Amalan di Hari Jumat Menurut Sunnah Rasulullah, Boleh untuk Wanita Haid

Berikut ini amalan di hari Jumat menurut sunnah Rasulullah SAW, boleh dikerjakan wanita haid.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Canva
Ilustrasi - amalan hari jumat untuk wanita haid 

SURYA.CO.ID - Berikut ini amalan di hari Jumat menurut sunnah Rasulullah SAW.

Ada banyak amalan kebaikan yang bisa dikerjakan pada hari Jumat dan malamnya.

Seperti amalan shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, wirid, zikir dan lain sebagainya, semuanya adalah baik dan utama.

Namun ada beberapa amalan di hari Jumat yang sangat dianjurkan menurut keterangan dari Rasulullah SAW.

Adapun amalan-amalan tersebut menurut Imam An-Nawawi dalam Kitab Al Adzkar adalah memperbanyak membaca Al-Qur'an, dzikir-dzikir, dan membaca sholawat kepada Rasulullah serta membaca surat Al-Kahfi.

Imam Asy-Syafi'i dalam karyanya Al-Umm berkata, "Dianjurkan juga membacanya pada malam Jum'at."

Amalan-amalan tersebut dikerjakan Rasulullah SAW, sebab terdapat waktu mustajab di hari Jumat dan malanya, sementara waktu tersebut amatlah pendek dan tidak diketahui pasti waktu tepatnya.

Dari Abu Hurairah, dia mengatakan bahwa Rasulullah memperbanyak berdzikir pada hari Jum'at. Beliau bersabda, "Di dalamnya terdapat suatu masa yang tiada seorang muslim pun yang menunggu waktu shalat lalu memohon sesuatu kepada Allah yang bertepatan dengan masa tersebut, kecuali Dia mengabulkan permintaan itu kepadanya," beliau sambil menunjukkan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu tersebut. (Mutafaq Alaih, HR. Al Bukhari).

Berikut amalan-amalan di hari Jumat, lengkap hadist atau dalilnya, boleh dijadikan amalan untuk wanita haid.

1. Membaca Sholawat Nabi SAW

Salah satu amal yang sangat ditekankan untuk dilakukan pada hari Jumat dan malamnya adalah memperbanyak membaca Sholawat Nabi SAW.

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam banyak riwayat hadis.

Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa Nabi SAW bersabda, "Perbanyaklah kalian membaca salawat kepa- daku di hari Jumat dan malam Jumat. Barang- siapa yang melakukan itu, maka aku akan men- jadi saksi baginya atau memberikan syafaat (ke- padanya) di hari kiamat." (HR. Baihaqi).

Amalan Sholawat Nabi boleh dikerjakan oleh siapa saja, termasuk bagi wanita yang sedang haid.

2. Membaca Surat Al Kahfi

Keutamaan membaca surat al-Kahfi malam Jum’at, dijelaskan dalam hadits.

“Siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, ia diterangi cahaya antara dua Jum’at”. (HR. an-Nasa’i dan al-Baihaqi)
Dinyatakan shahih oleh Syekh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib.

3. Membaca Sayyidul Istighfar

Berikut ini adalah bacaa  sayyidul istighfar yang bisa dibaca sebagai dzikir dan doa di hari Jumat, termasuk oleh wanit haid.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ 

Arab-latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta. 

"Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau ciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan menjalan- kan semua janjiku untuk-Mu dengan segala kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku lakukan. Aku kem bali kepada-Mu dengan segala nikmat-Mu atasku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku karena tidak ada yang membe ri ampunan terhadap dosa-dosa kecuali Engkau."

"Barangsiapa membaca kalimat tersebut pada hari Jumat sebanyak tujuh kali, lalu ia meninggal pada hari itu, maka ia masuk surga. Dan barangsiapa membacanya pada malam Jumat, lalu ia meninggal pada malam itu, maka ia masuk surga." (HR. Baihaqi dan Ibnu Najjar).

Keistimewaan Jumat

Mmenurut penjelasan Ustadz Abdul Somad berdasarkan ijtihad ulama, hari Jumat istimewa karena Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan ada satu waktu di antara hari Jumat, apabila kita berdoa di waktu tersebut makan doa segera dikabulkan.

"Seperti sebuah cermin ada satu titik hitam, dan kita tidak pernah tahu keberadaan titik itu, di atas, di bawah, disamping kanan, atau disamping kiri. Kalau doa kita tembus titik itu, maka makbul. (Oleh karena itu dianjurkan membaca doa) Dari mulai kapan? Mulai adzan Maghrib sore (Kamis malam Jumat) sampai waktu maghrib hari Jumat tiba," jelas Ustadz Somad.

"Ulama berijtihad 40 titik, makanya kalau ada khatib naik mimbar pas khatib sedang duduk, ada yang mengangkat tangan untuk doa.

Kata Imam al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, salah satu titik itu saat khatib duduk. Bukan hadist, ini adalah hasil ulama berijtihat, yaitu 40 titik," jelasnya.

Ustadz Abdul Somad juga menjelaskan kenapa Allah tidak memberitahu saja waktu yang tepat berdoa di hari Jumat?

"Sama artinya dengan malam lailatul qadar, supaya orang mengisi 1 malam ke malam terakhir. Begitu juga Hari Jumat, supaya orang banyak berdoa mulai malam Jumat habis Maghrib hingga menjelang ba'da Ashar, jelang maghrib di hari Jumat," tambahnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved