Berita Lumajang

PG Jatiroto Lumajang Catatkan Surplus Produktivitas Gula di Tahun 2022

Pabrik Gula (PG) Jatiroto mencatatkan surplus produktivitas gula pada tahun 2022 dibandingkan pada tahun 2021.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/erwin wicaksono dan dokumentasi SURYA.co.id
PG Jatiroto Lumajang (kiri) dan General Manager PG Jatiroto, Ir Gampil Dwi Susanto (kanan). 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Pabrik Gula (PG) Jatiroto mencatatkan surplus produktivitas gula pada tahun 2022 dibandingkan pada tahun 2021.

"Secara keseluruhan produktivitas kita meningkat. Ada peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu kami hanya 72 ribu ton. Tahun ini mencapai 77 ribu ton," ujar General Manager PG Jatiroto, Ir Gampil Dwi Susanto ketika dikonfirmasi pada Jumat (30/12/2022).

Pabrik gula yang berlokasi di Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang ini menerapkan standar produksi tinggi agar penggilingan tebu bisa efisien dan menghasilkan banyak gula.

Gampil menjelaskan proses seleksi tebu juga dilakukan secara ketat.
Menurutnya, hanya tebu bersih yang dapat menghasilkan gula berkualitas.

"Sehingga yang diutamakan tebu bersih. Tebu kotor akan mendapatkan potongan harga," ungkap Gampil.

Gampil mengatakan jika pihaknya akan memacu produktifitas gula agar lebih meningkat pada tahun 2023 mendatang.

"Yang jelas akan kami genjot produktifitas gula," bebernya.

Pada masa tutup giling tahun 2022 ini PG Jatiroto harus menyelesaikan tunggakan pembayaran hasil gula kepada petani tebu. Kabarnya tunggakan tersebut mencapai Rp 54 miliar.

"Kami telah bertemu dan membahas solusinya bersama asosiasi terkait ini. Sehingga kami akan melunasinya ya targetnya rampung pada pekan-pekan ini," ujar Gampil ketika dikonfirmasi.

Gampil memberikan klarifikasi mengenai penyebab tersendatnya pembayaran hasil giling tebu kepada petani.

"Karena memang terkait dengan ada gula kita yang belum laku, sehingga pembayaran ke petani agak tertunda," beber Gampil ketika dikonfirmasi.

Gampil menyatakan saat ini pembayaran hasil giling tersebut sudah mulai berjalan secara bertahap.

"Alhamdulillah ini sudah mulai lancar pembayaran ke petani. Sejak bulan 10 Oktober harus ada penyesuaian, sisa yang masih tertunda pembayarannya sekitar Rp 54 miliar. Namun sudah bertahap dilakukan pembayaran sekitar Rp 32 miliar. Bertahap targetnya pekan-pekan ini akan lunas," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved