Persebaya Surabaya

Pemain Persebaya Surabaya Kerap Jadi Sasaran Paido, Manajer Yahya Alkatiri Ungkap Jadi Alasan Keluar

Manajer Persebaya Surabaya Yahya Alkatiri mengungkapkan paido yang ditujukan pada pemain jadi alasan sejumlah nama memilih hengkang. 

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
Surya.co.id/Habibur Rohman
Aksi Bruno Moreira di Laga Persebaya vs Barito Putera di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (8/7) 

SURYA.co.id, - Manajer Persebaya Surabaya Yahya Alkatiri mengungkapkan paido yang ditujukan pada pemain jadi alasan sejumlah nama memilih hengkang. 

Persebaya Surabaya merupakan klub legendaris dengan dukungan supportter militan yaitu Bonek. 

Bermain untuk klub seperti Persebaya tentu memiliki sisi positif dan negatif. 

Sisi positifnya tak lain adalah dukungan yang dapat dirasakan baik di atas lapangan maupun di luar lapangan. 

Tetapi dukungan itu bisa berubah menjadi paido (Re: tidak percaya; memarahi; menyalahkan) apabila pemain dinilai tak tampil dengan performa terbaik atau tim mendapatkan hasil minor. 

Bruno Moreira saat merayakan gol di laga Persebaya vs Persis Solo
Bruno Moreira saat merayakan gol di laga Persebaya vs Persis Solo (Persebaya)

Terkait paido yang kerap dirasakan pemain Persebaya, Manajer Yahya Alkatiri buka suara. 

Yahya mengungkapkan bahwa supporter memang boleh melakukan koreksi terhadap pemain, tetapi ada cara tersendiri. 

Pasalnya paido yang diterima oleh pemain hingga menyasar ke keluarga pemain. 

Baca juga: Jadwal Liga 1 Pekan Ke-3: PSIS vs Persebaya Surabaya, Persib Bandung, Persija Jakarta dan PSM

Baca juga: Ikuti Jejak Persebaya Surabaya, Persib Bandung Juga Minta Evaluasi Kinerja Wasit

"Kalau kita mau mengkoreksi, lakukakanlah degan cara-cara yang baik"

"Bukan dengan cara menyerang ke keluarga sampai misuhi" Ungkap Yahya kepada Surya.co.id

Bagi Eks Manajer Persik Kediri itu, bentuk paido seperti demikian tidak membuat pemain lebih baik.

"Seolah-olah kalian ini tidak mendukung Persebaya. Malah menghancurkan pemain."

Ia juga membocorkan bahwa ada beberapa pemain yang tak kerasan atau ingin keluar karena bentuk paido seperti demikian.

"Udah berapa orang yang keluar karena seperti ini" Lanjut Yahya. 

Satu pemain yang terang-terangan hengkang karena bentuk paido  yang menyasar keluarga tentu saja adalah Rachmat Irianto. 

Pemain yang akrab dipanggil Rian itu hengkang dari Persebaya pada awal Liga 1 2022/2023 lalu karena paido yang terus didapatkannya hingga menyasar keluarga. 

"Ini seharusnya jadi pelajaran buat siapapun. jangan sampai maido itu membunuh karakter dari pemain"

Yahya juga menyoroti paido yang datang saat pemain sendiri sudah berusaha maksimal sesuai arahan pelatih.

"Pemain sudah maksimal, menurut pelatih bagus. tiba-tiba menurut supporter permainannya jelek, bunuh diri, blunder"

Lebih lanjut, performa baik atau buruknya pemain bisa dinilai dan ditindaklanjuti oleh pelatih Aji Santoso.

Sedangkan masalah hasil minor akan menjadi tanggung jawab manajemen.

"Jangankan kalah, menang itu masih bisa kita evaluasi" Pungkas Yahya. 

Evaluasi dari manajemen sendiri sudah terlihat pada pekan ke-2 Liga 1 2023/2024. 

Usai ditahan imbang oleh Barito Putera, Azrul Ananda selaku CEO Persebaya Surabaya langsung menyuarakan akan melakukan evaluasi tim. 

"Kami pasti akan melakukan evaluasi ke tim kami sendiri, karena memang performa tim kami tidak sesuai ekspektasi, masih bisa lebih baik lagi," ungkap Azrul Ananda pada Sabtu (8/7/2023). 

Evaluasi itu tak lain demi mewujudkan target Persebaya untuk menjadi kampiun pada gelaran Liga musim ini. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved