Tragedi Stadion Kanjuruhan
Kapolda Jatim: Alasan Gunakan Gas Air Mata Saat Kericuhan Laga Arema FC vs Persebaya, Sudah Anarkis
Alasan Polisi gunakan gas air mata di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, sebut penonton mulai anarkis dan menyerang petugas.
Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, - Alasan Polisi gunakan gas air mata di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, sebut penonton mulai anarkis dan menyerang petugas.
Tindakan untuk menggunakan gas air mata itu dilakukan oleh pihak kepolisian pada saat terjadinya kericuhan suportter di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10) malam.
Digunakannya gas air mata membuat penonton yang turun ke lapangan langsung berdesakan di pintu keluar dan menyebabkan sesak nafas.
Berikut kronologi yang disampaikan oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.
Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama.

“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan”
Situasi yang mulai tak terkendali membuat pihak berwajib melakukan pengamanan.
Baca juga: USAI Arema FC vs Persebaya Surabaya Berujung Kericuhan Aremania, Hukuman Berat Menanti Singo Edan
Baca juga: RESMI! Liga 1 2022 Dihentikan Sementara, Imbas Kericuhan di Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya
Baca juga: Tim Persebaya Satu Jam Terjebak, Suporter Ricuh Seusai Laga Arema vs Persebaya Skor Akhir 2-3
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain”
Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata.
Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil.”
Pelemparan gas air mata ini yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan.
“Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12”
“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya.
127 Orang Meninggal Dunia, 180 Dalam Perawatan
Imbas dari kericuhan tersebut, dikabarkan 127 orang meninggal dunia dan 180 orang masih dalam perawatan.
"Telah meninggal 127 orang, 2 diantaranya anggota POLRI. Yang meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses penolongan” Jelas Irjen Nico Afinta dalam press conference pasca pertandingan
Lebih lanjut, dikabarkan masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan di rumah sakit sekitar.

“Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan.”
Sementara itu, kerusakan juga ditemukan pada mobil dinas Polri dan mobil pribadi yang ada di sekitar stadion.
"10 Mobil dinas Polri kerusakan, dan 3 mobil pribadi." jelasnya.