Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya
UPDATE Tragedi Arema vs Persebaya: Aremania Tak Serang Pemain, PSSI Minta Tak Bicarakan Sanksi FIFA
Berikut update tragedi Arema vs Persebaya yang menewaskan 131 suporter dan anggota kepolisian, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Berikut update tragedi Arema vs Persebaya yang menewaskan 131 suporter dan anggota kepolisian, Sabtu (1/10/2022) lalu.
Tragedi Arema vs Persebaya masih terus disorot oleh banyak pihak penyelesaiannya.
Paling baru, Komisioner Bidang Penyelidikan dan Pemantauan Komnas HAM Choirul Anam mengaku telah melakukan penyelidikan sejak, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Cerita Jurnalis Malang di Tengah Kengerian Tragedi Arema vs Persebaya, Tak Kuat Lihat Korban Bocah
Melansir Kompas.com, dari hasil penyelidikannya di lapangan, dua orang suporter turun dari tribune di bawah papan skor seusai pertandingan.
Aksi ini kemudian diikuti oleh suporter lain dari tribune yang berbeda dan ditengarai menjadi alasan bagi aparat keamanan meningkatkan tahapan penanganan.
Namun, Choirul Anam mengatakan situasi tidak langsung ricuh saat suporter mulai masuk ke lapangan.
“Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, sampai sore (5/10) ini, kami mendapat informasi bahwa tidak begitu kejadiannya," kata Choirul Anam.
"Jadi, ada constraint (batasan) waktu antara 15 sampai 20 menit pasca-wasit meniup peluit panjang, itu suasana masih terkendali, walaupun banyak suporter yang masuk ke lapangan," kata pria berusia 45 tahun.
"Kalau ada yang bilang mereka mau menyerang pemain, kami sudah ketemu dengan para pemain dan para pemain ini bilang tidak ada kekerasan terhadap mereka."
"Para pemain tidak mendapat ancaman dan caci maki, mereka cuma bilang bahwa suporter memberikan semangat kepada para pemain. Ini pemain yang ngomong begitu ke kami," imbuhnya.
Temuan awal tersebut kemudian membuat Choirul Anam bertanya-tanya soal penggunaan gas air mata ke suporter, bahkan ke tribune.
Baca juga: Tragedi Arema vs Persebaya, Jokowi Perintahkan Kementerian PUPR Audit Stadion untuk Liga Indonesia
Sebab, kondisi masih terkendali kendati tak sedikit suporter yang turun ke lapangan.
“Pertanyaannya sekarang, kalau dalam 15 sampai 20 menit itu situasinya masih kondusif, apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik," tanya dia.
Choirul Anam juga menyebutkan kebanyakan korban yang meninggal dunia karena kehabisan oksigen.
Hal tersebut merupakan imbas dari paparan gas air mata.