Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal
3 KEJANGGALAN Kesaksian Ferdy Sambo, Ricky Rizal dan Kuat Maruf Dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J
Inilah sederet kejanggalan dalam kesaksian Ferdy Sambo, Ricky Rizal dan Kuat Maruf di sidang pembunuhan Brigadir J.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Namun bagi hakim kesaksian Ferdy Sambo tidak masuk akal dan janggal.
Jika tidak ingin Yosua meninggal dunia, hakim bertanya kepada Ferdy Sambo kenapa memberi perintah Ricky dan Richard menembak Yosua.
Pun begitu dengan soal perkosaan, Hakim bertanya jika memang Putri Candrawathi diperkosa, kenapa Ferdy Sambo masih berpikir main tennis bukan mengantar istri ke dokter.
Tidak kalah sorotan adalah saat Ferdy Sambo blak-blakan mengaku beruntung CCTV rumah Duren Tiga yang menjadi TKP Yosua tewas, hilang.
Hingga saat jaksa penuntut umum (JPU) bertanya soal hasil uji poligraf yang dijalani Ferdy Sambo dalam sidang.
“Saudara ditanyakan, apakah saudara melakukan penembakan terhadap Yosua, jawaban saudara apa?” tanya JPU ke Ferdy Sambo.
"Tidak (tidak menembak -red)," kata Ferdy Sambo.
Jaksa lebih lanjut bertanya kepada Ferdy Sambo, apakah sudah diketahui hasilnya untuk pertanyaan dan jawaban tersebut.
“Sudahkah hasilnya saudara ketahui?” tanya Jaksa.
“Sudah,” ucap Ferdy Sambo.
“Apa? (hasil pemeriksaan poligraf)?” kata Jaksa.
“Tidak jujur,” jawab Ferdy Sambo.
Kuat Maruf Sebut Poligraf Robot
Terdakwa Kuat Ma'ruf mengungkapkan, hasil pemeriksaan alat pendeteksi kebohongan atau lie detector menunjukkan bahwa dia telah berbohong dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Hal itu diungkapkan Kuat saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E dan Kuat Ma'ruf.