STRATEGI Jenderal Dudung Abdurachman Jaga Keamanan IKN Nusantara: Bangun Kodam Serba Modern
KASAD Jenderal Dudung Abdurachman membeberkan strateginya dalam melindungi keamanan Ibu Kota Nusantara (IKN). Apakah itu?
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Selain dalam rangka silaturahmi dan memperkenalkan diri, kunjungan ini digunakan untuk menyampaikan IKN sebagai organisasi baru yang mendapat tugas langsung dari Presiden untuk melaksanakan persiapan, pembangunan, dan pemindahan IKN.
Kepala IKN secara langsung menyampaikan permintaan dukungan dari TNI AD khususnya dalam hal keamanan selama proses pembangunan IKN.
Dalam kesempatan tersebut, Kasad selaku pimpinan tertinggi TNI AD menegaskan akan mendukung penuh program pemerintah terkait pemindahan Ibu Kota ke wilayah Kalimantan Barat.
"Dalam membantu program IKN, TNI AD sudah merencanakan pembentukan Satgas Zeni untuk membantu percepatan pembangunan infrastruktur di IKN," tegas Kasad.
Siapa sebenarnya Bambang Susantono?

Dikutip dari tribun jabar, Bambang Susantono lahir di Yogyakarta 4 November 1963.
Dia diketahui memiliki segudang prestasi dalam urusan infrastruktur dan transportasi.
Bambang mendapat gelar pendidikan S1 engineer dari ITB jurusan Sipil, lalu S2 mengenai kota dan perencanaan regional transport engineering (Universitas California Berkeley, master tata kota dan wilayah (MCP) dan juga gelar MSCE di bidang teknik transportasi).
Lalu lulus S3 dari Universitas California Berkeley Amerika Serikat mengenai perencanaan infrastruktur.
Selain pernah menjabat Wakil Menteri Perhubungan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia juga turut dalam membenahi sektor transportasi di Indonesia antara lain jalur rel kereta api ganda, monorail dan busway.
Periode 2004-2010 dia juga dipercaya sebagai Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MITI) yang kala itu menekankan pada sistem transportasi yang humanis.
Gagasan tentang transportasi humanis ini, terlihat dari sejumlah gagasan yang dia tuangkan dalam buku Revolusi Transportasi yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama 2014.
Revolusi transportasi kemudian disingkat menjadi "revolutrans".
Dalam buku ini, ada foto ketika Bambang berdampingan dengan Jokowi yang kala itu baru saja menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, 2012.
"Melalui sekian pengalaman pahit berkutat di kekacauan, ternyata Revolusi Transportasi mampu membantu kita menemukan cara terbaik mencapai tujuan," tulisnya dalam pengantar buku itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.