Preman Pensiun

Sinopsis Preman Pensiun 6 Hari Ini 5 Oktober: Yayat Usir Tukang Parkir, Tak Gentar Lawan Bekingan

Pada sinetron Preman Pensiun 6 hari ini, sesumbar Yayat ingin mengusir tukang parkir jalanan. Berikut sinopsis selengkapnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Iksan Fauzi
INSTAGRAM
Cuplikan Preman Pensiun hari ini 5 Oktober 2022 

SURYA.CO.ID - Berikut ini sinopsis Preman Pensiun 6 hari ini (5/10/2022) pukul 19.00 WIB, di RCTI.

Pada sinetron Preman Pensiun 6 hari ini, sesumbar Yayat ingin mengusir tukang parkir jalanan. 

Ia pun mengaku tak takut melawan bekingan para tukang parkir tersebut.

Sementara Agus meragukan rencana Yayat akan berhasil, sebab ia sudah mengetahui orang yang akan melindungi para tukang parkir.

"Kalau buat ngusir tukang parkir, gak usah sama anak buah Kang Reymon. Kita juga bisa," kata Yayat kepada Agus.

"Kamu berani juga gak kalau harus berhadapan sama bekingnya? Jangan bilang berani," tanya Agus.

Sinetron Preman Pensiun

Melansir Wikipedia, Preman Pensiun adalah sinetron bergenre drama komedi yang ditayangkan di RCTI dan diproduksi oleh MNC Pictures.

Mulanya sinetron Preman Pensiun menceritakan kehidupan Bahar yang hanya preman “kecil”, tetapi wilayahnya cukup luas, selain menjadi “backing” para pedagang kaki lima, juga menguasai sebuah pasar dan terminal.

Kisah yang akan dituturkan dalam serial ini bukanlah perjalanan hidupnya sejak awal, meskipun dalam beberapa dialog terceritakan juga, melainkan kisah di masa tuanya ketika dia memutuskan untuk pensiun.

Masa lalu yang terceritakan dalam dialog adalah Bahar dan temannya, Bagja merantau dari Garut ke Bandung sekitar tahun 1972, ketika dia remaja dan pergi merantau karena keluarganya di kampung sangat miskin.

Di Bandung, Bahar remaja mencari nafkah sebagai penjual tahu, leupeut dan telur asin di bus sebelum keluar terminal.

Penghasilan Bahar kala itu tidaklah besar, hanya pas-pasan, cenderung minim.

Dia menerima itu sebagai rezekinya, tetapi yang tidak bisa dia terima adalah bahwa dia harus membayar pajak pada para preman.

Bahar kemudian berpikir bahwa daripada dipungut “pajak” lebih baik dia yang memungut pajak.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved