BAHAYA Bayi Ular King Kobra yang Patuk Alprih Priyono Eks Asisten Panji Petualang, Lebih Beracun
Berikut bahaya bayi ular king kobra yang mematuk Alprih Priyono, mantan asisten Panji Petualang, hingga tewas. Ternyata lebih beracun.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah bahaya bayi ular king kobra yang mematuk Alprih Priyono, mantan asisten Panji Petualang, hingga tewas pada Minggu (18/2/2022).
Diketahui, Alprih Priyono meninggal dunia setelah dipatuk bayi ular King Kobra di Sukabumi, Jawa Barat saat Final Piala Dunia 2022.
Bisa atau racun Ular kobra memang dikenal berbahaya.
Namun tahukah Anda jika bisa ular anak kobra atau baby kobra ternyata jauh lebih berbahaya.
Jika Anda menemui atau bertemu dengan baby kobra sebaiknya hati-hati dan jangan pernah menyepelekannya karena memiliki bisa yang berbahaya.
Potensi bahaya bisa baby kobra diungkap oleh Anggota Taman Belajar Ular (Tabu) Indonesia.
Anggota Taman Belajar Ular (Tabu) Indonesia, Ligar Sonagar Risjoni alias Igor, mengatakan, bisa yang dikeluarkan anak ular kobra atau biasa disebut baby kobra lebih berbahaya dibandingkan induknya.
Menurut Igor, baby kobra belum bisa mengontrol dirinya untuk mempertahankan diri saat menghadapi ancaman.
Oleh karena itu, baby kobra rentan mengeluarkan bisa yang lebih banyak dibanding induknya saat menghadapi suatu ancaman.
Seorang baby kobra biasanya merasa terancam saat seseorang menginjaknya atau menangkapnya dengan paksaan.
"Sejak kecil kan dia ( baby kobra) sudah mempunyai bisa.
Baby kobra bisa menghabiskan stok bisanya yang ada dalam tubuh karena dia belum bisa mengontrol dan lebih agresif," kata Igor, melansir dari Tribun Jateng.
Seekor ular kobra dewasa biasanya mengeluarkan 60 miligram bisa saat merasa terancam.
Sementara, seekor baby kobra dapat mengeluarkan 80-90 miligram bisa.
"Kalau si anaknya dapat mengeluarkan lebih dari 80-90 miligram ( bisa), kalau menyembur pun bisa ke mana-mana.
