Berita Trenggalek
Warga Trenggalek Berhasil Budidayakan Lobster di Teluk Prigi, Begini Kiat yang Dibagikannya
Lobster, udang laut yang terkenal memiliki harga mahal, ternyata berhasil dibudidayakan di Teluk Prigi, Trenggalek
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Cak Sur
"Paling besar, saya pernah membudidayakan lobster seukuran 1 kilogram (kg) lebih," imbuhnya.
Di teluk Prigi, tepatnya di sekitaran Pantai Mutiara, Kacuk mengaku tak susah untuk membudidayakan lobster.
Pakan tersedia melimpah di lautan. Kacuk biasa mencari pakan lobster dengan melaut. Pakan yang sering ia pakai adalah beberapa jenis kerang dan ikan.
"Modal untuk pakan paling cuma BBM (bahan bakar minyak) untuk melaut saja," sambung dia.
Sementara untuk bibit lobster, Kacuk membelinya dari nelayan.
Untuk mengisi satu keramba, modal yang dikeluarkan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 6 juta.
Ketika waktunya panen, satu keramba bisa menghasilkan sekitar Rp 15 juta.
Meskipun, tak semua dari 20 keramba yang Kacuk punyai, ia manfaatkan untuk budidaya dalam setiap waktunya.
Soal pasar, Kacuk mengaku tak kesulitan. Ia biasa menjual hasil panennya ke pengepul yang punya jaringan ekspor.
Soal ini, Kacuk dari awal memang meniatkan budidayanya untuk menghasilkan lobster kualitas bagus yang layak dikirim ke luar negeri.
"Kalau di pasar lokal, cukup susah karena lobster ini harganya cukup mahal," tutur penggiat pariwisata itu.
Tak cuma jaringan pasar, Kacuk juga jeli melihat peluang. Saat harga lobster di bawah Rp 300 ribu per kg, ia tak akan memanen hasil budidayanya.
"Harganya, kalau lobster pasir, rata-rata Rp 300 ribu per kg. Tapi kalau saat-saat khusus, seperti ketika Imlek, harganya bisa naik hingga Rp 600 ribu per kg," sambung dia.
Ke depan, Kacuk berencana untuk mengembangkan budidaya menggunakan keramba dasar.
Saat ini, ia masih memanfaatkan keramba atas.