Berita Entertainment

KEHIDUPAN Putri Ariani Peraih Golden Buzzer America's Got Talent, Terungkap Perlakuan di Sekolah

Kehidupan Putri Ariani, peraih golden buzzer dari Simon Cowell saat audisi America's Got Talent, terungkap.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
YOUTUBE
Putri Ariani, gadis Indonesia ikut Americas Got Talent 

SURYA.CO.ID - Kehidupan Putri Ariani, peraih golden buzzer dari Simon Cowell saat audisi America's Got Talent, terungkap.

Kepala SMK Negeri 2 Kasihan, Bantul, atau dikenal SMM Yogyakarta, Agus Suranto menyampaikan, gadis kelas XI itu satu-satunya siswi disabilitas di satu angkatan.

Untuk satu sekolah ada dua orang.

Selama ini Putri dikenal sebagai siswi yang selalu ingin mengembangkan bakatnya.

Sekolah mewajibkan siswa mengambil satu instrumen major.

Tapi, untuk perluasan kompetensi SMM Yogyakarta memberikan kebebasan kepada murid-muridnya.

Dalam kelompok orkestra sebagai pemain flute, Putri Ariani juga tak terjebak dalam star syndrome.

Meski sudah terkenal di tingkat nasional, dan juga mengeluarkan album. Sebuah album penuh bertajuk Melihat dengan Hati yang dirilis pada 16 Oktober 2020 lalu.

Bahkan, jika mengetik nama Putri Ariani di YouTube ada banyak sekali videonya.

Saat audisi America's Got Talent, gadis kelahiran 31 Desember 2005 itu membawakan lagu ciptaannya sendiri, dan diminta Simon membawakan lagu kedua.

Meski segudang prestasi, Agus menilai Putri tak terlihat menonjol di antara teman-teman satu sekolahnya, dan tetap seperti layaknya murid pada umumnya.

"Dia anaknya memang suka tantangan. Di internal SMM, dia sebagai siswa. Sehingga tahu menempatkan diri," kata Agus dikutip dari Kompas.com, Rabu (7/6/2023) malam.

"Saat diorkestra dia menempatkan sebagai pemain. Di kelas menempatkan sebagai siswa," kata dia.

Dijelaskannya, tidak ada teknik khusus membantu murid disabilitas seperti putri.

Menurut Agus, dengan adanya siswa disabilitas bisa menjadikan tantangan bagi guru.

"Melihat karakteristik Putri, justru menjadi tantangan bagi kami untuk memunculkan strategi baru. Tidak ada guru khusus," kata dia.

Agus mengatakan, komunikasi dengan orangtua yang anaknya disabilitas menjadi kunci keberhasilan pembelajaran. Bahkan SMK N 2 Kasihan beberapa tahun lalu memiliki murid autis bisa lulus dengan baik.

"Orangtua antar jemput setiap hari dan ketemu terus setiap hari. Terus ini integrasi beberapa faktor, Putri walaupun levelnya sudah seperti itu (terkenal) dari sisi akademik bagus dia itu," kata Agus.

"Jadi bukan karena dia eksis di luar kemudian tidak seimbang, justru tetap harmonis," kata dia.

Putri berangkat ke Los Angeles, AS untuk mengikuti AGT 2023 sejak beberapa waktu lalu. Dia tetap mengerjakan tugas sekolah secara daring.

Sekolah mengizinkan, termasuk Pemerintah Indonesia. "Selama di luar negeri dia tetap mengerjakan tugas dan belajar secara jarak jauh," kata dia.

Harapannya Putri bisa menginspirasi anak yang lain, kalau ingin maju tidak ada satu hal pun bisa menjadi halangan.

Agus juga bisa tetap rendah hati, terus belajar, dan tidak gentar menghadapi segala tantangan. "Semoga membawa nama harum Indonesia di kancah internasional," kata dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved