KTT G20 Bali
Doa Bersama untuk Suksesnya KTT G-20 Bali di Rumah Masa Kecil Bung Karno Kediri
Doa bersama untuk menyukseskan KTT G 20 ini ditutup dengan tasyakkuran Hari Pahlawan dan santunan anak yatim.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, KEDIRI - Rumah masa kecil Bung Karno menggelar doa bersama lintas agama untuk menyukseskan KTT G 20 di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Sabtu (12/11/2022) malam.
Doa bersama untuk menyukseskan KTT G 20 ini ditutup dengan tasyakkuran Hari Pahlawan dan santunan anak yatim. Pada kegiatan ini juga digelar dialog kebangsaan.
Bertindak sebagai narasumber Pinandita Eyang Nyoto pemuka agama Budha, Juwaini perwakilan Ahlul Bait Kediri, Ari Hakim LC perwakilan Kampung Inggris Pare, Khadimulloh Ketua Ahmadiyyah Kediri dan Kushartono Ketua Harian Rumah Persada Sukarno.
Lukito Sudiarto, Sekretaris Panitia Doa bersama menjelaskan, pada penutupan doa bersama juga digelar dialog kebangsaan dengan tema “Kembalilah kepada Jatidiri Bangsa Indonesia".
Dijelaskan Lukito, doa bersama untuk suksesnya KTT G 20 sudah dilakukan sejak Mei 2022.
Baca juga: Tasyakuran di Rumah Masa Kecil Bung Karno Kabupaten Kediri Diikuti Ratusan Peserta
Baca juga: Datang ke Kota Batu, Ketua Umum Partai Demokrat AHY Sampaikan Dua Kabar Ini
Doa ini diikuti aksi nyata kembali kepada jati diri bangsa Indonesia yang harus dilakukan bersama-sama.
“Kami yakin kalau kita benar-benar kembali kepada jati diri bangsa, Indonesia akan menjadi mercusuar perdamaian dunia,” tandas Lukito Minggu (13/11/2022).
Jati diri bangsa adalah ciri khas, karakter, kepribadian bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
“Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, sang merah putih, Garuda Pancasila, NKRI, semua ini merupakan ciri khas Indonesia,” kata Khadimulloh Ketua Ahmadiyyah Kediri.
Sementara Kushartono, Ketua Harian Rumah Persada Sukarno menjelaskan, Presiden Soekarno telah mendapat 26 gelar Doctor Honoris Causa dari 7 universitas dalam negeri dan 19 universitas luar negeri sebagian besar terkait Falsafah Pancasila.
Baca juga: Jelang KTT G20, Satpolairud Polres Probolinggo Patroli Pengamanan Area PLTU Paiton
Baca juga: Sekjen PDIP Ajak 33 Akademisi dari Sejumlah Negara Ziarah ke Makam Bung Karno Kota Blitar
Bahkan Pancasila pernah ditawarkan dalam Sidang Umum PBB untuk dimasukkan dalam piagam PBB.
"Ini menunjukkan, Pancasila adalah ciri khas Indonesia yang tidak dimiliki bangsa-bangsa lain,” ungkapnya.
Kushartono menjelaskan, jatidiri bangsa jika disimpulkan adalah manunggalnya keimanan dan kemanusiaan.
“Berdasarkan konstitusi negara yakni Pembukaan UUD 1945 dan berlandaskan Ideologi negara Pancasila, para pendiri bangsa kita sudah konsensus bahwa jati diri bangsa Indonesia adalah manunggalnya keimanan dan kemanusiaan, ini yang menjadi rohnya. Kalau dalam istilah Jawa manungaling kawulo Gusti,” jelasnya.
Kushartono yang juga anggota Tim Instruktur Binlat Karakter Bangsa menjelaskan, terkait kancah Indonesia di KTT G-20, jika benar-benar berpegang teguh pada jatidiri bangsa maka Indonesia akan dapat menyinari dunia.
“Soal G-20 misalnya kita tidak miring ke kanan atau ke kiri, kita harus tegak lurus non blok, bebas aktif dengan berpegang teguh pada jati diri bangsa Indonesia," ungkapnya.
Berpegang pada manunggalnya Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab, Kushartono berkeyakinan Indonesia bisa menjadi super power perdamaian dunia.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA
