Citizen Reporter
Pegiat UKPIM Ubhara Surabaya Ajak Berliterasi Sambil Beri Kesadaran Antikekerasan Seksual
Unit Kreativitas dan Pengembangan Intelektual Mahasiswa (UKPIM) Universitas Bhayangkara, Surabaya menggelar Festival Literasi. Ini keseruannya!
SURYA.CO.ID – Menyadari tingkat literasi di Indonesia masih rendah, Unit Kreativitas dan Pengembangan Intelektual Mahasiswa (UKPIM) Universitas Bhayangkara, Surabaya menggelar Festival Literasi di Unicorn Creative Space, Jalan Rungkut Industri Kidul No.17 Surabaya, pada Sabtu, (26/11/2022).
Serangkaian acara digelar dalam festival literasi ini, di antaranya sarasehan, pameran foto dan puisi, mini games, serta lomba esai dan puisi.
Alfian, Ketua Pelaksana acara mengungkapkan, tema literasi dipilih untuk menarik khalayak agar gemar membaca dan menulis.
Acara dimulai pukul 13.30 WIB dengan menggelar sarasehan bertema kekerasan seksual yang menampilkan pembicara Ulum Arifah dari komunitas Arek Feminis (Arfem).
Menurut Fian, tema kekerasan seksual dimasukkan dalam festival kali ini, karena bertepatan dengan Hari Anti Kekerasan Seksual pada 25 November 2022.
Baca juga: Kapolres Situbondo AKBP Andi Sinjaya Beri Kuliah Umum Mahasiswa Ubhara Surabaya
“Dan sebagai promosi untuk majalah UKPIM tahun ini yang bertema kekerasan seksual” sambung Alfian, mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Ubhara.
Sementara itu, Ulum Arifah yang menjadi pemateri sarasehan ini membahas mengenai pengertian, bentuk dan cara menghadapi kekerasan seksual.
Menurut Ulum, masih banyak masyarakat yang belum memahami jenis-jenis kekerasan seksual dan memilih diam ketika menjadi korban.
“Menjadi korban itu keniscayaan, menjadi pelaku itu bisa dicegah. Jangan pernah jadi pelaku,” kata-kata Ulum saat mengakhiri pemaparannya.

Seusai sarasehan, digelar launching majalah yang edisi ini mengangkat tema kekerasan seksual.
Dilanjutkan pengumuman lomba esai dan puisi.
Lomba esai dan puisi ini diikuti peserta tak hanya dari Surabaya, tapi juga Kediri, Jombang, hingga Mojokerto
Alvaro Wibowo, salah satu peserta sempat membawakan puisinya berjudul Apa Guna Pendidikan di depan pengunjung sebelum pengumuman pemenang.
Setelah itu disusul peserta lain dan ditutup penampilan Nur Aziz.
Acara dilanjut sarasehan kedua yang menghadirkan Ulung Hananto dari Aliansi Literasi Surabaya (ALS).
Ulung menceritakan pengalamannya sebagai pegiat literasi serta membawa bundel kliping koran lawas, buku Zine, dan beberapa buku untuk dibaca.
Menurut Ulung, literasi bukan lagi dimaknai sebagai proses membaca dan menulis saja. Melainkan ada prosesnya menyerap dari hal yang visual.
Lalu ia bercerita dari tahun ke tahun pengalamannya bersama ALS, yang menurutnya adalah sebuah komunitas literasi sosial.
Hal ini beralasan karena komunitas ini kerap menggelar lapak baca untuk umum.
ALS juga sering berkolaborasi menggelar kegiatan literasi, seperti di Tambak Bayan, beberapa waktu lalu.
Namun pada dua tahun terakhir ini, kegiatan sepenuhnya ditiadakan ketika pandemi menyerang.
Saat ini, ALS belum melapak lagi karena melihat kondisi di Taman Bungkul yang belum seramai sebelumnya.
Selain itu, kondisi hujan juga tidak memungkinkan pihaknya untuk menggelar kegiatan literasi terbuka.
Di acara ini, Ulung juga memperkenalkan buku berjudul Zine serta majalah yang disusun anggota ALS.
Buku bertema kaum urban dan ekologi ini berisi isu-isu pembangunan hingga penggusuran.
Cheiny, ketua UKPIM Ubhara Surabaya berharap acara ini bisa memberikan output yang baik untuk dunia literasi serta menggugah kesadaran tentang tindak kekerasan seksual.
Penulis:
Riafil Ilma
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP
Universitas Bhayangkara Surabaya
Email : riafililma52@gmail.com