Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

BUKTI Rincinya Skenario Ferdy Sambo Dibongkar Sopir Ambulans: Perintah ke IGD, Ditahan Sampai Subuh

Fakta-fakta yang diungkapkan sopir ambulans semakin menguatkan adanya skenario Ferdy Sambo. Misalnya soal larangan membunyikan rotator hingga ke IGD.

Editor: Musahadah
kolase tribunnews
Sopir ambulans membeber rincinya skenario Ferdy Sambo dalam pembunuhan Brigadir J. Dari rumah, IGD hingga kamar jenazah. Berikut bukti dan fakta-faktanya. 

Syahrul kemudian menyampaikan melihat tubuh jenazah Brigadir Yosua dalam kondisi terlentang dan masih mengenakan baju putih dan masker.

Setelah itu, dirinya langsung melakukan pengecekan nadi di tangan kiri Brigadir Yosua menggunakan sarung tangan karet.

Kata dia, denyutan nadi sudah tidak ada.

Dari hasil pengecekan nadi itu, dirinya langsung memberikan informasi kepada beberapa petugas dari Propam Polri yang sudah ada di lokasi.

Hanya saja, Syahrul tidak memerinci identitas orang-orang yang ada saat itu.

Anggota Propam Polri itu kembali meminta Syahrul untuk mengecek kondisi Yosua guna memastikan masih hidup atau tidaknya Yosua.

"Saya bilang ke bapak-bapak lokasi 'izin pak sudah tidak ada', 'pasti mas?' 'pasti pak'," ucap Syahrul seraya menirukan percakapan.

Setelah memastikan kondisi Brigadir Yosua sudah meninggal dunia dengan banyaknya ceceran darah, Syahrul diperintahkan untuk memasukkan jasad Yosua ke kantong jenazah.

Syahrul mengaku, saat ingin memasukkan jenazah Yosua, dirinya dibantu oleh beberapa anggota Provost yang ada di lokasi untuk dibawa ke RS Polri, Kramat Jati.

3. Mayat Brigadir J Dimasukan ke Kantong Jenazah Bertuliskan Korlantas Polri

Ahmad Syahrul Ramadhan mengungkapkan jenazah dimasukan ke dalam kantong jenazah bertuliskan Korlantas Polri.

Saat mengambil kantong jenazah dari mobil ambulansnya, Syahrul ditanya polisi. 

"Saya ditanya di kantong jenazah ada tulisan Korlantas Polri yang mulia, nah saya jelaskan izin pak saya sering tangani kecelakaan dari Satlantas Jakarta Timur saya membantu untuk mengevakuasi kecelakaan atau tkp. Oh iya iya, dari Satlantas Jakarta Timur, yaudah tolong dibantu," ucapnya.

Syahrul memasukan jenazah Brigadir Yosua dengan dibantu tiga sampai empat orang.

Namun, kaki jenazah harus dilepit oleh Syahrul karena tidak muat masuk ke dalam kantong jenazah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved