Surya Militer
PERJUANGAN Yudo Margono Dari Anak Petani di Madiun hingga Jadi Panglima TNI, Pernah Tidur di Masjid
Inilah Kisah Perjuangan Laksamana Yudo Margono, mulai dari seorang anak petani di Madiun hingga kini jadi Panglima TNI.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Perjuangan Laksamana Yudo Margono mulai dari seorang anak petani di Madiun hingga kini jadi Panglima TNI, begitu menginspirasi.
Bahkan saat masih menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL), Yudo Margono muda pernah mengalami tidur di masjid.
Yudo saat itu harus menempuh perjalanan naik bus Madiun-Surabaya, serta tak ada kerabat yang bisa dijadikan tempat menginap.
Yudo yang dibesarkan oleh keluarga petani itu membuat dirinya memahami dengan baik arti sebuah perjuangan, terutama berkaitan dengan mewujudkan cita-cita.
Meskipun begitu, perjuangan Yudo untuk menjadi tentara berhasil terbayarkan dengan baik, seperti dilansir dari ANTARA.
Usai menyelesaikan pendidikan militer di AAL, Yudo berkesempatan pula mengenyam beragam pendidikan militer lainnya.
Di antaranya, dia pernah mengenyam pendidikan militer di Kursus Koordinasi Bantuan Tembakan (Korbantem) pada tahun 1989.
Lalu, Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990), Kursus Pariksa (1992), Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa)/Kom Angkatan VI (1992-1993), Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) II/Koum Angkatan XI (1997-1998), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) A-40 (2003), Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI A-38 (2011), dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI PPRA A-52 pada tahun 2014.
Di luar dunia militer, Yudo juga pernah menjalani pendidikan sebagai mahasiswa di Universitas Krisnadwipayana Jakarta.
Ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada tahun 2014 pada disiplin Manajemen dan jenjang magister (S-2) pada program studi yang sama pada tahun 2016.
Bekal pendidikan yang dimilikinya berhasil membawa Yudo menjelajahi beragam pengalaman karier di dunia militer.
Usai lulus dari AAL, Yudo mengawali kariernya di kapal perang sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332.
Ia juga sempat berkarier sebagai Kepala Departemen Operasi (Kadep Ops) KRI Ki Hajar Dewantara 364.
Setelah itu, Yudo mulai mengemban beragam kepercayaan sebagai komandan. Di antaranya, ia pernah dipercaya menjadi Komandan KRI Pandrong 801, Komandan KRI Sutanto 877, Komandan KRI Ahmad Yani 351, Komandan Lanal Tual, Komandan Lanal Sorong, dan Komandan Satkat Koarmatim.
Perjalanan karier Yudo itu terus merangkak naik. Pada tahun 2017 hingga 2018, dia menduduki jabatan sebagai Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).