UPDATE FAKTA Rudolf Tobing Bunuh Teman Kerja: Ingin Sewa Pembunuh Bayaran, Peras Korban Rp 29,5 Juta
Berikut update fakta-fakta terbaru tentang kasus Rudolf Tobing bunuh teman kerjanya, AYR alias Ica. Sempat Ingin Sewa Pembunuh Bayaran.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap update fakta-fakta terbaru tentang kasus Rudolf Tobing bunuh teman kerjanya, AYR alias Ica (36).
Menurut keterangan polisi, Rudolf Tobing sempat ingin menyewa pembunuhan bayaran untuk menghabisi para targetnya.
Namun hal ini urung lantaran tak mampu membayar harga sewanya.
Selain itu, Rudolf juga mengaku kepada polisi, sebelum membunuh Ica terlebih dahulu menguras rekening korbannya.
Berikut update fakta selengkapnya.
1. Ingin Sewa Pembunuh Bayaran
Rudolf membunuh Ica di salah satu apartemen di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Jasad korban ditemukan di kolong Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/10/2022) malam.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pelaku awalnya berencana menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa korban dan dua rekannya.
"Pelaku sempat mencari di internet jasa untuk pembunuh bayaran dan tarifnya," kata Hengki dalam keterangannya, Sabtu (22/10/2022).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Sadisnya Rencana Rudolf Tobing yang Ingin Bunuh 3 Temannya, Sempat Rampok Korban untuk Kejar Target Utama'.
Rencana pelaku menyewa pembunuh bayaran itu terungkap setelah penyidik menemukan riwayat pencarian pada ponsel pelaku saat proses pemeriksaan.
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga saat dikonfirmasi secara terpisah mengatakan, pelaku membatalkan niat untuk menyewa pembunuh bayaran.
"Tak jadi karena berdasarkan keterangan dari pelaku itu tarifnya terlalu mahal dan pelaku tidak sanggup," kata Panjiyoga.
Baca juga: Sebelum Membunuh Ica, Rudolf Tobing Peras Korban Rp 29,5 Juta Setelah Itu Dicekik hingga Tewas
2. Peras korban
Rudolf sempat memaksa AYR (36) mentransfer uang kepadanya sebelum menghabisi nyawa perempuan tersebut. Korban dipaksa mentransfer uang dari rekeningnya setelah kaki dan tangannya diikat.
"Yang bersangkutan transfer uang dari rekening I (AYR) Rp 19,5 juta," kata Panjiyoga.
Selain itu, pelaku juga menyuruh korban untuk menghubungi keluarganya agar mentransfer sejumlah uang ke rekening pelaku sebesar Rp 10 juta.
Uang tersebut mulanya akan digunakan pelaku untuk membunuh target utamanya, seseorang berinisial H yang juga teman korban AYR.
Namun, calon korban H dan target lainnya yang berinisial S lolos dari pembunuhan Rudolf. Sebab, calon target tidak merespons pancingan pelaku.
3. Sempat Pelajari Pembunuhan
Tak Bersuara Polisi mengatakan, Rudolf mempelajari cara membunuh melalui internet sebelum beraksi mengakhiri hidup AYR.
"Pelaku mencari (di internet) bagaimana cara membunuh orang agar tak bersuara," kata Panjiyoga.
Rudolf mempelajari cara membunuh tanpa suara melalui internet selama tiga hari.
Cara itu kemudian dipraktikan terhadap korban.
Pelaku membunuh korban dengan cara menampar lalu mencekiknya di dalam kamar apartemen.
"Itu dipelajari oleh pelaku selama tiga hari," ucap Panjiyoga.
4. Tersenyum Usai Eksekusi Korban
Tindakan Rudolf membuang jasad korban terekam kamera pengawas di sejumlah titik di apartemen kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang menjadi lokasi pembunuhan.
Berdasarkan video hasil rekaman CCTV yang beredar di media sosial, saat itu pelaku mengenakan kaos berwarna putih berkelir hitam dan kuning pada kerah.
Pelaku terlihat berjalan dari lorong lantai 18 sambil mendorong troli.
Pelaku masuk ke dalam lift sambil mendorong troli berisi sejumlah barang dan satu di antaranya terdapat kantong berisi jasad korban AYR.
Selama di dalam lift, R tampak tak bergeser sedikit pun dari belakang troli yang didorongnya. Dia hanya sesekali terlihat memegang seutas tali berwana hijau.
Hengki mengatakan, berdasarkan keterangan pelaku yang saat itu tersenyum karena mengaku puas usai membunuh korban.
"Pelaku itu merasa bahwa target korban telah selesai dieksekusi dan pelaku merasa senang," kata Hengki.
5. Dilatarbelakangi Sakit Hati
Rudolf diduga membunuh AYR (36) dilatarbelakangi sakit hati pelaku terhadap korban.
Pada saat kejadian, kata Hengki, R dan korban yang merupakan rekan kerja mulanya sedang berbincang mengenai konten podcast.
Di tengah perbicangan, AYR disebut mendapatkan panggilan telepon dari seseorang berinisial H yang tidak disukai pelaku.
"Saat sedang ngobrol, tiba-tiba korban mendapat telepon dari seseorang, diduga pelaku adalah H. Tersangka ini enggak suka sama H.
Menurut tersangka, H ini pernah bermasalah sama korban," kata Hengki.
Keduanya pun terlibat adu mulut. Sampai akhirnya pelaku naik pitam dan membunuh korban karena melontarkan perkataan yang dianggap menyakiti hati.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id