Pantas Emak-Emak Gerebek Diduga Basecamp Narkoba di Jambi, Ternyata Dulu Kawasan Lokalisasi
Belakangan ini beredar video segerombolan emak-emak menggerebek sebuah rumah diduga basecamp narkoba. Berikut fakta lengkapnya!
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Belakangan ini beredar video segerombolan emak-emak menggerebek sebuah rumah diduga basecamp narkoba.
Penggerebekan itu terjadi di kawasan Payo Sigadung, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barang, Kota Jambi pada Sabtu (22/7/2023), pukul 14.00 WIB.
S (38), seorang ibu yang turut menggerebek lokasi tersebut menjelaskan, lokasi yang digerebak adalah sebuah bangunan dengan 8 kamar yang berada di eks lokalisasi Payo Sigadung.
Kendati begitu, Smenegaskan tak semua tempat eks lokalisasi Payo Sigadung digunakan untuk pemakaian narkoba.
"Walaupun ini tempat lokalisasi tapi di sini tidak semua pengguna narkoba," tergasnya.
Berikut fakta-faktanya, dikutip dari TribunJambi.
Dulu ramai seperti pasar malam
Sembilan tahun lalu, Payo Sigadung atau lokalisasi Pucuk bagaikan pasar malam yang selalu diramaikan oleh pria hidung belang.
Mereka datang untuk kencan singkat dengan perempuan pekerja seksual di kawasan RT 05 Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi tersebut. Disebutkan ada ratusan perempuan yang melayani transaksi seksual di kawasan tersebut.
Tempat lokalisasi
Di lokasi tersebut, nyaris seriap rumah menyiapkan pekerja seksual dan minuman alkohol dengan fasilitas ruang karaoke.
Hingar bingar musik dangdut terdengar jelang malam hingga dini hari.
Namun semuanya berubah sejak lokalisasi terbesar di Kota Jambi itu ditutup oleh Pemkot Jambi pada 13 Oktober 2014. Namun aktivitas menjajakan seks masih ada, walau tak seramai dulu.
Warung warga masih buka
Pada Jumat (26//3/2021), warung-warung kecil milik warga masih tetap terlihat buka.
Sementara rumah besar bertingkat yang dulunya digunakan untuk melayani tamu terihat tak terawat dan terkunci rapat.
Di sejumlah rumah, tertulis disita bank atau dalam pengawasan bank. Disebutkan banyak pemilik rumah yang tak lagi mampu membayar cicilan ke bank.
Hingga akhirnya rumah dijadikan agunan ke bank hingga disita.
Hal itu diakui oleh Muhammad, Ketua RT 05, Rawasari, Alam Barajo, Kota Jambi. Dia menyebut sudah 25 unit rumah di wilayah eks lokalisasi Pucuk itu dipasangi tanda penyitaan oleh bank.
Selain itu, beberapa rumah tak memiliki aliran listrik karena tak membayar tagihan hingga diputus. Sementara pemilik rumah, memilih meninggalkan Kota Jambi.
Dia menuturkan saat ini para PSK dari eks lokalisasi tersebar ke beberapa daerah demi memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya ada yang pindah ke Kabupaten Batanghari dan perbatasan Jambi-Sumsel.
"Bahkan, ada yang harus angkat kaki hingga ke Batam, Kepulauan Riau," kata Muhammad.
Beralih profesi hingga pindah domisili
Sementara itu, para muncikari kini ada yang beralih menjadi kuli bangunan. Ada juga yang bekerja menjadi pekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan hidup.
Ia menyebut lokaliasi Pucuk berada di lahan seluas dua hektare dengan jumlah kepala keluarga mencapai 325 kepala keluarga.
Namun setelah penutupan lokalisasi, tersisa 170 kepala keluarga yang tinggal.
"Mereka sudah banyak yang pindah ke luar Jambi, kata Muhammad,
Ia menyebut yang terkena imbas penutupan lokalisasi bukan hanya orang-orang dewasa. Selain ibu-ibu, banyak juga anak-anak di sana yang akhirnya putus sekolah.
"Yang dari SMA itu banyak yang tidak melanjutkan pendidikan ke perkuliahaan," kata Muhammad.
Muhammad mengatakan jumlah anak-anak usia sekolah di wilayah itu cukup banyak dan tidak semua dari mereka mendapat pendidikan yang layak.
Urung dijadikan Islamic Center
Rencananya, kawasan eks lokalisasi Pucuk, Kota Jambi akan dijadikan Islamic Center. Namun rencana tersebut batal. Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Jambi, Maulana pada Kamis (25/3/2021).
"Untuk di eks Payo Sigadung, itu kan memang kita punya rencana dahulu untuk islamic center," kata dia.
Alasannya karena harga tanah ditempat tersebut terbilang cukup tinggi, hingga Pemkot Jambi tengah mencari lahan baru yang sesuai.
Untuk semnetara, Pemkot Jambi tetap melakukan edukasi dan pengawasan di kawasan eks lokalisasi itu.
"Satpol PP bersama tim gabungan TNI Polri melakukan patroli (di tempat tersebut)," katanya.
Selain itu pihaknya, kala itu, akan mencarikan alternatif usaha untuk warga sekitar dengan mendorong home industry di kawasan lokalisasi.
"Dalam rangka menanggulangi kasus-kasus asusila, prostitusi yang terjadi di Kota Jambi ini," ujar Maulana.
Hal senada juga disampaikan Kabag Kesra Pemerintah Kota Jambi, Kamal Firdaus. Ia mengatakan sulit untuk membangun Islamic Center di eks lokalisasi Pucuk karena butuh biaya besar.
"Di sana itu kan tanah pribadi semua ya. Tentu butuh biaya besar untuk pembelian tanah, ganti rugi pada warga, dan itu belum lagi untuk biaya pembangunan," jelasnya, Jumat (26/3/2021).
Tak hanya pembelian, tapi pembangunan diperkirakan akan memakan wkatu yang lama.
"Itu (eks Payo Sigadung) punya pribadi dan itu akan lebih panjang prosesnya. Kalau kita punya aset sendiri, kan jadi lebih mudah," ujar Kamal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.