TABIAT Suami yang Buat Istri Tewas Peluk Bayi Usia 1 Bulan Dibongkar Mertua, 3 Anak Telantar 2 Hari
Ini tabiat Mashuri, tersangka KDRT berujung maut terhadap Budiati (31), ibu muda yang jasadnya memeluk bayinya di Pati.
SURYA.CO.ID - Terungkap tabiat, Mashuri, tersangka KDRT berujung maut terhadap Budiati (31), ibu muda yang jasadnya memeluk bayinya di Perumahan Griya Pesona II, Dukuh Ngipik RT 9 RW 3, Desa Kutoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pati, Rabu (14/6/2023) malam.
Mashuri adalah suami korban dan ayah dari tiga balita yang kini menjadi piatu setelah Budiati tewas.
Mashuri juga yang menemukan jasad istrinya itu pada Rabu (14/6/2023) malam.
Saat ditemukan jasad Budiati tengah memeluk anak ketiganya yang masih bayi berusia satu bulan.
Sementara anak pertama dan keduanya yang berusia 4 dan 2 tahun memeluk sang ibu dari belakang.
Baca juga: SOSOK Pembunuh Ibu Muda yang Jasadnya Peluk Bayi Ternyata Suami Sendiri, Skenario Licik Terbongkar
Ketua RT setempat, Wahyu, mengatakan Mashuri baru pulang ke rumah setelah beberapa hari bekerja di Kabupaten Rembang.
”Tadi malam suaminya pulang sekitar pukul 21.20 WIB,” ujar Wahyu, Kamis (15/6/2023).
Mashuri langsung keluar rumah dan meminta pertolongan warga sekitar. Warga sekitar langsung berbondong-bondong datang.
”Dia bilang tubuh istrinya kaku. Ada luka gosong-gosong (lebam) di pipi,” ungkap Wahyu.
“Saat saya kesana, keadaannya memang sudah meninggal dunia dalam keadaan memeluk bayinya. Anak bayinya saya larikan ke rumah sakit karena sudah dehidrasi,” ujar dia.
Menurut keterangan warga, Mashuri mengaku sudah dua hari tidak mendapat kabar dari Budiati.
Adapun warga mengaku masih melihat Budiati menjemur pakaian pada Selasa (13/6/2023) lalu.
Mashuri akhirnya ditangkap setelah bukti mengarah padanya.
Anggota Polresta Pati pun menetapkan suami korban, Mashuri sebagai tersangka dalam kasus ini.
Dalam video yang diunggah oleh Humas Polresta Pari, tampak Mashuri dijemput dari rumah kontrakannya.
Ia terus menunduk malu saat dibawa ke Mapolresta Pati pada Jumat (16/6/2023).
Bahkan saat diinterogasi, Mashuri menunduk dan meletakkan kepalanya di atas meja.
Mashuri ditetapkan sebagai tersangka kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang mengakibatkan istrinya, Budiati (31), tewas dengan luka-luka lebam.
Pasalnya setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan ada luka lebam di kepala Budiarti, sehingga memicu korban meninggal dunia.
Diakui, dia saat itu memang baru pulang setelah beberapa hari bekerja di Kabupaten Rembang.
Mashuri sendiri bekerja sebagai makelar garam dan pulang setiap 2 minggu sekali.
Kasat Reskrim Polresta Pati Kompol Onkoseno G Sukahar mengatakan, dari hasil autopsi memang disimpulkan bahwa sebelum tewas Budiati sempat menerima tindakan penganiayaan.
Saat diinterogasi, Mashuri juga mengakui pernah memukuli istrinya.
Hal itulah yang mendasari polisi menetapkan Mashuri sebagai tersangka.
"Dari hasil autopsi, ditemukan memar-memar di kepala korban yang pada akhirnya mengakibatkan korban meninggal dunia.
Tapi itu tidak terjadi seketika. Itu akumulasi dari penganiayaan yang dilakukan suaminya. Terlebih karena korban kondisinya belum fit pasca melahirkan.
Akhirnya dipicu luka lebam itu, korban meninggal dunia," kata Onkoseno saat ditemui awak media di Kantor Sat Reskrim Polresta Pati, Jumat (16/6/2023).
Ia menambahkan, Budiati diduga sudah meninggal dunia sejak Selasa (13/6/2023).
"Suami korban mengakui melakukan pemukulan pada istrinya pada Jumat sepekan sebelumnya.
Tapi sebelum itu juga pernah melakukan penganiayaan karena sifatnya temperamental," ujar dia.
Penganiayaan itu dipicu kecemburuan Mashuri karena dilarang melihat isi HP dari korban.
Tabiat Mashuri

Tabiat Mashuri diungkap Gunadi (51), mertua atau ayah korban Budiati.
Dikatakan Gunadi, menantunya itu berwatak keras dan mudah marah.
Dia juga punya kebiasaan buruk mabuk-mabukan dan berjudi.
Karena itu, Gunadi mengaku tidak pernah mengikhlaskan anaknya dinikahi oleh Mashuri.
Menurut Gunadi, Mashuri adalah menantu tidak sah.
Sebab, putrinya hanya dinikahi secara siri.
"Anak saya itu sebelumnya punya suami sah waktu masih kerja di Jakarta."
"Belum pernah cerai."
"Tapi saat pulang ke Kabupaten Pati, kenal Mashuri, dia selalu didesak untuk menceraikan suaminya," ucap dia.
Gunadi menyebut, tanpa seizin dirinya, Mashuri membawa kabur Budiati.
"Begitu dapat surat merah (akta cerai) langsung dinikahi secara tidak resmi, nikah siri."
"Saya dibohongi katanya harus setuju karena anak saya sudah mengandung anak dari Mashuri," ungkap dia.
Gunadi juga mengaku mengetahui putrinya dipukuli oleh Mashuri pada Jumat (9/6/2023).
"Sabtu (10/6/2023) itu saya mengunjungi cucu-cucu saya untuk memberi uang jajan."
"Saat itu anak saya menangis sambil matanya melirik suaminya."
"Dia menangis sambil tangannya menekan bagian tubuhnya yang sakit."
"Ternyata dia dipukuli pada Jumat," kata Gunadi ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Desa Karangrejo, Kecamatan Juwana.
Gunadi mengatakan, sebelum diketahui bahwa Budiati telah meninggal, cucu-cucunya tidak mengetahui bahwa ibunya sudah tiada.
"Jadi selama hampir dua hari dua malam mereka terlantar."
"Makan apa saja yang ada di kulkas."
"Begitu makanan di kulkas habis ya sudah," kata dia.
Menurut Gunadi, orang yang kali pertama mengetahui bahwa Budiati telah meninggal bukanlah Mashuri, melainkan Ketua RT setempat.
"Ketahuannya itu karena anak yang bayi nangis lama tidak diberi susu."
"Akhirnya Pak RT mendobrak pintu dan melihat anak saya sudah meninggal."
"Lalu Pak RT lapor polisi."
"Setelah Pak RT datang, baru suami anak saya pura-pura datang dan bertanya-tanya apa yang terjadi dan teriak minta tolong."
"Dia juga takut waktu ada yang lapor polisi."
"Berarti kan dia punya kesalahan," jelas Gunadi.
Saat itu, menurut Gunadi, Mashuri tampak gelisah.
Dia merokok satu-dua hisapan lalu rokoknya dibuang sebelum habis.
Seperti itu berulang kali.
Mashuri juga terus memegangi kepalanya.
Dari situlah Gunadi menaruh curiga.
Gunadi berharap Mashuri bisa dihukum seberat-beratnya.
"Saya ikhlas atas kepergian anak saya."
"Saya doakan diterima di sisi Allah."
"Tapi jangan sampai anak saya mati konyol, nyawanya direndahkan."
"Karena itu pelaku harus dihukum seberat-beratnya."
"Kalau hukumannya ringan, saya berani membunuh (pelaku) dan rela dipenjara," tegas Gunadi.
Saat ini, anak sulung dan anak kedua Budiati dirawat oleh Gunadi di rumahnya.
Sementara, anak bungsu yang masih bayi saat ini masih mendapat perawatan intensif di RSUD RAA Soewondo Pati. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Detik-detik Sebelum Budiati Ditemukan Tewas Peluk Bayi, Gunadi Melihatnya Menangis Melirik Suaminya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.