Berita Surabaya

Kelompok Tani Kosagrha Lestari di Rungkut Surabaya Sukses Kembangkan Urban Farming

Memberdayakan para lansia, kelompok tani bernama Kosagrha Lestari di Rungkut Surabaya ini sukses mendapat omzet jutaan rupiah tiap bulannya.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Warga RW 4 Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Surabaya, sukses mengembangkan pertanian berkonsep urban farming, Senin (15/5/2023). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Warga RW 4 Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Surabaya, sukses mengembangkan pertanian berkonsep pertanian urban.

Memberdayakan para lansia, kelompok tani bernama Kosagrha Lestari ini sukses mendapat omzet jutaan rupiah tiap bulannya.

Berdiri sejak 26 Oktober 2021, kelompok tani ini lahir dari komitmen bersama untuk menghijaukan pekarangan lingkungan mereka. Saat itu, mereka mendapatkan pelatihan pertanian dari mahasiswa.

"Berawal dari penyuluhan teman-teman UPN (UPN Veteran Jatim) tentang komposter dan menanam sayuran, kami akhirnya mempunyai ide untuk mengembangkan pertanian di tempat kami," kata Ketua kelompok tani Kosagrha Lestari, Pridha Nashari Rahmatika, Senin (15/5/2023).

Idenya, warga ingin memanfaatkan lahan kosong di balai RW. Harapannya, lahan tersebut bisa menghasilkan berbagai tanaman yang bisa dikonsumsi warga.

"Sebelumnya, balai RW ini tidak ada sayurannya sama sekali. Padahal, kami memiliki greenhouse, namun tidak terpakai selama belasan tahun," ujar Pridha.

Ketua RW setempat akhirnya memiliki ide untuk mengembangkan sayuran. Karena lahan yang sempit dan cuaca yang hangat, mereka memilih mengandalkan pertanian berkonsep urban farming dengan sistem hidroponik.

Sistem ini dinilai paling memungkinkan untuk mendapatkan hasil sayuran melimpah dengan modal yang efisien.

Pada awal pembentukannya, sayuran yang dipilih hanyalah Pakcoy.

"Kami awalnya urunan sesama anggota. Misalnya untuk beli bibit sayuran. Setelah panen, hasil dijual, hasil penjualan untuk beli benih lagi," ungkap Pridha.

Komitmen kerja keras kelompok tani ini lantas mendapatkan perhatian dari Pemkot Surabaya. Kelompok ini lantas mendapatkan bantuan fasilitas peralatan, pendampingan pertanian hingga teknis penjualan.

Lahan hidroponik pun semakin berkembang. Hasil panen pun semakin besar. Anggota yang dilibatkan semakin banyak.

"Awalnya hanya 15 orang, sekarang telah mencapai 40 anggota yang ikut membantu," Pridha menuturkan.

Tanaman yang dihasilkan pun semakin bervariasi. Dari yang awalnya hanya pakcoy, kini bertambah berbagai sayuran hingga buah-buahan. Di antaranya, terong, tomat, labu, gambas, selada, kembang ko, hingga melon.

Tak hanya itu, untuk semakin memperbesar keuntungan, kelompok tani ini juga mengembangkan usahanya menjadi produksi olahan kemasan.

"Kalau hanya jualan sayuran, murah. Sehingga, bagaimana caranya bisa mendapatkan keuntungan banyak," jelas Pridha lagi.

"Akhirnya, kami jualan jus sawi. Biaya produksi murah. Namun, harga jualnya tinggi. Sehingga, keuntungan lebih tinggi dibanding sayuran saja," imbuh perempuan berkerudung ini.

Bahkan, beberapa di antaranya juga dijual melalui marketplace dengan mekanisme pre-oder.

"Omzetnya lumayan. Sekitar Rp 3 jutaan per bulan," ungkapnya.

Selain jus sawi, pihaknya juga kini tengah menyiapkan teh bunga telang (telang tea), teh rosella, chicken roll dengan sayuran hingga rengginang sawi.

"Kami siapkan UMKM. Akhir Mei kami akan ikut pameran di pemkot," katanya.

Menurutnya, aspek keuntungan ekonomi bukan merupakan prioritas pihaknya. Sebab, ia ingin mengutamakan warga dapat mencari sayuran dengan mudah serta lingkungan RW nya bisa menjadi lebih sehat.

"Ibu-ibu di sini kalau butuh tomat, kemangi atau sayuran lainnya nggak bingung. Tinggal metik," papar Pridha.

Sebaliknya, apabila ada keuntungan dari penjualan maka akan diprioritaskan untuk menambah lahan dengan membuat greenhouse.

"Kami ingin semakin memperbanyak sayuran yang ditanam," ujarnya.

Atas kerja keras mereka, kelompok tani ini juga mendapat bantuan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melalui Bertani di Kota atau BRInita memberikan sejumlah alat, bangunan gazebo, greenhouse, hingga pendampingan pertanian.

"Dengan bantuan ini, kami optimis hasil pertanian semakin melimpah. Kualitas sayurnya juga semakin bagus. Apalagi, di sini organik," katanya.

Selain sayuran, kini pihaknya mulai bersiap budidaya perikanan. "Kami juga punya boozem. Di sini ada budidaya patin, nila, hingga lele. Ini yang akan kami kembangkan ke depan," katanya.

"Tak hanya dijual, produk ini juga bisa dinikmati warga. Warga bisa memancing, tak perlu membeli," katanya.

BRI dalam kesempatan tersebut memberikan bantuan berbagai program dengan total nilai mencapai Rp321 juta. Bersinergi dengan Ikatan Wanita BRI (IWABRI), program ini masuk dalam Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BRI.

"Kami ingin memberdayakan masyarakat di lahan yang sempit. Sehingga, bisa memberikan nilai tambah, terutama bagi para ibu-ibu," kata Perwakilan Regional Operation Head BRI Surabaya, Amalia Rahajeng di sela penyerahan bantuan di tempat ini.

"Kami ingin menggandeng ibu-ibu di perkotaan. Dengan lahan yang sempit, ibu-ibu ini tidak perlu membeli sayuran namun bisa menghasilkan sayuran untuk konsumsi sendiri hingga bisa dijual," katanya.

Selain itu, program ini diharapkan bisa semakin menghijaukan kawasan. "Kenapa kami memilih kelompok ini? Karena dengan effort yang luar biasa, dengan didukung ibu-ibu lansia, mereka punya semangat untuk menghijaukan lingkungan," katanya.

"Ini seharusnya bisa menjadi teladan kelompok lain. Bahkan, menjadi wisata edukasi bagi masyarakat Surabaya," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved