Warga Tewas Tertembak Peluru Polisi
TERNYATA Polisi yang Tembak Warga Gunungkidul hingga Tewas Pinjam Senjata Rekannya, Terancam Dipecat
Briptu MK terancam diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) dari Polri setelah terlibat insiden penembakan di Gunungkidul.
SURYA.CO.ID - Briptu Muhammad Kharisma Anugerah alias Briptu MK terancam diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) dari Polri setelah terlibat insiden penembakan Aldi Aprianto (19) saat acara hiburan bersih Telaga Tekik, di Padukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Girisubo, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Minggu (14/5/2023) malam.
Dalam kejadian itu, senjata laras panjang Briptu Muhammad Kharisma Anugerah mengenai leher bagian bawah tembus sampai dada bawah Aldi Aprianto.
Akibatnya, Aldi Aprianto meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke rumah sakit.
Briptu MK pun menjadi tersangka kasus ini dengan sangkaan pasal 359 KUHP karena kesalahannya atau kelalaiannya mengakibatkan seorang meninggal dunia.
"Adapun proses penyidikan yang saat ini sedang dilakukan bahwasanya penyidik Polda DIY telah menetapkan satu orang tersangka yang bernama Briptu MK," kata Direskrimmum Polda DIY, Nur Edi saat ditemui di Polda DIY, Senin (15/5/2023).
Baca juga: SOSOK Oknum Polisi Tak Sengaja Tembak Warga Gunungkidul hingga Tewas, Ucap Ini Saat Korban Terkapar
Edi mengatakan MK merupakan anggota Polsek Girisubo yang beralamatkan di Condongcatur, Depok, Sleman, DIY.
Dia kelahiran tahun 1995 yang berarti sekarang berusia 28 tahun.
Sementara Kabid Propam Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kombes Pol Harianta mengatakan Briptu MK bertugas di Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, DIY karena sedang menjalani proses demosi.
"Jadi dia bertugas di Girisubo sedang menjalani proses pengawasan, yaitu proses Demosi," katanya.
Demosi ini seharusnya selesai pada 6 September 2026. Harianta ungkap Briptu MK belum genap setahun bertugas di Girisubo.
"Demosi ini harusnya berakhir sampai tanggal 5 September 2026 jadi belum setahun di Girisubo. Pasti ada pelanggaran hasil dari sidang sanksi diberikan Demosi itu," kata dia.
Harianta ungkap Briptu MK meminta senjata SS 1 V1, dari tangan juniornya tanpa sepengetahuan Kapolsek Girisubo.
"Terkait dengan kejadian ini Kapolsek tidak ada berada di tempat jadi masih akan kita dalami pada saat kegiatan pengamanan itu dan melaksanakan izin. Ini nanti kita juga akan kita lakukan pemeriksaan gimana sebagai manajer dia harus mengawasi pelaksanaan kegiatan di polseknya," jelas dia.
Atas peristiwa ini, Briptu MK terancam sanksi terberat, yakni Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).
"Kode etik itu nanti sanksi yang paling berat maksimal kita adalah PTDH ya maksimal," kata dia.
Menurut dia dalam penggunaan senjata api (senpi) untuk melakukan pengamanan sudah ada standar operasional prosedur (sop), pihaknya nanti akan melakukan pendalaman dimana titik lemahnya atau kesalahannya.
"Di mana dari pengawasan dari mungkin dari Kanitnya kemudian meningkat lagi dengan dari Kapolseknya mereka dengan penggunaan senpi," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, seorang pemuda diduga tertembak polisi di Padukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Girisubo, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Minggu (14/5/2023) malam.
Dukuh Wuni David Nurvianto (24) mengatakan, kejadian ini bermula saat ada acara musik elekton yang dilakukan dua padukuhan yakni Wuni dan Tekik dalam rangka bersih Telaga Tekik.
Saat itu, sempat ada kericuhan antarpenonton.
Namun, saat sudah mulai mereda, tiba-tiba terdengar suara tembakan satu kali.
Salah seorang warga, Aldi Aprianto (19) terkapar dengan luka pada lengan atas tembus ke dada bawah.
Korban sendiri hanya diam dalam posisi duduk di depan panggung karena dirinya sebagai panitia.
"Entah sengaja atau tidak dari pihak kepolisian salah satu oknum membawa senjata laras panjang yang pelatuknya tertarik mengenai salah satu warga saya," kata David saat ditemui di rumah duka Padukuhan Wuni RT 23 RW 7, Senin (15/5/2023).
"Terdengar satu kali suara tembakan," kata dia.
Totok Wahyudi, sepupu korban menyayangkan peristiwa yang terjadi pada Minggu malam kemarin.
"Memang tidak disengaja, tapi itu sebuah kelalaian," kata Totok pada wartawan, Senin (15/05/2023).
Menurutnya, kelalaian tersebut menyebabkan hilangnya nyawa sepupunya.
Apalagi Aldi dikenal sebagai orang yang pendiam, dan saat kejadian tidak terlibat kericuhan yang memicu tembakan tersebut.
Aldi diketahui menjadi panitia acara hiburan yang digelar semalam.
Totok sendiri juga sempat hadir di lokasi, sampai akhirnya ada keributan antar warga.
"Saya saat itu balik badan karena tak ingin terlibat, lalu ada suara tembakan," tuturnya.
Awalnya Totok menduga tembakan dilepaskan ke atas dengan tujuan membubarkan massa.
Namun ternyata justru mengarah ke bawah dan mengenai Aldi hingga akhirnya meninggal dunia di RSUD Wonosari.
Pihak keluarga bersama warga kini berupaya untuk terus mengawal kasus ini.
Koordinasi dilakukan dengan Polsek Girisubo dan Polres Gunungkidul dalam penanganan kasus ini.
"Proses hukum tetap berjalan dan harus ada keadilan dari kejadian ini," kata Totok.
Ucapan Briptu MK saat Korban Terkapar

Kepala Dukuh Wuni, David Nurvianto mendapat informasi jika aparat yang dimaksud sudah menyerahkan diri ke Polres Gunungkidul.
Pihaknya pun kini menunggu proses selanjutnya.
Sepengetahuan David, aparat tersebut membawa senjata jenis laras panjang.
Tembakan diduga terlepas saat ia turun dari panggung dan pelatuknya tertarik.
Tembakan pun mengenai Aldi yang sedang duduk di bawah panggung.
Sementara Derry Saputra (29), warga setempat sempat melihat oknum tersebut berusaha membangunkan Aldi yang sudah terkapar.
"(Oknum polisi yang diduga menembak) sempat muni (bilang) ayo bangun tangi," kata Derry Saputra saat ditemui Padukuhan Wuni RT 23 RW 7, Senin (15/5/2023).
Saat itu, warga sempat menduga korban kaget dan sempat dibiarkan selama beberapa menit.
Namun karena kondisi lemas, akhirnya korban ditolong oleh warga.
"(Terdengar suara) ayo bangun, otomatis teman-teman berpikir berarti enggak apa-apa kurang lebih 10 menit saya angkat lalu bawa ke Puskesmas Rongkop," kata Derry.
Derry menceritakan, saat dirinya menyetir mobil membawa korban ke Puskesmas Rongkop, Aldi sempat mengerang kesakitan.
"Korban masih sempat mengerang 'argghh'," kata Derry.
Sesampainya di Puskesmas Rongkop, korban dioper menggunakan ambulans dibawa ke RSUD Wonosari.
Saat itu dirinya membawa keluarga korban mengikuti dari belakang.
"Setelah ambulans sampai (di RSUD Wonosari) saya juga datang. Saya tanya ke dokter (RSUD Wonosari) katanya sudah tidak bisa tertolong," kata dia.
Akhirnya keluarga dibawa kembali karena semuanya shock,kehilangan keluarga yang masih muda.
"Orangnya baik, ngerokok saja tidak," kata dia.
Lurah Nglindur, Hanan Amsori menyatakan akan memberikan pendampingan pada keluarga Andi.
Terutama terkait proses hukumnya.
"Sebab korban adalah warga kami, dan kami wajib memberikan pendampingan," kata Hanan dihubungi pada Senin (15/05/2023).
Ia mengungkapkan mediasi dengan keluarga korban dan warga juga dilakukan pada Minggu (14/05/2023) malam, seusai kejadian.
Kapolres Gunungkidul AKBP Edy Bagus Sumantri turut hadir dalam mediasi.
Hanan pun menyampaikan langsung pada Edy agar kasus ini ditangani dengan serius.
Hal ini juga sudah menjadi keinginan keluarga korban dan warga di Pedukuhan Wuni.
"Kami minta (kejadian ini) diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku," ujarnya. (triun jateng/kompas.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi yang Tembak Warga hingga Tewas di Gunungkidul Terancam Dipecat
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.