuti pantukhir di Bandung.
Tak main-main, Tia berhasil lolos menjadi lima terbaik dari 270 pendaftar. Kabar gembira tersebut otomatis membuat Hasan beserta keluarga bangga.
Tapi di sisi lain, dirinya paham biaya kembali bertambah karena sang anak harus bertolak ke Bandung.
Tetapi Hasan tak menyerah karena dirinya percaya perjuangan anaknya tidak akan sia-sia.
"Alhamdulillah dapat kabar dia lulus dan sekarang sudah menjalani pendidikan di Magelang. Saya bersyukur cita-citanya sekarang sudah terwujud," kata pria kelahiran Rupit, Lubuk Linggau itu.
Dirinya sempat tidak menyangka Tia mampu lolos seleksi Akmil mulai dari tahap awal hingga pantukhir.
Mengingat saingannya sangat banyak dengan berbagai latar belakang.
Anak Tukang Pijat Asal Pamekasan Lolos Taruna Akmil
Sebelumnya ada juga sosok M David Fatoni, anak tukang pijat asal Pamekasan, Madura yang berhasil lolos jadi Taruna Akmil.
David merupakan seorang atlet lari berprestasi.
Sederet prestasi dalam lomba lari ia torehkan sejak SD.
Jalan M David Fatoni menjadi Taruna Akmil ternyata tak mulu. Ia sempat gagal saat daftar Secaba TNI AD tahun 2020.
Tapi semangatnya tak luntur begitu saja. M David Fatoni mendaftar lagi di tahun 2021 dan berhasil lolos.
Berikut rangkuman profil dan biodata M David Fatoni melansir dari tayangan di channel youtube TNI AD.
1. Sejak kecil bercita-cita jadi TNI
M David Fatoni berhasil mewujudkan mimpinya menjadi seorang taruna Akademi Militer (Akmil) setelah menjalani proses seleksi yang begitu panjang.
Ia pun tak malu mengaku bila bapaknya berprofesi sebagai seorang tukang pijat.
"Bapak saya seorang tukang pijat, tapi Alhamdulillah berkat usaha dan perjuangan orang tua saya, saya bisa lulus menjadi taruna TNI AD," ujar David mengawali ceritanya dikutip dari chanel youtube TNI AD, Senin (27/9/2021).
Pria kelahiran Pamekasan, Madura tersebut sudah dari sejak kecil bericita-cita menjadi seorang tentara.
Keinginan dirinya untuk menjadi seorang tentara muncul karena ia sering melihat anggota TNI yang bertugas di Koramil tak jauh dari rumahnya di Pamekasan.
"Motivasi saya jadi tentara sudah sejak kecil, dikarenakan rumah saya dekat dengan Koramil. Di sana saya sering melihat tentara yang sedang piket.
Saya lihat tentara itu berwibawa, gagah, perkasa, dan dihargai banyak orang," ujarnya.
"Di situ lah hal yang tumbuh dalam hati saya untuk menjadi seorang tentara," lanjut dia.
2. Pendaftaran pertama gagal
Selepas menamatkan SMA, ia sebelumnya sempat mengikuti tes untuk menjadi tentara pada tahun 2020.
Namun, nasib baik belum berpihak kepadanya dan akhirnya gagal.
"Saya sudah dua kali ikut tes untuk menjadi anggota TNI AD. Pertama saya mendaftar di Secaba TNI AD tahun 2020 dan saya gagal," katanya.
Tak patah arang, ia pun kembali mencoba mengikuti tes masuk TNI AD pada 2021 hingga akhirnya dinyatakan lulus menjadi taruna Akmil.
Ia mengungkapkan banyak orang yang mencibir dirinya ketika ingin mewujudkan mimpinya menjadi seorang tentara.
Bukan hanya itu, kondisi ekonomi keluarganya yang sangat sederhana, membuat orang meremehkannya.
Meskipun begitu, ia tidak patah semangat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi taruna Akmil.
"Cibiran dan cemoohan dari orang-orang itu saya jadikan bahan motivasi untuk memperkuat usaha saya untuk menjadi seorang taruna," katanya.
3. Atlet lari berprestasi
Ia pun menceritakan bila dirinya dari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah menjadi seorang atlet lari
Ketika itu, saat duduk di kelas 6 SD, dirinya dipilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba lari antar SD di tingkat kecamatan.
Hasilnya cukup gemilang, ia berhasil menorehkan prestasi menjadi juara 3 loba lari.
Melihat bakat David, pengurus PASI Pamekasan pun membina dan melatihnya saat dirinya duduk di bangu kelas 2 SMP.
Sejak saat itu, dirinya mulai mengikuti berbagai perlombaan atletik mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi.
Bahkan dirinya berhasil menjuarai lomba lari 1.500 meter dalam kejuaran Jatim Open tahun 2018.
Bermodal bakat tersebut, ia pun memanfaatkannya saat menjalani tes untuk menjadi Taruna Akmil.
"Dengan adanya bakat lari yang ada dalam diri saya, itu sangat membantu saya dalam melaksanakan tes-tes yang berkaitan dengan samapta. Saya bisa meraih lari yang mempunyai nilai spesifik yang tinggi dan kemampuan jasmani lainnya saya bisa memamksimalkan skor," katanya.
4. Rumah kumuh
Ia pun menceritakan bagaimana perjuangan bapaknya yang tanpa lelah menghidupi keluarga meskipun hanya berprofesi sebagai seorang tukang pijat.
Ia mengatakan awalnya rumah yang ditempati dirinya bersama keluarga sangat kecil dan kumuh.
Rumah orang tuanya tersebut berada di tengah saya.
"Depan dan belakang rumah saya itu kandang ayam," ujarnya.
"Ketika banjir, rumah saya becek dan berlumpur," lanjutnya.
Namun, berkat kerja keras sang ayah menabung selama 7 tahun, akhirnya bisa membuat rumah yang layak huni.
Itu lah yang menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus berjuang mewujudkan cita-citanya.
"Saya makin semangat untuk membanggakan orang tua saya. Motivasi dari orangtua saya yang kurang, orang tua saya tidak begitu mampu tapi mereka memberikan hidup yang cukup pada saya dan tidak mengeluh," katanya.
Ia bersyukur memiliki kedua orang tua yang begitu baik sehingga mengantarkannya menjadi seorang taruna Akmil.
"Saya mengingat orang tua saya, mengingat perjuangan saya, dan Alhamdulillah saya bisa lulus dengan semangat perjuangan teman-teman, orang tua, para sahabat, dan para guru yang selalu motivasi saya dan memberikan doa terbaik bagi saya," katanya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.