Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
SOSOK Nicke Widyawati Bos Pertamina yang Diminta Erick Thohir Koordinasi Sama Polisi Soal Kebakaran
Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina diminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bergerak cepat mengatasi terbakarnya pipa
SURYA.CO.ID - Inilah sosok Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina yang diminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bergerak cepat mengatasi terbakarnya pipa BBM di Plumpang, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3/2023) malam.
Erick Thohir meminta NIcke Widyawati mengusut tuntas peristiwa itu dan berkoordinasi secara intensif dengan kepolisian dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan tindakan tanggap darurat di sekitar lokasi kejadian.
Erick Thohir mengatakan aksi tindakan yang cepat menjadi keharusan dalam memimalisir dampak peristiwa tersebut, terutama untuk masyarakat sekitar.
"Segera monitor area di sekitar lokasi, segera ambil tindakan evakuasi warga yang berada di dekat lokasi tersebut. Utamakan keselamatan masyarakat dan para pekerja di sana," ucap Erick.
Erick juga sudah menghubungi Nicke Widyawati untuk mendapatkan update terkini di lokasi kejadian.
Baca juga: UPDATE Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: 16 Korban Meninggal Dunia, Damkar Sempat Kesulitan Air
"Saya sudah telepon Dirut Pertamina. Yang terpenting saat ini bagaimana Pertamina bersama sejumlah pihak segera bisa memadamkan api dan menyelamatkan korban serta warga sekitar," ujar Erick dalam keterangannya, Jumat (3/3/2023).
Erick mendapatkan laporan jatuhnya korban jiwa dalam peristiwa itu, dan dia menyampaikan kesedihan mendalam kepada keluarga korban.
“Saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kita semua sedih mendapatkan musibah ini,” ujar Erick.
Dia menegaskan peristiwa ini akan menjadi catatan penting bagi dirinya dalam mengevaluasi operasional Pertamina.
Erick menilai evaluasi menjadi keharusan agar peristiwa seperti tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
"Sekarang fokus kita adalah segera melakukan penanganan korban, dan mengantisipasi dampak yang ditimbulkan. Soal evaluasi, itu pasti akan dilakukan setelah nanti ada investigasi mendalam terkait kejadian ini," pungkas Erick.
Seperti diketahui, peristiwa ini telah mengakibatkan 17 orang tewas, 49 luka berat dan dua luka sedang.
Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Rahmat Kristantio mengatakan, dari jumlah korban tewas tersebut 15 di antaranya orang dewasa, dua lainnya anak-anak.
"Dari data yang ada, 17 orang tewas di mana dua di antaranya merupakan anak-anak," kata Rahmat di lokasi.
Sebelumnya, Nicke Widyawati mengucapkan keprihatinannya dan permohonan maaf atas kejadian insiden yang memakan banyak korban ini.
Ditegaskannya, Pertamina memprioritaskan pemadaman dan evakuasi warga di sekitar lokasi kebakaran.
.
"Pertamina akan memberikan penanganan yang terbaik bagi masyarakat terdampak," kata Nicke dalam keterangannya, Jum'at.
Nicke menambahkan, saat ini Pertamina membentuk tim gabungan dengan PT Pertamina Patra Niaga dan fungsi terkait untuk menginvestigasi penyebab terjadinya insiden malam ini.
"Kami akan melakukan evaluasi dan merefleksi menyeluruh di internal demi menghindari kejadian serupa terulang," ungkapnya.
Pertamina juga memastikan pasokan BBM tetap aman dengan back up supply dari terminal terdekat yaitu TBBM Tanjung Gerem, TBBM Cikampek, dan TBBM Ujung Berung.
Pasokan BBM juga diamankan melalui dukungan dari Kilang Cilacap dan Balongan yang disalurkan lewat laut ke TBBM Tanjung Priuk.
Lantas, siapakah Nicke Widyawati?

Nicke Widyawati lahir di Tasikmalaya, 25 Desember 1967.
Nicke Widyawati memulai kariernya di bidang konstruksi setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan sukses meraih gelar insinyur Teknik Industri pada usia 24 tahun.
Sebelum bekerja di bidang konstruksi, Nicke pernah bekerja di perbankan pada 1988 atau saat dirinya masih berumur 21 tahun.
Ia bekerja di Bank Duta Bandung dan tiga tahun kemudian, ia mulai bekerja di PT Rekayasa Industri (Rekin).
Di Rekin, Nicke pernah menjadi Direktur Bisnis dan Vice President Corporate Strategy Unit (CSU).
Karier lulusan SMAN 1 Tasikmalaya ini semakin moncer setelah pindah ke PT Mega Eltra, perusahaan BUMN yang bergerak di bidang kelistrikan dan peralatan teknik.
Di sana, Nicke Widyawati menjabat sebagai Direktur Utama hingga kemudian pindah ke PLN dan menjadi Direktur Pengadaan Strategis 1 PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2014.
Peraih gelar S2 di Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran Bandung ini dipindah lagi ke Pertamina.
Ia menjabat Direktur SDM Pertamina pada November 2017 dan merangkap sebagai Plt Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur Pertamina.
Puncaknya pada April 2018, Nicke Widyawati menjabat sebagai Plt Dirut Pertamina di usia 50 tahun.
Dengan rekam jejaknya yang cukup mentereng di perusahaan pelat merah, bisa dibilang Nicke memiliki banyak pengalaman di BUMN.
Resmi jadi Bos Pertamina
Nicke Widyawati resmi menjadi bos Pertamina mulai Agustus 2018.
Nicke Widyawati yang sebelumnya dipilih sebagai pelaksana tugas (Plt) dirut ditunjuk menjadi bos baru Pertamina.
Ia menggantikan Elia Massa Manik yang diberhentikan pada awal 2018.
Penetapan Nicke sebagai Dirut Pertamina yang baru tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK - 232/MBU/08/2018, tanggal 29 Agustus 2018, tentang Pengalihan Tugas, Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina.
Selama kurang lebih lima bulan menjadi Plt Dirut Pertamina, Nicke bertanggung jawab dalam beberapa program Pertamina.
Satu di antaranya menyiapkan ketersediaan BBM selama Puasa dan Lebaran 2018.
Saat ini, Nicke Widyawati merupakan satu-satunya perempuan di jajaran direksi Pertamina.
Pengalamannya yang cukup lama di Pertamina seolah menjadi modal bagi Nicke untuk bisa mengisi jabatan sebagai bos baru Pertamina.
Kendati dipilih oleh Jokowi, Nicke juga telah memenuhi persyaratan untuk menjadi dirut sebuah BUMN.
"Untuk menjadi Dirut BUMN itu ada beberapa hal yang harus dipenuhi," ujar Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (29/8/2018).
"Pertama lolos independent audit atau assessment dari assessor. Jadi sehebat apa pun dia, itu tidak menjadi dasar. Ada batasan dan angka-angka yang harus dipenuhi," kata dia, dikutip dari Kompas.com.
Setelah lolos itu, lanjut Fajar, baru dilihat rekam jejak kandidat dirut.
Terakhir, evaluasi kinerja calon dirut pada posisi yang diemban sebelumnya.
Fajar menambahkan, para calon dirut BUMN termasuk Pertamina tidak mengajukan diri atas nama pribadi.
Namun, calon tersebut diambil berdasarkan talent pool yang dibentuk oleh Kementerian BUMN.
"Ini bukan mencalonkan diri tapi dari Kementerian BUMN itu punya talent pool. Jadi untuk seluruhnya kita sekarang sudah punya 50 per perusahaan jadi sekitar 500-an orang."
"Kemudian dipilih berdasarkan itu," ujar dia.
Harta kekayaan
Nicke Widyawati terakhir kali melaporkan harta kekayaannya saat masih menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 di PLN per 11 September 2017.
Dari penelusuran Tribunnews.com di situs E-LHKPN, Nicke Widyawati belum pernah melaporkan kekayaannya selama menjabat sebagai bos Pertamina.
Dalam laporan itu, Nicke Widyawati memiliki harta kekayaan senilai Rp 28.317.000.000 dan utang Rp 1 miliar.
Ia memiliki 10 bidang tanah dan bangunan di Jakarta Selatan, Bogor, dan Tasikmalaya senilai Rp 17.430.000.000.
Aset lain yang dimiliki Nicke Widyawati adalah tiga unit mobil senilai Rp 800 juta; harta bergerak lainnya Rp 87 juta; serta kas dan setara kas Rp 11 miliar.
Pernah diperiksa KPK
Pada pertengahan tahun 2019, Nicke Widyawati pernah diperiksa oleh KPK.
Hal ini terkait kasus dugaan korupsi dalam kesepakatan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau-1 di Provinsi Riau.
Nicke diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Direktur Utama nonaktif PT PLN, Sofyan Basir yang beberapa waktu lalu telah divonis bebas.
Nicke Widyawati diperiksa dalam kapasitasnya sebagai pejabat PT PLN saat itu.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, dalam pemeriksaan, Nicke ditanya mengenai proses internal dan posisi PLN menjelang persetujuan kontrak kerja sama pembangunan PLTU Riau 1.
"Kami dalami pengetahuan Nicke terkait bagaimana proses internal di PLN menjelang persetujuan kontrak kerja sama PLTU Riau 1 dan posisinya di proyek itu."
"Jadi, saksi-saksi sudah cukup banyak kami periksa," paparnya, dikutip dari Kompas.com.
Adapun usai diperiksa, Nicke mengaku ditanya terkait tugas pokok dan fungsi sebagai saat dirinya menjabat sebagai direktur perencanaan korporat PLN.
"Pemeriksaanya hampir sama dengan yang dulu, ditanya seputar tupoksi sebagai direktur perencanaan," ujar Nicke.
Dalam kasus ini, KPK sudah menjerat Eni Maulani Saragih, Idrus Marham, dan pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited Johannes Budisutrisno Kotjo.
Pada pengembangan sebelumnya, KPK juga sudah menjerat pemilik PT Borneo Lumbung Energi dan Metal, Samin Tan.
Sofyan diduga bersama-sama membantu Eni dan kawan-kawan menerima hadiah atau janji dari Kotjo untuk kepentingan proyek Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang (PLTU) Riau 1
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Erick Thohir Minta Bos Pertamina Koordinasi dengan Polisi Usut Tuntas Kebakaran Depo Plumpang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.