Eks Panglima TNI Andika Perkasa 'Siap Tempur' Saat Putuskan Terjun ke Politik, Tak Gentar Dihujat
Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menunjukkan kesiapannya saat memutuskan terjun ke dunia politik. Tak gentar dengan hujatan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menunjukkan kesiapannya saat memutuskan terjun ke dunia politik.
Sosok Andika Perkasa begitu moncer saat masih aktif di militer, sehingga perkara mudah baginya mengambil hati publik di kancah militer.
Dalam sebuah podcast youtube Sahabat Merdeka, Andika Perkasa menyatakan sudah siap terjun ke dunia politik.
“Saat ini saya sudah purnawirawan dan kebetulan ilmu saya policy atau kebijakan, yang bersentuhan dengan eksekutif, maka untuk itu saya siap bergabung dengan partai politik,” tegas Andika.
Terjun kepolitik baginya, bukan suatu kebetulan, melainkan pilihannya dan untuk memperbaiki bangsa.
Baca juga: Jalan Hidup Berbeda Anak-anak Mantan Panglima TNI Andika Perkasa, Ternyata Ini Penyebabnya
Segala risiko sudah dipertimbangkan oleh mantan Panglima TNI itu.
Andika tahu ketika terjun ke politik, kritik dan hujatan akan terus menderu dan tidak bisa dihindari.
Mananggapi hal itu, sang istri, Hetty Andika Perkasa, menyiasatinya dengan mengambil hal positifnya saja.
“Seperti yang dikatakan mas Andika, ketika orang mengkritik kita, cari positifnya, mungkin dia lagi butuh perhatian, atau ada masalah di keluarganya,” ucapnya.
Pengalaman Tempur Andika Perkasa

Sementara itu, viral di TikTok cuplikan video pengakuan mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Dalam video tersebut, Andika Perkasa menceritakan pengalaman tempurnya yang paling diingat.
Andika menuturkan, bahwa kejadian paling memorable yakni saat dirinya ikut dalam operasi militer di wilayah Aceh beberapa tahun lalu.
Pengalaman paling memorable itu dibagikan Andika Perkasa dalam sebuah percakapan yang videonya diunggah di Akun TikTok @tni.tv.
"Menurut saya, yang paling memorable di Aceh. Saya juga 1 tahun 3 bulan disitu," kata Andika seperti dilansir dari video unggahan akun TikTok @tni.tv.
Dalam video berdurasi 04.19 menit itu, Andika Perkasa juga mengungkapkan momen pertemuannya dengan Tengku Bantaqiah yang juga paling membekas dalam ingatannya.
"Jadi, waktu itu daerah operasi yang dinyatakan sebagai daerah operasi hanya Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Pidie. Jadi, Aceh Besar saja nggak. Apalagi Aceh Barat, Aceh Tengah itu nggak mas,” ungkap sosok yang pernah menjadi KSAD tersebut.
Lulusan akademi militer (Akmil) 1987 ini bercerita, ketika itu dia mendapat informasi intelijen, bahwa kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) juga berada di luar wilayah operasi, termasuk Aceh Barat.
Sebagai seorang junior, saat itu Andika mengaku heran dengan informasi yang dia dapatkan.
“Kita hanya beroperasi di tiga kabupaten. Tapi intelijen informasi yang saya dapat, kok menunjukkan. mengantar saya ke daerah kabupaten yang bukan daerah operasi," cerita Andika.
"Itu yang pertama saya, masa iya. Masa disana. Karena kita masih junior. Ternyata memang bener, jadi keluar daerah operasi," lanjutnya.
Pada akhirnya, Andika bersama satu tim yang terdiri dari sembilan prajurit TNI lainnya pun kemudian mendatangi wilayah yang diarahkan, yakni Aceh Barat.
Dua hari menempuh perjalanan, Andika bersama anggota TNI lainnya tiba di sebuah desa yang berada di tengah hutan.
Disitulah dia bertemu dengan Tgk Bantaqiyah.
“Informasi saya mengatakan bahwa orang itu, ada tengku, Tengku Bantaqiah namanya," kata Andika.
"Rupanya, orang ini orang difabel terlahir dengan kondisi yang tak sempurna. Tapi, dia adalah salah satu tokoh, ini berdasarkan informasi (intelijen),” lanjut Andika.
Sosok yang telah menghabiskan karir selama 12 tahun di Kopassus itu mengaku, sebenarnya ia ragu dengan informasi yang dia peroleh itu.
Menurutnya, Tgk Bantaqiah tidak seperti yang dia dengar selama ini.
"Begitu saya ketemu, saya jadi ragu. Apa iya. Karena tidak seperti yang saya dengar. Orang ini begitu lemah, sudah berusia dan difabel. Apa mungkin?" tuturnya.
Andika pun memutuskan untuk tinggal di desa itu agar bisa menyelidiki lebih lanjut.
“Akhirnya saya berusaha untuk meluluhkan aja hatinya. Karena dia terbuka kan dan dianggap melindungi, memberikan tempat bersembunyi ke kelompok yang bersenjata. Saya dekati segala macem jadi sama sekali tidak saya perlakukan seperti yang dibriefingkan,” jelas Andika.
Andika mengaku bahwa dirinya mendekati Tengku Bantaqiah selama kurang lebih satu bulan lamanya.
Empat pekan Andika dan teman-temannya menginap di desa itu, menurutnya, Tengku Bantaqiah tak menunjukkan gerak-gerik seperti informasi intelijen.
Hubungan dia dengan tokoh tersebut bahkan semakin baik.
"Hubungan kita semakin baik dan akhirnya malah terbuka,"
"Tapi saya lebih percaya pada hati kecil saya, orang ini ga mungkin. Berbeda dengan informasi yang saya terima," sebutnya.
Bahkan, Tgk Bantaqiyah juga diklaim telah memberikan informasi rahasia kepada Andika Perkasa.
“Akhirnya malah saya terbantu. Sehingga hubungan baik yang sudah bagus itu kita bisa menemukan ladang ganja yang tidak ada orang tahu, tempat persembunyian kelompok bersenjata, dan seterusnya,” imbuhnya.
Namun, selang beberapa tahun berlalu, Andika mendapat kabar bahwa Tengku Bantaqiah dibunuh.
Mendengar kabar itu, Andika merasa sangat sedih.
Ia bahkan sampai berkaca-kaca saat menceritakan sosok Tgk Bantaqiah.
"Jadi saya begitu mendengar beberapa tahun kemudian, rasanya sedih saya. Bener-bener sedih, saya sampai masih inget ya sekarang,"
"Aduh, difabel seperti itu apa iya sih. Saya sendiri membuktikan saya tinggal disitu. Sekampung, saya (tim) hanya 10 orang. Bisa, ia justru membantu," pungkas Andika.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.