Miris Guru Bully Siswa hingga Nangis Sesenggukan, Diejek Gegara Gendut, Ortu: Banjir Tersedu-sedu
Serang siswa menangis sesenggukan setelah diejek oleh gurunya lantaran memiliki tubuh yang gendut.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Seorang guru tega membuat siswanya sedih hingga menangis sesenggukan.
Siswa tersebut tak kuasa membendung kesedihan usai di-bully oleh sang guru.
Ia diejek oleh gurunya lantaran memiliki tubuh yang gendut.
Bahkan, siswa tersebut juga dibanding-bandingkan dengan temannya yang memiliki badan lebih kurus.
Setelah diejek, siswa itu menjadi sedih.
Ia pun menangis hingga terseduh-seduh sepulang dari sekolah.
Baca juga: Kecil Sering Kena Bully, Srikandi Rindam V/Brawijaya Ini Sekarang Jadi Petarung Peraih Medali Emas
Tidak sedikit yang menyayangkan perilaku guru yang dinilai tidak terpuji itu.
Kisah ini tersebar di media sosial usai diunggah oleh orang tua siswa. Berikut kisah selengkapnya.
Melansir TribunnewsMaker.com, seorang anak kecil menangis setelah dikatai gendut oleh guru di sekolahnya.
Dikutip oleh World of Buzz pada 15 April 2023, video anak tersebut menjadi viral di Malaysia.
Guru di Malaysia berpikir bahwa tidak apa-apa mempermalukan murid ini di depan teman-teman sekelasnya,
Dalam video berdurasi 30 detik yang telah ditonton lebih dari 300 ribu kali di TikTok ini, gadis tersebut terdengar menangis tersedu-sedu.
"Guru mempermalukan anak saya di depan teman-temannya,
Guru itu bahkan membandingkannya dengan teman-temannya yang lebih kurus,
Dari jauh, saya bisa melihatnya menangis, ketika dia masuk mobil, tangisannya langsung meledak," kata sang Ibu.
Ejekan gemuk tidak berhenti sampai di situ, karena sang guru mengatakan bahwa ia bahkan mungkin tidak akan menikah jika ia mempertahankan berat badannya.
Menjelang akhir video, orang tua murid tersebut menyebutkan bahwa masalah ini telah selesai.
Ia memutuskan untuk mengambil jalan yang lebih baik dan tidak menghukum guru tersebut atas tindakannya.
"Kasus ini telah diselesaikan ketika saya mengajukan keluhan kepada kepala sekolah,

Baca juga: Bocah 7 Tahun Penyandang Stoma Jadi Pemulung di Bangkalan, Putus Sekolah Akibat Kerap Di-Bully
Guru tersebut telah diminta untuk membuat surat pernyataan,
Namun saya memutuskan untuk mengambil jalan yang lebih baik,
Saya berharap masalah ini akan menjadi pelajaran bagi guru dan orang lain,
Mempermalukan tubuh seharusnya tidak dinormalisasi,
Anak-anak juga memiliki perasaan," kata Ibu tersebut.
Kisah Serupa: Siswa Di-bully Guru Gegara Hijab
Sebelumnya, kasus bullying atau perundungan terhadap murid yang dilakukan oleh seorang pengajar tejadi di sebuah sekolah menengah atas (SMA) Negeri di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Melansir Kompas.com, diduga perundungan itu dilakukan seorang guru mata pelajaran matematika saat sedang mengajar di ruang kelas.
Di hadapan para murid, guru tersebut memarahi dengan melontarkan kata-kata bullying kepada korban selama dua jam penuh.
Korban dimarahi sepanjang jam pelajaran berlangsung hanya karena tidak mengenakan jilbab.
Penuturan ayah korban, AG (47), perundungan terhadap anaknya itu berlangsung selama dua jam di dalam ruang kelas yang disaksikan seluruh murid secara terang-terangan.
"Waktu pelajaran matematika selama dua jam penuh dimarahi.
Sampai ketakutan, nangis, sampai dredeg (gemetar ketakutan), kata-katanya itu berlebihan," kata dia.
Di sela-sela pembelajaran itu, guru tersebut diduga melontarkan kata-kata yang berujung merundung anaknya.
"Guru matematika itu, memarahi dia sudah cenderung ke arah bullying.
Pada dasarnya, pendidik edukasinya kan harusnya tatarannya objektif.
Tapi ini sudah masukkan subjektivitas guru itu sendiri," ungkap dia.
Menurut dia, masalah individu dengan Tuhannya merupakan urusan personal masing-masing.
"Karena masalah individu dengan Tuhannya tidak ada yang boleh mencapai.
Itu wujud, toleransi ditanam seperti juga sekolah negeri, satu aturan berpakaian juga sudah diatur juga.
Saya minta, saling support memastikan anak-anak kita mendapatkan perlakuan tidak perlu karena efeknya, multiplayer," jelas dia.
Sebagai orangtua, selama ini dia sudah memberikan edukasi kepada anaknya dan juga sudah dilaksanakan.
Kendati demikian, tidak bisa dilaksanakan secara memaksa dan berlebih-lebihan sehingga membutuhkan waktu.
Pihak keluarga telah melaporkan kasus tersebut ke kepolisian dengan terlapor guru matematika.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.