Jasad Dicor di Semarang

GELAGAT ANEH Husen saat Ditatap Tajam Teman Nakalnya, Tersangka Mutilasi Bos Galon Dites Kejiwaannya

Inilah gelagat aneh Husen, tersangka mutilasi dan cor jasad bos galon saat dihadapkan dengan bestie-nya, Imam.

Editor: Musahadah
kolase tribun jateng
Husen, tersangka mutilasi dan cor jasad bos galon di Semarang berkelakuan aneh saat ditatap tajam teman nakalnya. 

SURYA.CO.ID - Terungkap gelagat aneh Muhammad Husen, tersangka pembunuhan, mutilasi dan cor jasad bos galon, Irwan Hutagalung saat menjalani rekonstruksi di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, Rabu (24/5/2023).

Kalau biasanya Husen tampak cuek bahkan tak takut meski telah membunuh dan memutilasi bosnya, kali ini pria berusia 28 tahun itu tampak kikuk. 

Kekikukan Husen terlihat saat dia berhadapan dengan Imam, teman yang diajaknya bersenang-senang seusai mengambil harta Irwan Hutagalung setelah membunuhnya.  

Saat Imam yang juga tersangka kasus ini tampak memandang tajam ke arahnya, Husen justru membuang pandangan. 

Hal itu terjadi beberapa kali saat pedagang angkringan ini juga dihadirkan dalam rekontruksi tersebut. 

Baca juga: ASYIK Saat Pesan PSK Online, Teman Tersangka Mutilasi dan Cor Bos Galon Kini Bingung Istri Hamil Tua

Selama hampir dua jam dihadirkan dalam rekontruksi, mereka justru tampak asing.  Padahal sebelumnya mereka berhura-hura mabuk hingga memesan PSK online bersama-sama. 

Dalam rekontruksi, Husen mengenakan baju tahanan hitam nomor 24.

Sedangkan Imam mengenakan kaos olahraga berlogo gambar bendera Indonesia.

Selama proses rekontruksi, terungkap pula Husen diperintah korban Irwan Hutagalung (53) untuk membeli rokok dan autan beberapa jam sebelum kejadian.

Ketika dipanggil Irwan, Husen tengah asyik mengobrol dengan Imam.

Husen segera memenuhi perintah bosnya, lalu kembali bekerja mengelap galon.

Habis itu, ia buang air besar sembari mengamati bosnya untuk memastikan apakah sudah tertidur.

Setalah momen itulah, Husen melakukan aksinya dengan menhujamkan linggis ke kepala korban.

Husen lalu kembali ke kamar mandi untuk mencuci linggis kemudian menaruhnya kembali di dekat galon di dalam toko.

Terkait kondisi kejiwaan Husen, pihak Polrestabes Semarang berencana melakukan observasi psikologi. 

Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang, Iptu Dionisius Yudi Christiano mengatakan, anggotanya telah berkomunikasi dengan Husen.

Hasilnya, Husen memang tampak normal. Namun, kondisi tersebut bukan menjadi patokan terkait kondisi psikologinya.

"Kami perlu observasi dari rumah sakit yang akan melakukan tes kejiwaan," katanya, Rabu (24/5/2023).

Satreskrim Polrestabes Semarang sudah meminta bantuan dari  satu rumah sakit jiwa di kota lumpia.

 "Ada proses observasi dari rumah sakit nantinya  memakan tahap  waktu yang cukup lama.Nanti ketika sudah ada hasil kami sampaikan," bebernya.

Hasil tes kejiwaan tersebut nantinya dapat mengubah alur kasus tersebut. 

Sebab, ketika Husen ternyata memiliki gangguan jiwa maka bisa lepas dari jerat hukum.

"Jika memang tersangka mengalami gangguan dan tak bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya tentunya akan ada perubahan," sambungnya.

Imam Bingung dan Tertekan 

Imam, teman Husen, bingung setelah jadi tersangka pembunuhan dan mutilasi bos galon di Semarang. Padahal seelumnya asik-asik aja saat open BO PSK online.
Imam, teman Husen, bingung setelah jadi tersangka pembunuhan dan mutilasi bos galon di Semarang. Padahal seelumnya asik-asik aja saat open BO PSK online. (kolase tribun jateng)

Di bagian lain, kebingungan tengah menyelimuti Imam, teman Muhammad Husen yang juga tersangka kasus pembunuhan, mutilasi dan cor jasad bos galon Irwan Hutagalung di Kota Semarang.

Imam ditetapkan tersangka karena mengetahui pembunuhan disertai mutilasi dan cor jasad bos galon yang dilakukan Muhammad Husen.

Bukannya melapor, Imam justru ikut menikmati uang yang dicuri Husen dari bos galon Irwan Hutagalung setelah membunuhnya.

Kini, setelah kasusnya terungkap dan dia ditetapkan tersangka, Imam mengaku bingung karena tidak dapat bekerja. 

Apalagi, saat ini sang istri tengah hamil tujuh bulan. 

Baca juga: AKHIRNYA Teman Husen yang Tahu Mutilasi dan Cor Jasad Bos Galon Jadi Tersangka, Tak Ditahan, Kenapa?

"Iya, istri lagi hamil tujuh bulan, bingung cari biaya persalinan," katanya di lokasi kejadian, Rabu (24/5/2023).

Ia menyebut, setiap hari merasa tertekan sehingga tidak dapat bekerja.

Kondisi ini berkebalikan saat dia menerima ajakan Husen untuk bersenang-senang selepas karyawan air minum isi ulang itu membunuh bosnya dan membawa lari hartanya. 

Imam justru asyik mabuk-mabukan bersama Husen memakai uang itu, 

Bahkan Imam bersama Husen juga memesan PSK online.   

Mereka open BO dua cewek untuk mereka masing-masing.

"Habis total Rp 1 juta  di hotel Banjarsari, kami pulang subuh," katanya saat ditemui di sela rekonstruksi  kasus pembunuhan mayat dicor Semarang di Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, Rabu (24/5/2023).

Dalam rekontruksi yang dimulai pukul 09.50 WIB Imam dihadirkan bersama bekas karyawan Irwan, Yuli. 

Imam  mengaku, sempat dicurhati Muhammad Husen yang akan membunuh bosnya alias korban.

Dia mengklaim sempat memberi nasihat supaya tidak melakukan perbuatan tersebut.

Namun, saran dari Imam tak diindahkan.

"Saya pesan ke dia, jangan gitu nanti urusan belakang bisa panjang tapi dia (husen) diam saja," papar Imam di lokasi kejadian.

Menurutnya, alasan Husen membunuh bosnya lantaran sakit hati akibat sering dipukuli dan dimarahi.

Hanya saja, ia tidak pernah menjumpai hal itu secara langsung.

"Tak lama cerita, habis itu benar kejadian," sambungnya.

Sesudah membunuh korban, Husen mendatangi Imam yang  sedang mencuci gelas di warung angkringan.

Husen bercerita habis eksekusi korban. Reaksi Imam ketika itu kaget. Namun, dianggap santai  saja oleh Husen.

"Mas Husen bilang , rapopo kuwi urusanku (tidak apa-apa, itu urusan saya)," paparnya.

Ia beralasan tidak lapor polisi selepas kejadian karena takut  dan bingung.

Ketakutan Imam berupa ikut dibunuh pula oleh Husen.

Apalagi tidurnya juga di ruko dekat lokasi kejadian.

"Ruko tersebut berupa pintu rolling door sehingga bisa dibuka dari luar.

Saya juga kalau tidur susah bangun, saya takut ketika tidur digituin (dibunuh)," jelasnya. 

Meski polisi  menetapkan Imam sebagai tersangka, namun pedagang angkringan itu tidak ditahan. 

Hal ini beralasan karena ancaman hukuman Imam di bawah lima tahun penjara. 

"Imam tidak ditahan, masih wajib lapor. Satu kasus bisa ditahan bilamana ancaman hukuman lima tahun ke atas. Kalau di bawah itu tidak ditahan," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, Selasa (16/5/2023).

Kepada polisi, Imam berdalih tidak melaporkan pembunuhan tersebut lantaran takut.

Ketakutan itulah yang membuatnya kini berstatus tersangka dengan jeratan pasal 55 KUHP.

"Tetap kita proses karena dia tahu perbuatan pidana tapi tidak melaporkan," jelasnya.

Selain sebagai tersangka, Imam juga menjadi saksi untuk kasus pembunuhan berencana dengan tersangka utama Muhammad Husen yang kini dijerat pasal berlapis. 

"Jadi ada dua hal, Imam jadi menjadi saksi di sisi lain ia menjadi tersangka," imbuh Kapolrestabes.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Psikologis Terlihat Normal, Husen Akan Tetap Mengikuti Tes Kejiwaan Usai Bunuh Bosnya Secara Keji

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved