Tragedi Arema vs Persebaya

Oknum TNI AD 'Tendangan Kungfu' Minta Maaf ke Keluarga Korban Tuai Simpati, Pangdam V Janji Beri Ini

Beredar video di TikTok terduga oknum TNI AD yang melakukan 'tendangan kungfu' kepada seorang Aremania saat tragedi Kanjuruhan minta maaf.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id | JAKARTA - Beredar video di TikTok terduga oknum TNI AD yang melakukan 'tendangan kungfu' kepada seorang Aremania saat tragedi Kanjuruhan mendatangi keluarga korban dan minta maaf.

Oknum TNI AD itu datang ditemani oleh seorang pria berpakaian dinas TNI AD dan diduga sebagai atasannya.

Mereka menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada orang tua dan kerabat korban yang masih menjadi pelajar bernama Muhammad Hazemi Rafsanjani.

Setelah oknum TNI AD tersebut minta maaf, hari ini, Rabu (5/10/2022), Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto juga mengunjungi korban secara langsung.

Pangdam juga minta maaf sekaligus memberikan fasilitas kesehatan kepada Hazemi untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.

Berikut cerita anggota TNI AD minta maaf kepada korban dan keluarganya usai Tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 131 Aremania, Sabtu (1/10/2022) malam.

Minta maaf viral di TikTok

Aksi oknum TNI AD minta maaf kepada keluarga korban yang viral di TikTok menuai simpati dari para netizen.

Namun, ada yang mengatakan minta maaf bagus, tapi proses hukum militer harus tetap berjalan.

Oknum TNI AD yang melakukan tendangan kungfu ke Aremania mendatangi orang tua korban dan minta maaf diantarkan oleh seorang pria yang diduga sebagai atasannya.

Dalam tayangan video yang viral di TikTok, pria diduga atasan oknum TNI itu menunjukkan video di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya.

Video tersebut dipertontonkan kepada anak buahnya yang bertugas di stadion.

Tak lama kemudian, ada seorang anggota TNI AD yang mengaku.

"Siap saya ndan," kata pria itu menceritakan kepada keluarga korban oknum TNI AD yang mengaku melakukan tendnagan kungfu.

"Dia ingin dari kemarin bertemu keluarga korban untuk minta maaf," kata pria itu.

"Iya, saya pengen ketemu panjenengan (ingin bertemu Anda). Saya khilaf," kata oknum TNI AD itu.

Salah seorang perempuan dari anggota keluarga korban menimpali tidak mempermasalahkan kejadian itu.

Hanya saja, di dalam hatinya ia berkata,"Kalau dia merusak atau apa, digituin tidak apa-apa. Tapi itu tadi, anaknya tidak melakukan apa-apa," katanya.

"Kalau anaknya dilakukan seperti bagaimana rasanya," katanya.

"Mohon dimaafkan ya," kata pria atasan oknum TNI AD.

Hingga pukul 19.00 WIB, video itu telah dikomentari 3.012 akun dan disukai lebih dari 50.000 akun. Sementara, 1.233 akun menyebarkannya.

Dalam kolom komentar tersebut, beragam pendapat netizen. 

"Bagus tapi ya tetap proses sesuai aturan hukum militer," komentar akun @salmaalfarisi3468

"Setidaknya pak TNI berani mengakui dan meminta maaf langsung ke rumah korban...
itu yg dinamakan kesatria sesungguhnya.." komentar akun @kenarockfarm7

"ini nma nya prajurit pnya ilmu dan adab d gunakan,, bravo tni
untuk ke dpan nya jgn terpancing emosi lagi krena masyarakat ada untuk tni,," komentar akun @oziem Diablo

Pangdam V/Brawijaya minta maaf dan datangi korban

Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, bersama PJU Kodam V/Brawijaya telah mendatangi rumah korban atas kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Selasa, (4/10/2022).

Kedatangan Pangdam V/Brawijaya bersama para petinggi TNI AD ke rumah korban untuk memastikan kondisi kesehatan korban pasca insiden yang menewaskan ratusan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan Malang.

Mayjen TNI Nurchahyanto menghaturkan permohonan maaf kepada keluarga korban atas tindakan represif yang dilakukan oknum prajurit TNI AD saat melakukan pengamanan laga Arema FC VS Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu, (1/10/2022), dan saat ini, prajurit tersebut sedang dilakukan proses pemeriksaan mendalam.

"Kami sengaja datang kesini menemui dek Rafi dan keluarga. Ini dek Rafi yang viral di medsos, dia ditendang oleh prajurit kami. Nah kedatangan kami meminta maaf kepada dek Rafi dan keluarga atas tindakan yang dilakukan oleh anggota kami. Dan kami pastikan bahwa anggota kami sedang dalam proses pemeriksaan," tegas Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, dalam keterangan pers, Rabu (5/10/2022).

Rafi sapaan akrab Muhammad Hazemi Rafsanjani, adalah seorang pelajar yang menjadi korban yang ditendang oknum anggota TNI AD saat kericuhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang beberapa hari yang lalu

"Kedua, saya ingin memastikan kondisi dek Rafi ini seperti apa. Besok saya minta dek Rafi periksa ke RS. Soepraoen untuk diperiksa kesehatan. Meski saat ini kondisinya sehat dan ada rasa nyeri sedikit, tetap kami minta Dek Rafi memeriksakan (kembali) kesehatannya di RS milik TNI AD," terang Pangdam V/Brawijaya.

Tidak hanya Rafi, Pangdam V/Brawijaya juga memberikan bantuan pengobatan gratis terhadap ayah Rafi yang saat ini sedang mengalami penyempitan saraf. Pangdam V/Brawijaya berharap insiden yang menewaskan ratusan orang tersebut tidak terulang kembali dikemudian hari.

Videonya viral

Viral video yang memperlihatkan oknum anggota TNI melakukan tendangan kepada seorang suporter.

Peristiwa itu terkeman saat terjadi kerusuhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Dalam video itu seorang pria berbaju hitam yang sedang berjalan di sisi lapangan. Namun tiba-tiba pria yang merupakan suporter itu ditendang oknum berseragam TNI.

Video oknum TNI yang melakukan tendangan itu lantas menjadi viral di media sosial.

Dikutip dari KOMPAS.com, berikut fakta viral oknum anggota TNI melakukan tendangan kepada seorang suporter.

Pertama, disorot Komnas HAM Indikasi adanya kekerasan aparat saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, salah satunya oknum anggota TNI menendang suporter ini.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, dalam konferensi pers di Kantor Arema FC, Senin (3/10), mengungkapkan dugaan penggunaan kewenangan yang berlebihan dari aparat keamanan.

Kedua, Menkopolhukam Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pun juga angkat bicara soal aksi oknum TNI tersebut.

Saat di kantornya, Senin (3/10), Mahfud meminta kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk bertindak cepat.

Ketiga, respons Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang berjanji mengusut tuntas.

Disampaikannya, tindakan berlebihan oknum sudah diinvestigasi Markas Besar TNI sejak Minggu (2/10) sore.

Investigasi dilakukan dengan mempelajari video-video yang beredar di media sosial.

Menurut Andika, berdasarkan video yang beredar, tindakan berlebihan oknum terhadap suporter bukan dalam rangka mempertahankan diri, melainkan menjurus tindak pidana.

Ia menyebutkan, tindakan berlebihan oknum di Stadion Kanjuruhan di luar kewenangan mereka.

Oleh karenanya, tindakan oknum tak hanya memenuhi unsur pelanggaran disiplin, tetapi juga tindak pidana.

Atasan kena getahnya

Janji Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan mengusut cepat anggotanya yang terlibat dalam tragedi Arema Vs Persebaya di stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) mulai terbukti.

Empat prajurit TNI akhirnya mengaku telah melakukan tindakan berlebihan dalam tragedi Arema vs Persebaya tersebut. 

Pengakuan didapat setelah TNI mendapatkan bukti dan memeriksa lima prajurit yang diindikasi menyerang suporter saat tragedi Arema vs Persebaya terjadi. 

Lima prajurit ini terdiri empat orang berpangkat Sersan II dan Prajurit I.

Menurut Jenderal Andika Perkasa, kelima prajurit itu diperiksa karena sudah terdapat bukti awal atas tindakan mereka.

Baca juga: KEANEHAN Tragedi Kanjuruhan: Pintu 13 Awalnya Dibuka, tapi Malah Ditutup usai Tembakan Gas Air Mata

"Sejauh ini yang prajurit kita periksa ada lima. Diperiksa ini karena sudah ada bukti awal. Dari lima ini, empat sudah mengakui. Tapi yang satu belum," ujar Andika di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (5/10/2022).

Meskipun demikian, TNI masih akan melanjutkan pengumpulan bukti.

Andika menyebutkan, pihaknya masih meminta informasi dari pihak manapun untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi.

"Kami terus minta info dari siapapun juga. Siapapun yang punya video," lanjutnya.

Selain itu, kata Andika, pihaknya juga sedang memeriksa unsur pimpinan.

"Kita memeriksa juga yang lebih atasnya. Prosedur apakah yang mereka lakukan ? Apakah mereka sudah mengingatkan? Dan ini sampai dengan tingkat Komandan Batalyon-nya yang ada juga di situ. Jadi kami terus," jelas Andika.

"Ini juga sebagai bentuk evaluasi. Karena (kekerasan) enggak boleh terjadi. Berarti kan briefing, penekanan tentang batas kewenangan TNI dalam bertindak, walau pun kita hanya BKO, itu berarti tidak berjalan," tambahnya.

Terpisah, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Nurchahyanto menyampaikan permohonan maaf atas situasi kerusuhan yang berujung tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. 

Ungkapan itu disampaikan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto sesuai acara Upacara Peringatan HUT TNI Ke 77, Lapangan Brawijaya, Rabu (5/10/2022).

Menurut Mayjen TNI Nurchahyanto, ada prajurit yang bertindak diluar secara berlebihan.

Sehingga menyebabkan beberapa suporter Arema FC yang mungkin tersakiti.

"Saya selaku Pangdam V/ Brawijaya meminta maaf atas kejadian itu. Saat ini, prajurit itu sedang diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Mayjen TNI Nurchahyanto.

Apabila prajurit itu terbukti bersalah, lanjut dia, maka sedang diproses dan ditindak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

"Disisi lain memang ada prajurit kami yang melakukan pelanggaran, disisi lain para media juga melihat para prajurit kami yang bahu membahu dengan Aremania bersama pihak kepolisian memberikan pertolongan pertama, saya apresiasi kinerja mereka," ucapnya.

"Ada lima orang yang sekarang diperiksa di Pomdam Malang, sedang dalam proses dan kita lihat perkembangannya," tuntas Pangdam V/Brawijaya.

Sebelumnya, dalam video yang diunggah pengguna Twitter, @mhmmd_faizall, terdapat dua prajurit yang "terbang" sembari menendang ke arah tubuh dua penonton di lapangan Kanjuruhan.

Kedua suporter ini mendapat tendangan keras ketika berusaha kembali ke area tribune penonton usai memasuki lapangan pertandingan.

Tendangan keras dua prajurit tersebut membuat dua suporter ini terpental dan terkapar ke lapangan.

Tak jauh dari lokasi kekerasan ini, terlihat puluhan prajurit turut mengejar dan memukuli suporter yang berlarian menggunakan pentungan.

Adapun kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupatan Malang, setelah pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Arema FC kalah 2-3 di kandang sendiri, Sabtu (1/10/2022).

Ketika laga berakhir, Aremania memasuki lapangan.

Pihak kepolisian kemudian merespons dengan menembakkan gas air mata ke arah penonton yang berada di tribune stadio

Akibatnya, 131 orang meninggal dunia. Selain itu, ratusan orang mengalami luka berat. Sedangkan korban meninggal umumnya karena terinjak-injak dan sesak napas.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap janjinya jika ada oknum TNI yang terbukti melakukan kekerasan saat tragedi Arema vs Persebaya.

Jenderal Andika Perkasa berjanji akan memberikan sanksi pidana kepada oknum TNI tersebut.

"Kami tidak akan mengarah pada disiplin, tidak, tetapi pidana karena memang itu sudah sangat berlebihan.

Itu bukan dalam rangka mempertahankan diri atau (yang lain) misalnya.

Itu bagi saya masuk ke tindak pidana," ujar Andika kepada wartawan, usai mengikuti rapat koordinasi bersama sejumlah kementerian dan lembaga, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, melansir dari ANTARA.

Ia pun menyampaikan tim TNI telah mulai melakukan investigasi mengenai kemungkinan keterlibatan beberapa oknum prajurit TNI yang melakukan kekerasan pada beberapa suporter di area lapangan Kanjuruhan, sebagaimana terlihat dalam beberapa video yang beredar di tengah masyarakat.

"Ya, kami sudah sejak kemarin sore melakukan investigasi sekaligus kami lanjutkan dengan proses hukum.

Karena apa? Karena memang yang viral itu, itu kan sangat jelas tindakan di luar kewenangan (prajurit TNI)," ujar Andika.

Komnas HAM Sebut Ada Indikasi Pelanggaran

Sebuah video seorang aparat mengeluarkan tendangan kunfu saat tragedi Kanjuruhan pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya menjadi obyek penyelidikan Komnas HAM.

Komnas HAM menyebut ada indikasi pelanggaran HAM dialami Aremania pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

Dalam tragedi itu, ratusan Aremania tewas.

Ditambah lagi adanya video yang beredar di medsos ketika oknum TNI menendang Aremania hingga tersungkur.

Terkait hal itu, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menuturkan indikasi pelanggaran HAM memang terlihat dalam insiden itu.

“Kami akan telusuri objektivitasnya seperti apa. Kalau di video yang tersebar diberbagai kalangan memang juga ada tindak kekerasan,"

"Untuk itu kami berharap beberapa hari kedepan seluruh pihak bisa tranparan ke kami termasuk polisi dan TNI,” kata Choirul Anam, Senin (3/10/2022) di Malang.

“Kekerasan memang terjadi melakui video yang tersebar, ada yang ditendang ada yang kena kungfu. Tentu semua juga melihat,” tambahnya.

Selain itu soal gas air mata yang ditembakkan petugas kepolisian ke arah tribun, pihak Komnas HAM mengaku masih akan melakukan penelusuran lebih dalam.

Namun Choirul Anam tak menampik jika adanya gas air mata membuat situasi semakin genting.

“Soal penggunaan gas air mata kami sedang telusuri. Kami lihat anatomi stadion pasca pertandingan seperti apa. Agar melihat secara objektif,"

"Seandainya tidak ada gas air mata maka tidak ada hiruk pikuk. Kami juga sedang telusuri karakter lukanya. Agar bisa melihat peristiwa kemarin seperti apa,” ujarnya.

Selain itu Komnas HAM juga tengah mendalami dugaan penggunaan gas air mata yang telah kedaluwarsa.

Bahkan itu menjadi kunci pernyataan pihaknya ke petugas medis.

“Gas pasti punya kedaluwarsa itu akan menjadi kunci kami tanya ke medis. Apakah ini karena sesak nafas, kadar oksigen dan lainnya seperti apa," katanya.

"Makanya saat kami ingin mendapatkan info itu kami ingin mendapatkan anatomi dari Stadion Kanjuruhan ketika terjadinya peristiwa itu,"

"Bagaimana exit starteginya, Konsentrasi massa di mana. Termasuk korban ini paling banyak jatuhnya di mana itu sedang kami dalami,” jelasnya.

Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul AKHIRNYA 4 Oknum TNI Penyerang Aremania saat Tragedi Arema vs Persebaya Mengaku, Atasan Kena Getah

Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul VIDEO HEBOH BANGET Oknum TNI Tendang Suporter di Kanjuruhan, Jenderal Andika Janji Usut Tuntas

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved