Tragedi Arema vs Persebaya
UPDATE Daftar Nama Korban Arema vs Persebaya, Korban Tewas Teridentifikasi Devi Ratna Sari Klojen
Berikut ini update daftar korban kerusuhan Arema FC vs Persebaya Surabaya usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Berikut ini update daftar korban kerusuhan Arema FC vs Persebaya Surabaya usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023, Sabtu (1/10/2022).
Diketahui, jumlah korban tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya dilaporkan semakin bertambah.
Terbaru, korban meninggal dunia bertambah dua orang sehingga kini tercatat 129 korban yang didominasi Aremania, julukan suporter Arema FC.
Penambahan jumlah korban disampaikan Gubernur Khofifah saat konferensi pers di Polres Malang, Minggu (2/10/2022).
"Yang terkonfirmasi 129 meninggal dunia," ujarnya.
Namun belum semua korban terindentifikasi.
Senada dengan Gubernur Khofifah, Presiden Jokowi pun memberikan rincian korban tragedi maut itu.
“Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang, saudara saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan Malang Jawa Timur," tutur Jokowi, Minggu (2/10/2022).
Sementara itu, berdasarkan data Forensik Polda Jatim, update terbaru hingga pukul 13.00 WIB, 129 orang korban tewas atas insiden tersebut.
Kemudian, dari 17 orang jenazah yang semula belum teridentifikasi, 14 orang jenazah diantaranya telah diketahui identitasnya melalui pencocokan dengan anggota keluarga korban.
Sedangkan, korban selamat atau yang masih menjalani perawatan medis, RSUD Kanjuruhan Malang, dua orang, dan RSSA Malang sejumlah tujuh orang.
14 Jenazah Teridentifikasi di Klinik Teja Husada Kepanjen
Klinik Teja Husada di Kepanjen menampung 34 korban meninggal dunia pasca kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Dari jumlah itu, 14 orang teridentifikasi identitasnya.
14 orang korban tersebut terdiri atas Devi Ratna Sari dari Klojen, M Yulianto dari Klojen, Rezki Fitrilian dari Klojen, Angga Prasdiyansah dari Jl Kapu Utara, M Febriansyah dari Lowokwaru, Noval Budiono dari Ampelgading, Herlangga Aditama dari Tulungagung,
Aditya Dimas Pratama dari Tumpang, Dava dari Klojen, Riyan dari Nongkojajar, M Nulizul Hidayatullah dari Blitar, Clarita dari Wagir, Mayang Agustin dari Sumberpucung dan Maulidia dari Tulungagung.