Berita Entertainment
KABAR TERBARU Tata Cahyani Janda Tommy Soeharto Disorot, Masih Akrab dengan Keluarga Mantan Suami
Masih ingat dengan Tata Cahyani mantan istri Tommy Soeharto? Kabar terbarunya jadi sorotan. Masih Akrab dengan Keluarga Mantan Suami.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Masih ingat dengan Tata Cahyani mantan istri Tommy Soeharto? Kabar terbarunya jadi sorotan.
Pasalnya, meski sudah bukan lagi bagian dari keluarga Cendana, Tata Cahyani masih berhubungan baik dengan keluarga mantan suaminya itu.
Hal ini tampak dalam unggahan terbaru instagram storiesnya.
Tata menghadiri acara 50 tahun Himpunan Ratna Busana yang digelar di Jakarta.
Ia tampak kompak dengan keluarga besar Soeharto, seperti kakak Tommy Soeharto dan juga keponakannya.
Tata Cahyani tampil cantik bersanggul dan memakai kebaya tradisional Jawa.
Dalam acara tersebu, Tata juga jumpa dengan Titiek Soeharto.
Mereka terlihat akrab dan tidak canggung meski Tata sudah lama cerai dari Tommy Soeharto.
Para keponakan Tommy seperti Didit Hediprasetyo dan juga Gendis Siti Hatmanti juga masih dekat dengan Tata.
Tata Cahyani Menikmati Hidupnya
Tata Cahyani kini tampak sedang bahagia menikmati hidupnya.
Lewat akun Instagram miliknya pada Senin (29/11/2021), Tata Cahyani tampak asyik berjoget dengan Jennifer Jill.
Keduanya kompak bersenandung menyanyikan lagu "I Wil Survive" milik Cake.
Penggemar Tata Cahyani pun membanjiri kolom komentar dengan pujian.
"Mbak Tata cantik banget...," puji akun yang lain.
"Mbak Tata awet muda. Dua2 nya cantik," sanjung yang lain.
Berikut videonya: LINK
Seperti diketahui, Tata Cahyani sempat membina rumah tangga Tommy Soeharto.
Namun, setelah bercerai, ia keluar dari kehidupan keluarga Cendana.
Wanita cantik ini tinggal di Singapura bareng dua anak remajanya, Gayanti Hutami dan Dharma Mangkuluhur.
Belum lama ini, ia juga sempat ramai diberitakan menjalin hubungan dengan aktor Hollywood Bobby Tonelli.
Kabar Tommy Soeharto
Sementara itu, Satgas BLBI baru saja menyita aset Tommy Soeharto seluas 124 hektar di kawasan Dawuan, Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Dipekirakan, nilai aset tersebut antara Rp 600 miliar hingga Rp 1,2 miliar.
Penyitaan aset tersebut pun mendapat reaksi dari Tommy Soeharto. Tommy tak diam begitu saja. Dia akan melakukan perlawanan dengan langkah hukum.
Setelah Tommy Soeharto, apakah Satgas BLBI juga akan menyita aset kakak Tommy, yakni Tutut Soeharto?
Nama Tutut Soeharto ikut masuk dalam daftar obligor prioritas dalam dokumen Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI.
Perusahaan Tutut yang masuk radar Satgas BLBI adalah PT Citra Cs, yang terdiri dari PT Citra Mataram Satriamarga, PT Marga Nurindo Bhakti, dan PT Citra Bhakti Margatama Persada.
Namun, Satgas BLBI belum memutuskan menyita aset Tutut Soeharto dalam waktu dekat. Pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidak bisa menyampaikan jadwal penyitaan alias dirahasiakan.
"Semuanya kita laksanakan, tapi rencana itu tentunya tidak bisa kami sampaikan, pada saatnya nanti Ketua Satgas pasti akan mengupdate kepada media apa-apa yang sudah dilaksanakan oleh satgas," kata Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat DJKN Kemenkeu, Tri Wahyuningsih Retno Mulyani dalam bincang DJKN, Jumat (12/11/2021).
Dia menjelaskan, saat ini satgas akan berfokus kepada aset-aset yang telah disita terlebih dahulu. Sementara, penilaian aset Tommy Soeharto belum selesai dihitung.
Semula, satgas memperkirakan nilai aset itu mencapai Rp 600 miliar. Namun jika harga tanah mencapai Rp 1 juta/meter, maka nilai aset bisa berjumlah dua kali lipat atau Rp 1,2 triliun.
Selain Tommy, satgas menyita aset Nirwan Dermawan Bakrie dan Indra Usmansyah Bakrie, serta sejumlah obligor/debitor lainnya.
"Sementara kita fokus untuk selesaikan keempat (obligor/debitor) ini. Untuk Satgas BLBI kita dibagi per Pokja, kemudian kita juga ada pelaksana lain, ada khusus tanah dan sebagainya. Jadi kita bergerak secara bersama-sama," ucap Ani.
Ani mengatakan, satgas tidak bisa merinci langkah apa yang akan dilakukannya ke depan, mengingat hal tersebut adalah bagian dari aksi.
Namun jika ada perkembangan, Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban akan berkoordinasi dan mengupdate segala informasi yang telah dilakukan.
"Enggak mungkin kami sampaikan, karena saya juga baru selesai rapat terkait tindak lanjut, karena itu tidak mungkin kami sampaikan. Biarlah tim ini bekerja, nanti kalau memang harus disampaikan, pasti akan disampaikan oleh Ketua Satgas," pungkas Ani.
Setelah asetnya disita Satgas BLBI, Tommy Soeharto pun bereaksi. Pangeran Cendana itu mengaku akan segera melakukan langkah hukum.
”Nanti ada langkah hukum,” kata Tommy usai kegiatan peresemian rest area modern sistem digital 4.0 untuk truk dan Pasar Induk Modern di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Rabu (10/11).
Satgas BLBI sebelumnya diketahui telah menyita aset PT TPN milik putra bungsu Presiden ke-2 RI, Soeharto itu pada Jumat (5/11) silam.
Aset yang disita berbentuk tanah seluas 124 hektare (ha) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Tanah itu bernilai sekitar Rp 600 miliar-Rp1,2 triliun.
Adapun lokasi rest area dan pasar induk modern yang kemarin diresmikan Tommy juga berada dalam area kawasan Industri Mandala Pramata Permai, di kawasan Dawuan, Cikampek, Karawang, Jawa Barat.
Meski demikian, pihak Tommy mengatakan tidak ada keterkaitan lahan yang diresmikannya untuk rest area modern dengan penyitaan lahan yang dilakukan Satgas BLBI tersebut.
"Enggak ada," kata pengawal Tommy.
Manajemen PT Mandala Pratama Permai mengatakan depo logistik, pengolahan air, dan pasar induk yang diresmikan Tommy itu tidak berada di atas tanah yang disita pemerintah.
"Tidak ada kaitannya dengan masalah BLBI. Tidak ada BLBI di sini. Kalau tidak diizinkan berarti kita tidak bisa launching," ujar Operasional dan Asisten Direktur, Muhammad Haykal mewakili PT Mandala Pratama Permai.
PT Mandala Pratama Permai adalah perusahaan lain milik Tommy. Ia menduduki jabatan sebagai Komisaris Utama di perusahaan tersebut.
Adapun rest area yang diresmikan Tommy dibangun sebagai hasil kerjasama dengan Bintang Baru Raya (BBR) Logistik.
Rest area yang diberi nama Mandala Pratama Dawuan itu diklaim sebagai rest area pertama di Indonesia yang menerapkan sistem digital terintegrasi.
Nama Tommy Soeharto belakangan memang mencuat ke publik karena terjerat kasus BLBI pada 1998 silam.
Perusahaan Tommy kala itu, PT Timor Putera Nasional, menjadi debitor di beberapa bank yang menerima dana BLBI.
Outstanding nilai utang PT Timor Putera Nasional kepada pemerintah yang ditagihkan oleh Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) setelah ditambahkan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang Negara (10 persen) adalah sebesar Rp 2.612.287.348.912,95 sesuai PJPN-375/PUPNC.10.05/2009 tanggal 24 Juni 2009.
Satgas BLBI sudah memanggil Tommy untuk datang di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Namun, pada pemanggilan yang dijadwalkan 26 Agustus lalu Tommy tidak hadir dan hanya mengirim utusan.
Karena Tommy tak kunjung melunasi utangnya itu, Satgas BLBI kemudian menyita sejumlah aset Tommy.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id