Ramadhan 2023

HUKUM Baca Niat Puasa Ramadhan Setelah Waktu Subuh Berbeda dengan Puasa Sunnah

Apa hukum bagi seseorang yang membaca niat puasa Ramadhan setelah waktu Subuh? Berikut penjelasannya sesuai sabda Rasulullah SAW.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Pixabay/mohamed_hasan
Membaca niat puasa Ramadhan setelah waktu Subuh, hukumnya apa? 

SURYA.CO.ID - Apa hukum bagi seseorang yang membaca niat puasa Ramadhan setelah waktu Subuh? Berikut penjelasannya sesuai sabda Rasulullah SAW.

Beberapa muslim mungkin pernah mengalami bangun kesiangan dan melewatkan waktu sahur. Kemudian baru membaca niat puasa Ramadhan setelah waktu Subuh.

Melansir Tribun Pontianak, membaca niat sebelum menjalankan puasa Ramadhan hukumnya wajib.

Hukum berniat adalah wajib dan puasa Ramadhan tidaklah sah kecuali dengan berniat, begitu pula puasa wajib atau puasa sunnah lainnya tidaklah sah kecuali dengan berniat.

Dalil wajibnya berniat adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907)

Jika niat puasa wajib baru dimulai setelah terbit fajar Subuh, maka puasanya tidaklah sah.

Dalilnya adalah hadits dari Hafshah—Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha–, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

“Siapa yang belum berniat di malam hari sebelum subuh, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. An-Nasai, no. 2333; Ibnu Majah, no. 1700; dan Abu Daud, no. 2454. Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini).

Sedangkan untuk puasa sunnah, boleh berniat di pagi hari asalkan sebelum waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat).

Dalilnya sebagai berikut,

عَنْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا دَخَلَ عَلَىَّ قَالَ « هَلْ عِنْدَكُمْ طَعَامٌ ». فَإِذَا قُلْنَا لاَ قَالَ « إِنِّى صَائِمٌ »

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menemuiku lalu ia berkata, “Apakah kalian memiliki makanan?” Jika kami jawab tidak, maka beliau berkata, “Kalau begitu aku puasa.” (HR. Muslim, no. 1154 dan Abu Daud, no. 2455).

Penulis Kifayah Al-Akhyar berkata, “Wajib berniat di malam hari. Kalau sudah berniat di malam hari (sebelum Shubuh), masih diperbolehkan makan, tidur dan jimak (hubungan intim).

Jika seseorang berniat puasa Ramadhan sesudah terbit fajar Shubuh, maka tidaklah sah.” (Kifayah Al-Akhyar, hlm. 248).

Niat Puasa Ramadhan Setiap Hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta'âla.

Artinya: "Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala."

Sedangkan Madzhab Maliki membolehkan membaca satu kali niat untuk puasa satu bulan penuh.

Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كله ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma syahri ramadhaana kullihi lillaahi ta’aalaa

Artinya: Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala.

Syarat Wajib Puasa

Berikut syarat wajib puasa dan syarat sahnya puasa, dilansir kemenag.go.id:

1. Islam

2. Berakal

3. Orang yang gila tidak wajib berpuasa.

4. Balig (umur 15 tahun keatas) atau ada tanda yang lain.

5. Kuat berpuasa

Orang yang tidak kuat, misalnya karena sudah tua atau sakit, sehingga tidak wajib puasa.

Syarat Sah Puasa

1. Islam

Orang yang bukan islam tidak sah puasa.

2. Mumayis

Artinya dapat membedakan yang baik dengan yang tidak baik.

3. Suci dari darah haid (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan).

Orang yang haid ataupun nifas itu tidak sah berpuasa, tetapi keduanya wajib membayar kewajiban sesudah lewat waktunya.

4. Dalam waktu yang diperbolehkan puasa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved