Anak Petinggi GP Ansor Dianiaya
4 FAKTA TERBARU Shane Lukas Teman Mario Dandy yang Klaim Bukan Orang Kaya, Jadi Suruhan Karena Takut
Terungkap fakta-fakta sosok Shane Lukas Rotua, teman Mario Dandy Satriyo yang juga tersangka penganiayaan anak petinggi GP Ansor, Cristalino David.
SURYA.CO.ID - Terungkap fakta-fakta sosok Shane Lukas Rotua, teman Mario Dandy Satriyo yang juga tersangka penganiayaan anak petinggi GP Ansor, Cristalino David Ozora.
Pihak kuasa hukum mengklaim, Shane Lukas Rotua bukan dari keluarga berada alias tidak kaya.
Bahkan keluarga Shane Lukas Rotua kerap berpindah-pindah kontrakan karena tidak memiliki rumah sendiri.
“Shane ini orangtuanya bukan orang berada ya. Orangtuanya juga sering ngontrak. Dia orang baik,” ujar Happy SP Sihombing, kuasa hukum Shane dilansir dari TribunJakarta.com, Rabu (1/3/2023).
Berikut fakta-fakta Shane Lukas:
Baca juga: SALING SERANG Mario Dandy Vs Shane Lukas, Tersangka Penganiaya David: Bongkar Tabiat Buruk dan Niat
1. Takut, tak berani membantah Mario
Happy mengatakan, Shane yang sudah berteman selama satu tahun dengan Mario mengaku takut kepada anak mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak itu.
"Selama ini dia takut sama Mario. Dia takut karena Mario anak pejabat. Pokoknya apa yang diperintah Mario, dia selalu ikuti," ungkap Happy di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2023).
"Misalnya bawa Jeep Rubicon. Rupanya dia sudah bawa Rubicon 3 kali. Disuruh jemput pacar Mario, AG (15), dia juga mau. Jadi dia di bawah tekanan," tambah dia.
Karena Shane tidak berani membantah perkataan Mario, ia pun akhirnya terlibat dalam kasus kekerasan tersebut, sambung Happy.
Mario membawa Shane ke tempat di mana dia akan menganiaya David dan meminta Shane untuk merekam aksi kekerasan itu.
“Ketika Shane disuruh merekam insiden penganiayaan, Mario bilang gini, 'Kamu rekam saja apa yang saya minta. Kamu tidak akan ikut bertanggungjawab. Pokoknya kamu rekam aja'," kata Happy.
2. Merasa tak bersalah

Pengakuan tak bersalah itu diucapkan Shane saat ditanya pengacaranya mengenai video dia tertawa lepas di kantor polisi.
Potongan video yang merekam kejadian tersebut beredar luas di media sosial.
Saat itu, Shane tengah berada di dalam ruang konseling Polres Jakarta Selatan.
Shane tampak berbincang sambil tertawa dengan seorang pria berkemeja putih yang diduga seorang penyidik.
Kuasa hukum Shane, Happy SP Sihombing, buka suara soal kebenaran video itu.
Menurut Happy, kliennya memang tertawa karena percaya diri tidak berbuat kesalahan.
“Itu merupakan ekspresi dia karena dia tahu bahwa dia tidak salah. Dia tidak melakukan apa-apa ketika Mario Dandy Satrio (tersangka lainnya) melakukan penganiayaan kepada D,” ujar Happy di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2023).
Happy kemudian menceritakan jawaban Shane ketika ditanya alasannya tertawa di kantor polisi sesaat sebelum dirinya dirilis di hadapan publik.
“’Kamu kenapa gitu (cengengesan), kayak anggap remeh'.
Kemudian Shane jawab, 'Bukan bapak tua, saya tuh ngerasa enggak bersalah. Saya tidak menyangka bahwa kejadiannya seperti ini'. Jadi intinya dia merasa plong, tidak merasa salah," ungkap Happy.
"Karena dia merasa plong, makanya tampak cengengesan, padahal bukan itu maksudnya. Dia merasa telah berada di jalan yang benar dan tidak ikut campur soal penganiayaan yang dilakukan Mario," sambung Happy.
3. Masih bisa ngopi bareng

Dua pelaku penganiayaan remaja berinisial David (17), Mario Dandy Satrio (20) dan Shane Lukas (19) tetap akrab meski dikurung di balik jeruji besi.
Hal itu diungkapkan oleh kuasa hukum Shane, Happy SP Sihombing, pada Rabu (1/3/2023).
"Mereka masih sering ketemu. Makan ketemu, ngopi ketemu kalau ada yang besuk," ujar Happy.
Mario dan Shane, kata Happy, bahkan dikurung di ruangan yang sama.
Hanya saja keduanya ditempatkan di sel yang berbeda.
Mario dan Shane dilaporkan hanya terpisah satu tembok di dalam Rutan Polres Metro Jakarta Selatan.
"Mereka itu satu ruangan, tapi selnya pisah. Dipisahkan oleh dinding," ungkap Happy sembari tertawa.
Happy juga bercerita ada kisah unik yang terjalin di antara keduanya.
Suatu waktu, ketika Mario dan Shane tengah dimintai keterangan untuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Shane tiba-tiba meminta makanan yang dimiliki Mario.
"Jadi kan kemarin si Mario juga di-BAP, didampingi pengacaranya di lain ruangan, tapi lain tempat ya, di ruangan Kanit PPA. Shane juga diperiksa. Sudah sore menjelang malam itu si Mario dapat ransum lah ya pemberian dari keluarga melalui pengacaranya ya," tutur Happy.
"Si Shane seketika minta jatah dari ransum Mario, 'Den (Dandy) bagi saya'.
Kemudian diambil lah itu satu makanannya," lanjut dia.
4. Pengacara saling serang
Kalau Shane dan Mario masih akrab di tahanan, berbeda dengan pengacaranya yang justru saling serang.
Kuasa Hukum Shane, Happy SP Sihombing, mengatakan bahwa kliennya tidak tahu menahu soal rencana penganiayaan yang hendak dilakukan Mario pada 20 Februari 2023 lalu.
Menurut Happy, Shane pada malam itu diajak Mario ke suatu tempat di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Ternyata, di perjalanan, mobil yang dikendarai Mario berbelok ke arah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, di mana penganiayaan itu terjadi.
"Dia tidak tahu ada ajakan penganiayaan, dia tidak tahu. Dia hanya diberitahukan, 'Shane, ayo kita ke suatu tempat. Suatu tempat di Lebak Bulus'. Tapi waktu di dalam mobil dia (Mario) beralih ke tempat lain dan si Shane tanya, 'Kita ke mana nih?'," ujar Happy di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2023).
"Kemudian Mario menjawab, 'Sudah kamu tenang saja, kamu duduk saja. Kita akan ke tempatnya D, setelah itu nanti kamu ikut aja, kamu tidak melakukan apa-apa. Kamu ikuti perintah saya saja'," tambah dia.
Happy mengaku kliennya terpaksa mengikuti permintaan Mario karena takut dengan posisi pelaku yang merupakan anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak.
"Selama ini dia takut sama Mario. Dia takut karena Mario anak pejabat. Pokoknya apa yang diperintah Mario, dia selalu ikuti," ungkap Happy Happy juga membantah tudingan soal kliennya yang memprovokasi Mario untuk menganiaya David.
"Kami bertemu lebih dari dua jam dengan klien kami hari ini. Saya mendapati banyak fakta baru. Salah satunya adalah dia tidak pernah memprovokasi atau mengompori insiden penganiayaan tersebut," tegas Happy.
Di lain pihak, kuasa hukum Mario, Dolfie Rompas, mengatakan bahwa Mario dan Shane sudah sepakat untuk menemui David pada malam nahas tersebut.
Kedua pemuda itu mendatangi lokasi bersama pacar Mario berinisial AG (15).
Dilaporkan sebelumnya, Mario terpicu menganiaya David karena diduga melakukan tindakan tidak baik kepada AG.
“Dari awal sudah mengajak saudara S untuk pergi ke situ (menemui David),” ujar Dolfie, dilansir dari TribunJakarta.com, Selasa (28/2/2023).
Ketika penganiayaan itu terjadi, Shane dan AG hanya diam saja dan tidak berusaha menghentikan perbuatan Mario, beber Dolfie.
"Pada saat peristiwa itu, di situ 'kan ada bertiga ya, ada Saudara S dan klien kami, (juga) Saudari AG,” ujarnya.
"Saudara S dan Saudari AG tidak melakukan apa-apa, tidak menghalang-halangi untuk menghentikan perbuatan tersebut”.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Persahabatan Mario-Shane: Dulu Tolong Menolong, Kini Saling Tuding"
>>> Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.