Berita Surabaya

Grab Beri Tips 4 Langkah Sederhana Ikut Jaga Kelestarian Bumi

Grab Indonesia ikut serta dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ke-50 tahun, yang jatuh setiap tanggal 5 Juni tersebut.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Grab
Salah satu Mitra Pengiriman GrabExpress yang sedang bertugas dan merupakan hasil kerja sama Grab bersama Danone-Aqua dan Octopus dalam pengumpulan sampah/limbah rumahan melalui layanan GrabExpress Recycle. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Grab Indonesia ikut serta dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ke-50 tahun, yang jatuh setiap tanggal 5 Juni tersebut.

Di tahun 2023 ini, perayaan membawa tema #BeatPlasticPollution untuk mengatasi polusi plastik, salah satu masalah lingkungan terbesar yang tengah dihadapi dunia.

"Selain jadi salah satu polutan terbesar yang membahayakan kesehatan ekosistem planet bumi, penggunaan plastik juga menyebabkan peningkatan emisi karbon yang memengaruhi pemanasan global," kata Rivana Mezaya, Digital & Sustainability Director, Grab Indonesia, Kamis (8/5/2023).

Grab Indonesia juga berbagi empat hal sederhana yang dapat dilakukan untuk ikut berkontribusi mengurangi jejak karbon dalam kehidupan sehari-hari.

"Pertama, kurangi penggunaan plastik sekali pakai," ujar Rivana.

Penggunaan plastik jadi hal tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, bisa mulai kurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan mengganti beberapa produk berbahan plastik dengan produk ramah lingkungan yang dapat dipakai berulang.

"Contoh paling sederhana adalah dengan membawa botol minum yang dapat diisi ulang, menggunakan tas belanja sendiri, serta menghindari penggunaan sedotan plastik," jelas Rivana.

Penggunaan plastik pada pembungkus makanan juga dapat ditukar dengan bahan alternatif seperti rumput laut maupun Bee's Wrap, pengganti bungkus plastik yang terbuat dari kain ataupun kapas organik yang dilapisi lilin.

Usahakan juga untuk membawa dan menggunakan alat makan sendiri.

Apabila melakukan pemesanan makanan online dapat memanfaatkan fitur pemesanan tanpa alat makan seperti yang tersedia pada layanan GrabFood.

"Jika ingin melakukan upaya lebih lanjut, saat ini sudah banyak toko atau layanan yang menyediakan isi ulang produk harian tanpa kemasan pembungkus atau lazim dinamakan bulk store. Konsumen harus membawa wadah masing-masing ketika berbelanja di toko-toko tersebut," beber Rivana.

Kedua, hemat energi dan air di rumah.

Energi merupakan sumber dan solusi atas tantangan iklim yang ada.

Saat ini, kebanyakan sumber energi listrik masih berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca tinggi.

Hal yang sama berlaku bagi air karena untuk mengelola air bersih dibutuhkan banyak energi. Berikut beberapa tips untuk menghemat energi dan air di rumah.
-Matikan lampu dan cabut peralatan listrik yang tidak digunakan.
-Matikan keran saat sedang sikat gigi atau mencuci tangan, pastikan air hanya digunakan saat membilas sabun/berkumur.
-Segera perbaiki keran yang bocor dan batasi waktu mandi.
-Menampung air hujan untuk digunakan kembali, misalnya untuk menyiram tanaman atau mencuci kendaraan.
-Gunakan timer agar AC mati saat jam tidur sudah terlewati.
-Beralih gunakan perangkat elektronik yang lebih hemat energi seperti lampu, AC, mesin cuci, hingga kulkas.
-Hindari membuka pintu kulkas terlalu lama.

Alternatif lain yang dapat dilakukan jika memiliki dana lebih adalah dengan menggunakan sumber energi alternatif untuk menghasilkan listrik di rumah seperti penggunaan panel surya atau solar panel.

Ketiga, daur ulang dan perpanjang waktu penggunaan barang.

Idealnya, masyarakat dapat mempraktikan proses pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, apakah organik atau anorganik.

Jika fasilitas pemilahan sampah umum belum tersedia, saat ini terdapat beberapa layanan yang menawarkan pengelolaan sampah.

"Masyarakat juga dapat mencoba mengelola sampah di rumah dengan menggunakan sampah organik sebagai kompos dan menggunakan layanan pengumpul sampah anorganik seperti yang ditawarkan oleh GrabExpress Recycle bersama Danone-Aqua dan Octopus," terang Rivana.

Pengguna dapat memesan layanan ini di aplikasi Grab dan menyerahkan sampah anorganik seperti botol kemasan plastik, botol kaca, kardus, kaleng hingga alat elektronik kepada Mitra Pengemudi untuk diantar ke Unit Daur Ulang.

Layanan ini dapat dipesan di Jakarta, Tangerang dan Bali.

Selain sampah, barang layak pakai juga dapat dikelola untuk mengurangi jejak karbon.

Barang-barang yang tidak dibutuhkan dapat diberikan pada pihak membutuhkan.

Sudah banyak gerakan yang menerima pakaian atau barang masih layak pakai untuk kemudian didonasikan maupun digunakan sebagai  pembuatan barang lainnya.

Membeli barang bekas yang masih layak pakai seperti pakaian atau furnitur juga dapat dilakukan untuk dapat memperpanjang usia penggunaan barang dan mengurangi volume sampah di bumi kita.

"Keempat, gunakan transportasi yang menghasilkan emisi rendah," ujar Rivana.

Mobilisasi jadi salah satu kegiatan utama bagi masyarakat. Jika membutuhkan transportasi pribadi, salah satu cara terbaik untuk ikut berkontribusi pada lingkungan adalah dengan menggunakan transportasi yang menghasilkan emisi rendah, seperti kendaraan listrik.

Pemerintah Indonesia juga memiliki agenda untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik tanah air dan baru-baru ini memberikan bantuan subsidi untuk pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Berbagai produsen/manufaktur lokal dan internasional telah mengeluarkan lini kendaraan listrik, baik roda dua maupun roda empat.

Namun, beberapa layanan transportasi juga telah menggunakan armada kendaraan listrik seperti Grab Indonesia.

Pionir penggunaan kendaraan listrik sejak 2019, GrabElectric jadi operator kendaraan listrik terbesar di industri ride hailing dengan jumlah armada mencapai 8.500.

Armada mobil GrabElectric dapat ditemukan di bandar udara Soekarno-Hatta di Banten dan I Gusti Ngurah Rai di Bali, sementara armada motor GrabElectric tersebar di 8 provinsi Indonesia.

Pengguna Grab dapat memanfaatkan layanan ini untuk pemesanan transportasi maupun pengantaran makanan dan paket.

"Melakukan empat hal sederhana di atas adalah langkah awal yang dapat dimulai untuk ikut berkontribusi pada lingkungan. Setiap tindakan kecil memiliki dampak yang besar ketika dilakukan berkesinambungan," pungkas Rivana.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved