Ibadah Haji 2023
Kisah Kakek Marlukat, Pedagang Asongan Asal Pamekasan Naik Haji Setelah 30 Tahun Menanti
Kakek Marlukat dan istrinya termasuk dalam kelompok terbang (kloter) 6 dan berangkat menuju Tanah Suci pada Kamis (25/5/2023) malam.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini menjadi momen yang sangat menggembirakan bagi Marlukat, seorang kakek penyandang disabilitas asal Pamekasan, Jawa Timur.
Setelah menanti selama 30 tahun, akhirnya dia bisa berangkat haji. Lebih mengesankan lagi, kakek Marlukat tidak sendirian, melainkan bersama sang istri, Mani.
"Saya berangkat bersama istri," ujarnya dengan sukacita saat diwawancarai SURYA.co.id di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) menjelang keberangkatannya ke Tanah Suci pada Kamis (25/5/2023) sore.
Kakek Marlukat dan istrinya termasuk dalam kelompok terbang (kloter) 6 dan berangkat menuju Tanah Suci pada Kamis (25/5/2023) malam.
Marlukat menceritakan, dia telah menabung selama lebih dari 30 tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci.
Selama lebih dari 30 tahun, Marlukat dan istrinya berjualan sebagai pedagang asongan di Ibukota Jakarta.
Penghasilan dari usaha pedagang asongan di Jakarta itulah yang mereka sisihkan untuk biaya naik haji.
"Kami berjualan di Jakarta bersama istri. Kami telah berada di sana selama lebih dari 30 tahun. Kami menabung dan mengumpulkan uang dari hasil penjualan untuk membeli sawah di Madura. Jika tidak membeli sawah, uang tersebut akan habis," jelas kakek berusia 87 tahun ini dengan bahasa Madura.
Baca juga: Madinah Diguyur Hujan, Semangat Jemaah Haji Indonesia Salat di Masjid Nabawi Tetap Terjaga
Pada tahun 2015, dua petak sawah hasil kerja keras mereka di Jakarta dijual. Pada tahun tersebut, Marlukat memutuskan untuk mendaftar haji.
"Kami mendaftar haji pada tahun 2015 dan menjual sawah-sawah tersebut. Sawah-sawah itu didapatkan dari hasil kerja kami di Jakarta," tambahnya.
Marlukat masuk dalam daftar penerima kuota khusus haji untuk lansia yang diberikan oleh pemerintah karena usianya yang sudah melebihi 85 tahun.
Dengan adanya kuota khusus ini, Marlukat dapat berangkat haji 10 atau 15 tahun lebih cepat.
Marlukat sendiri adalah seorang penyandang disabilitas. Dia terlahir tanpa telapak kaki dan hanya memiliki jari kelingking dan ibu jari pada tangannya.
Meskipun demikian, semangat Marlukat tidak pernah surut dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Madinah
tanah suci
ibadah haji 2023
Running News
kabupaten Pamekasan
Cerita Keluarga di Kloter I Embarkasi Jakarta yang Lakukan Ibadah Haji Bersama Orang Tercinta |
![]() |
---|
Lincah dan Bugar, Calon Jemaah Haji Tertua Kabupaten Trenggalek Bagi Tips Jaga Kesehatan |
![]() |
---|
Satu CJH Lansia Asal Pamekasan Dirawat di UGD RSUD Sampang, Mengeluh Pusing dan Mual |
![]() |
---|
Kebahagiaan Mbah Parinem Bisa Berhaji Meski Sempat Pesimistis, Latih Jalan Kaki 2 KM Setiap Hari |
![]() |
---|
Resep Panjang Umur Mbah Akad, Jamaah haji Tertua Dari Tulungagung Yang Berusia 103 Tahun |
![]() |
---|