Berita Viral

Sosok Kakek 78 Tahun yang Baru Raih Gelar Sarjana Hukum, Berhasil Catat Rekor Wisudawan S1 Tertua

Inilah sosok kakek berusia 78 tahun yang tengah viral lantaran berhasil meraih gelar sarjana hukum di umurnya yang telah senja.

SAOstar
Sosok kakek yang berhasil meraih gelar sarjana hukum di usia 78 tahun 

SURYA.CO.ID - Seorang kakek berusia 78 tahun viral usai menamatkan pendidikannya di jenjang strata 1 atau S-1.

Di usianya yang telah senja, kakek berumur 78 itu berhail meraih gelar sarjana di bidang hukum.

Dengan demikian, kakek berusia 78 tahun tersebut dinobatkan sebagai lulusan S1 tertua di kloter wisuda kampusnya. 

Kakek itu bernama Ngo Ton Duc.

Dirinya merupakan warga Thuy Khue, distrik Tay Ho, Hanoi, Vietman.

Dilansir Surya.co.id dari TribunTrends.com sebagaimana dikutip dari  SAOstar, Kamis (13/7/2023), pada usia tujuh puluh tahun, alih-alih menikmati pensiun, dirinya malah masuk kuliah.

Pada 5 tahun yang lalu, Ngo Ton Duc memutuskan untuk bersekolah seperti keponakannya.

Ngo Ton Duc ingin memiliki gelar sarjana hukum di usianya yang senja.

Awal masuk kuliah, kakek yang saat itu berusia 73 tahun itu bekerja keras untuk meraih gelar ketiganya di universitas.

Baru-baru ini, dengan skor kumulatif 8,1, Ngo Ton Duc memegang rekor sebagai lulusan sarjana tertua dari Universitas Hukum Hanoi.

“Saya sangat senang dan bahagia karena setelah 5 tahun belajar, saya mendapat gelar sarjana.

Bahkan sekarang, saya masih merasa pusing,” kata Duc.

Ngo Minh Phuong (cucu laki-laki Duc, saat ini mahasiswa tahun kedua) mengatakan bahwa untuk mendapatkan gelar universitas ketiga ini, dia harus berusaha dan berusaha keras.

“Selama kuliah, dia menemui banyak kesulitan, terutama dalam Bahasa Inggris dan Informatika.

Ketika dia membutuhkan saya, saya sering membantu menerjemahkan bahasa Inggris agar dia mengerti atau mengetik untuk membantunya menyelesaikan esainya...

Ketika saya mengetik untuknya atau bertukar artikel dengannya, saya sendiri juga mendapat lebih banyak pengetahuan tentang industri hukum yang saya miliki. tidak tahu," Phuong berbagi.

Phuong berkata, ketika Duc mengungkapkan keinginannya untuk belajar hukum di usia lanjut, ada juga pendapat yang beragam.

“Awalnya keluarga cukup kaget dengan keinginannya, tapi kemudian mereka semua mendukung karena keinginannya sudah lama, dia juga suka belajar saat masih muda.

Sekarang, keluarga saya sangat senang dan bangga dengan hasil kelulusannya yang luar biasa," kata Phuong.

Sosok Ngo Ton Duc, wisudawan berusia 78 tahun
Sosok Ngo Ton Duc, wisudawan berusia 78 tahun (SAOstar)

Untuk mendapatkan gelar universitas ketiga, banyak usaha dan usaha.

Menghadapi banyak kesulitan karena usianya yang sudah lanjut, namun selama studinya, Duc selalu meraih nilai tinggi dalam studinya.

Di mata teman-teman sekelasnya, Duc selalu menjadi siswa yang rajin, ingin tahu, dan bersemangat untuk belajar.

Do Hoai Nam (seorang mahasiswa Diploma 1 kelas K18B Universitas Hukum Hanoi bersama Duc) berbagi:

“Paman Duc selalu datang lebih awal dan berusaha sangat keras untuk belajar, mempersiapkan latihan dengan sangat baik.

Berhari-hari, di penghujung waktu, saya masih memiliki banyak pertanyaan dengan dosen.

Karena usianya yang sudah lanjut, banyak hari dia merasa lelah.

Semua orang juga peduli dan menanyakan kesehatannya.

Hasil akademik Anda luar biasa, anak muda terkadang kalah.

Ini banyak usaha, perjuangan terus-menerus, sangat terpuji."

Seorang perwakilan dari Universitas Hukum Hanoi mengatakan bahwa pada awalnya, kelas tersebut memiliki lebih dari 40 siswa.

Sejauh ini lebih dari 30 lulusan dan Ngo Ton Duc adalah siswa dengan nilai tertinggi di kelas tersebut.

Dengan hasil ini, Duc juga menjadi bujangan tertua dalam sejarah Universitas Hukum Hanoi.

Menjadi Sarjana Hukum, kata Duc, harus lebih memperhatikan setiap perkataan dan perbuatan.

Baca juga: Unik tapi Nyata, Wisudawan Cumlaude UNS Tunggangi Sapi ke Kampus, Videonya Viral di Jagad Maya

Duc menceritakan bahwa setelah lulus, ia berencana untuk melanjutkan studinya ke sekolah pascasarjana di bidang Hukum Perdata atau menjadi seorang pengacara.

“Tapi dengan sistem pascasarjana, saya agak kesulitan karena “keterikatan” dengan bahasa Inggris, sekarang saya harus mereview bahasa Inggris.

Soal teknologi informasi, saya tidak terlalu takut karena saya masih bisa “membobol” dan akan lebih banyak belajar dari anak cucu saya,” kata Duc.

Artikel ini telah tayang di TribunTrends.com

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved