Bacaan Surat Pendek Sholat Dhuha 2 Rakaat Arab, Latin dan Artinya

Berikut bacaan surat pendek sholat dhuha dua rakaat sesuai hadist Nabi SAW lengkap teks Bahasa Arab, latin dan artinya.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Canva
Ilustrasi - bacaan surat pendek saat mengerjakan Sholat Dhuha 2 rakaat. 

SURYA.CO.ID - Bacaan surat pendek sholat dhuha dua rakaat berikut sesuai hadist Nabi SAW.

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sebab banyak keutamaan di dalamnya.

Salah satu dalil hadist Sholat Dhuha, Abu Dzar radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Di pagi hari ada kewajiban bagi seluruh persendian kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Demikian juga amar ma’ruf dan nahi mungkar adalah sedekah. Semua ini bisa dicukupi dengan melaksanakan salat dhuha sebanyak dua raka’at” (HR. Muslim no. 720).

Bacaan Surat Pendek Sholat Dhuha

Ketika mengerjakan Sholat Dhuha pada rakaat pertama dan rakaat kedua, membaca Al Fatihah dilanjutkan bacaan surat pendek.

Adapun bacaan surat pendek Sholat Dhuha menurut hadist adalah, rakaat pertama membaca Surat Asy-Syams dan rakaat kedua membaca Surat Ad-Dhuha.

Anjuran membaca dua surat tersebut berdasarkan hadist riwayat 'Uqbah bin 'Amir, "Rasulullah pernah memerintahkan pada kami mengerjakan sholat dhuha dengan membaca Surah Asy-Syams dan Surah Ad-Dhuha." (HR At-Thabrani).

Berikut bacaannya dalam teks Bahasa Arab, latin dan artinya:

1. Asy-Syams

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

• وَالشَّمْسِ وَضُحٰهَاۖ
Wasy-syamsi wa ḍuḥāhā.

"Demi matahari dan sinarnya pada waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),"

• وَالْقَمَرِ اِذَا تَلٰهَاۖ
Wal-qamari iżā talāhā.

"demi bulan saat mengiringinya,"

• وَالنَّهَارِ اِذَا جَلّٰهَاۖ
Wan-nahāri iżā jallāhā.

"demi siang saat menampakkannya,"

• وَالَّيْلِ اِذَا يَغْشٰهَاۖ
Wal-laili iżā yagsyāhā.

"demi malam saat menutupinya (gelap gulita),"

• وَالسَّمَاۤءِ وَمَا بَنٰهَاۖ
Was-samā'i wa mā banāhā.

"demi langit serta pembuatannya,"

• وَالْاَرْضِ وَمَا طَحٰهَاۖ
Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā.

"demi bumi serta penghamparannya,"

• وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰهَاۖ
Wa nafsiw wa mā sawwāhā.

"dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya,"

• فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰهَاۖ
Fa alhamahā fujūrahā wa taqwāhā.

"lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya,"

• قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰهَاۖ
Qad aflaḥa man zakkāhā.

"sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)"

• وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰهَاۗ
Wa qad khāba man dassāhā.

"dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."

• كَذَّبَتْ ثَمُوْدُ بِطَغْوٰهَآ ۖ
Każżabat ṡamūdu biṭagwāhā.

"(Kaum) Samud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas"

• اِذِ انْۢبَعَثَ اَشْقٰهَاۖ
Iżimba‘aṡa asyqāhā.

"ketika orang yang paling celaka di antara mereka bangkit (untuk menyembelih unta betina Allah)."

• فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ نَاقَةَ اللّٰهِ وَسُقْيٰهَاۗ
Fa qāla lahum rasūlullāhi nāqatallāhi wa suqyāhā.

Rasul Allah (Saleh) lalu berkata kepada mereka, “(Biarkanlah) unta betina Allah ini beserta minumannya.”

• فَكَذَّبُوْهُ فَعَقَرُوْهَاۖ فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْۢبِهِمْ فَسَوّٰهَاۖ
Fa każżabūhu fa ‘aqarūhā fa damdama ‘alaihim rabbuhum biżambihim fa sawwāhā.

Namun, mereka kemudian mendustakannya (Saleh) dan menyembelih (unta betina) itu. Maka, Tuhan membinasakan mereka karena dosa-dosanya, lalu meratakan mereka (dengan tanah).

• وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا ࣖ
Wa lā yakhāfu ‘uqbāhā.

Dia tidak takut terhadap akibatnya.

2. Ad-Dhuha

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

• وَالضُّحٰىۙ
waḍ-ḍuḥā

Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),

• وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ
wal-laili iżā sajādan

Demi malam apabila telah sunyi,

• مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ
mā wadda'aka rabbuka wa mā qalā

Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

• وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ
wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlādan

Sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

• وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ
wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

• اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ
a lam yajidka yatīman fa āwāBukankah

Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),

• وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ
wa wajadaka ḍāllan fa hadādan

Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

• وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
wa wajadaka 'ā`ilan fa agnādan

Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

• فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ
fa ammal-yatīma fa lā taq-har

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

• وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ
wa ammas-sā`ila fa lā tan-har

Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

• وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
wa ammā bini'mati rabbika fa ḥaddiṡ

Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved