Berita Bangkalan

Tangis Sambut Pemulangan Jasad Nelayan Bangkalan, Pejuang Keluarga Itu Tinggalkan 9 Orang Anak

Ia memang sosok pejuang keluarga, karena selalu bekerja keras demi memberi makan istri dan anak-anak tercintanya.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya.co.id/ahmad faisol
Proses evakuasi tubuh nelayan Iwan (43), warga Kampung Bandaran, Kelurahan Pangeranan dilakukan di pesisir Geladak Lanjeng, Desa Kramat, Kota Bangkalan, Senin (2/1/2023) 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Tiga hari sudah Iwan (43), nelayan asal Kampung Bandaran, Kelurahan Pangeranan, Kabupaten Bangkalan menghilang dan tenggelam di tengah ganasnya lautan saat melaut, sejak Sabtu (31/12/2022) lalu. Dan Senin (2/1/2023) menjadi akhir pencarian oleh tim penyelamat karena Iwan ditemukan mengapung terlentang di tengah laut perairan Karang Jamuang.

Apa yang dialami Iwan merupakan resiko yang bisa dihadapi para nelayan lainnya saat berjuang mencari nafkah menghadapi gejolak samudera yang tidak menentu. Kiasan a bental ombe’ a sapo’ angen atau berbantal ombak berselimut angin dalam lirik lagu khas Bangkalan, ‘Tandu’ Majeng’ menjadi cermin kerasnya hidup nelayan.

Jasad Iwan ditemukan di sisi Timur perairan Pulau Karang Jamuang, sekitar 6 mil atau 10 KM dari tempat almarhum menebar jaring. Jenazahnya diturunkan dari perahu di pesisir Geladak Lanjeng, Desa Kramat, Kota Bangkalan atau 4 KM dari pesisir kampung halamannya. Itu karena ketinggian air di bibir pantai Kampung Bandaran sedang surut.

Seketika suara tangis menyeruak di sela deru bunyi knalpot kendaraan bermotor, begitu sebuah mobil ambulans tiba di rumah isteri almarhum, Kampung Kidul Dalam, Kelurahan Kraton. Iwan ternyata pencari nafkah yang tidak ringan karena memiliki sembilan orang anak yang kini ditinggalkan untuk selamanya.

Tidak hanya isteri dan sembilan orang anak, wajah-wajah sendu juga tersaji dari para nelayan yang turut mengantar. Bahkan tanpa lelah, mereka ikut mencari Iwan di tengah laut dalam tiga hari terakhir.

“Setelah ia menebar jaring, tidak ditinggalkan, melainkan ditunggui di tengah laut. Mungkin ketika saat menarik sisa dua renteng jaring, mungkin diterjang ombak. Kemarin jaringnya ditemukan di lokasi tempat almarhum menebar jaring di kedalaman sekitar 4 meter hingga 5 meter,” ungkap salah satu nelayan, Ahmad kepada SURYA di rumah duka.

Ahmad dan para nelayan Kampung Bandaran dan Pangeranan bergabung bersama unsur personel Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, Satpolair Polres Bangkalan.

Ada kebiasaan Iwan yang selalu diingat sesama nelayan, yaitu ia selalu berangkat sendiri tanpa takut dengan kondisi cuaca. Ia memang sosok pejuang keluarga, karena selalu bekerja keras demi memberi makan istri dan anak-anak tercintanya.

“Lokasi tambatan perahu almarhum, berjejer dengan perahu saya. Tetapi ia selalu berangkat sendiri, a telajeng, meski di tengah kondisi angin dan ombak besar seperti sekarang,” jelas Ahmad dengan nada seolah tak percaya.

Seperti diketahui, Iwan dinyatakan hilang setelah seorang nelayan menemukan sebuah perahu dengan posisi terbalik dan mengapung di tengah laut, Sabtu (31/12/2022) sekitar pukul 16.00 WIB. Satu jam berselang, para nelayan sudah berada di lokasi kejadian dan memastikan bahwa perahu tersebut milik Iwan.

Beberapa sebelum dinyatakan hilang, lanjut Ahmad, hasil tangkapan berupa kepiting yang diperoleh Iwan mencapai 7 KG bahkan hingga 8 KG per hari. Jerih payahnya itu merupakan hasil tangkapan luar biasa di atas rata-rata para nelayan lainnya.

“Teman-teman biasanya dapat 1-2 KG. Mungkin karena hasil tangkapan melimpah, ia jadi bersemangat. Almarhum berangkat sekitar pukul 03.00 WIB, tiba di lokasi biasanya sekitar pukul 05.30 WIB dan menunggui jaring. Mestinya pada pukul 11.00 WIB seperti sekarang ini sudah pulang,” jelas Ahmad.

Berdasarkan hasil temuan berupa sisa jaring pada hari kedua proses pencarian, Minggu (1/1/2023), Ahmad menduga mendiang masih sempat menarik jaring-jaringnya sebelum terhempas ombak besar.

“Mungkin ketika saat menarik sisa dua renteng jaring, diterjang ombak hingga perahu terbalik. Jaring ditemukan kemarin di lokasi tempat ia menebar jaring di kedalaman sekitar 4 meter. Memang kala itu kondisi angin dan ombak besar,” pungkasnya. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved