Pemilu 2024

Wawancara Eksklusif Fuad Bernardi, Putra Mensos Risma yang Siap Nyaleg di Pemilu 2024

Perebutan kursi DPRD Jatim di Pemilu 2024 mendatang bakal diwarnai sejumlah wajah baru, salah satunya Fuad Bernardi.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: irwan sy
Yusron Naufal Putra/TribunJatim.com
Putra sulung Mensos Tri Rismaharini (Risma) Fuad Bernardi (kiri), akan berangkat maju caleg dari PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024. Hal ini terungkap saat berbincang dalam podcast TribunJatim Network yang dipandu wartawan Harian Surya Faiq Nuraini belum lama ini. 

Selain dari masyarakat, relawan juga kebetulan dari partai karena saya sudah terdaftar KTA PDI Perjuangan itu sejak 2018. Nah itu meminta saya untuk maju di tingkat provinsi.

SURYA: Dorongan itu apakah juga karena anda Ketua Karang Taruna Kota Surabaya?

Fuad Bernardi: Saat ini memang saya menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Kota Surabaya periode 2019-2024 kemudian selain itu juga kemarin baru mendapatkan amanah dari Ketua DPC PDIP Surabaya untuk menjadi Ketua BMI atau Banteng Muda Indonesia yang merupakan sayap dari PDI Perjuangan. Itu kemarin diberikan SK dan dilantik oleh Plh Ketua DPD Jatim Pak Kanang.

SURYA: Seberapa yakin untuk nyaleg di Pemilu 2024?

Fuad Bernardi: Kalau saya berangkatnya memang dari permintaan temen-temen, relawan dan masyarakat. Termasuk temen-temen Karang Taruna karena mereka ingin paling tidak ada perwakilan atau kader Karang Taruna di legislatif. Dalam artian untuk bisa mewakili kepemudaan terutama Karang Taruna di legislatif.

SURYA: Artinya itu jadi modal anda, selain kapasitas dan pengalaman?

Fuad Bernardi: Selain di Karang Taruna memang saya juga ada di Badan Pengurus Pusat Hipmi. Kemudian selain itu ada juga di Wakil Sekretaris Karang Taruna Nasional terus selain itu saya juga diminta amanah untuk ngisi di Wakil Ketua IPSM. Itu semacam pekerja sosial masyarakat. Jadi kalau biasanya di Surabaya itu pake jas warna krem, yang biasanya ada di kampung-kampung itu mereka yang data warga kesusahan, mungkin warga yang stunting atau mungkin warga yang butuh bantuan permakanan atau mungkin disabilitas. Itu memang salah satu tugasnya dari PSM juga. Karena sebenarnya itu IPSM, Karang Taruna, kemudian ada TKSK dan Tagana itu menjadi satu dalam pilar-pilar sosial. Karena kita dibawah Kementerian Sosial.

SURYA: Bisa diceritakan mengapa anda akan nyaleg untuk kursi DPRD Jatim dan mengapa tidak di DPRD Kota Surabaya?

Fuad Bernardi: Itu sebenarnya penugasan. Jadi, pada waktu sehari sebelum pendaftaran saya ditelpon sama Pak Ketua DPC PDIP Adi Sutarwijono diminta untuk besoknya segera datang ke DPC sambil melengkapi persyaratan pencalegan. Karena memang perintah dari Pak Ketua, itu permintaan Pak Sekjen DPP PDIP Pak Hasto. Jadi, penugasan pencalegannya itu untuk DPRD provinsi.

Secara basis massa dan suara dan popularitas di Surabaya, Insyaallah saya cukup dikenal. Semenjak Ibu dua periode itu saya sering keliling, semenjak Ibu Pilwali 2010, 2015 itu saya juga ikut menjadi salah satu timses dalam bentuk relawan. Itu keliling ke seluruh Kota Surabaya. Paling tidak masyarakat dan tokoh masyarakat itu sudah ada yang cukup mengenal saya.

SURYA: Apa sebetulnya yang mendorong anda terjun ke politik hingga nyaleg?

Fuad Bernardi: Pertama, memang karena dorongan dari masyarakat, relawan dan para tokoh masyarakat. Sebenarnya dorongan ini sudah ada sejak dari 2019. Pada waktu itu menjelang pendaftaran memang banyak yang mendorong saya. Selama periodenya Ibu saya berusaha bantu masyarakat mulai dari pendidikan, kesehatan bahkan ada pekerjaan juga kita bantu. Pemikiran saya, sebagai manusia bisa punya nilai lebih apabila bisa bermanfaat untuk manusia lain.

Karena dorongan itu saya mencoba untuk daftar. Apalagi, saya sudah punya KTA PDI Perjuangan. Itu 2019. Karena prosesnya mepet kemudian pas ketemu sama Ibu saya nyampaikan terus Ibu kurang berkenan untuk saya maju di tahun 2019. Kalau persepsi saya mungkin, saat itu secara umur belum cukup. Mungkin harus menata mental dulu, di level itu mungkin menurut Ibu saat itu belum. Kemudian yang kedua, mungkin Ibu takut saya memanfaatkan jabatan Ibu untuk melenggangkan keinginan saya. Bisa jadi seperti begitu, itu feeling saya. Saat saya menyampaikan ke Ibu dan beliau tidak berkenan saya tidak berani tanya alasannya kenapa. Karena sebagai anak, ya ketika orang tua tidak berkenan ya harus tunduk dan patuh.

Justru yang lucu itu saat pemilihannya di tahun 2019. Karena memang ketika saya mendaftarkan itu sudah rame di media waktu itu. Terus ternyata kan di daftar caleg tetapnya saya tidak masuk. Setelah itu akhirnya sampai pemilihan. Pada saat coblosan di TPS ada banyak warga yang mikir saya nyaleg. Jadi banyak yang di TPS itu agak lama karena nyariin nama saya. Itu banyak yang cerita begitu ke saya. Dulu itu memang rencananya di dapil 1 untuk provinsi.

SURYA: Untuk Pemilu 2024 berarti sudah resmi mendaftar?

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved