TANGISAN ART Ferdy Sambo Kunci Ungkap Dugaan Pelecehan Putri Candrawathi, Sudah di-Tes Kebohongan
(ART) Ferdy Sambo menjadi tokoh kunci yang bisa menjawab kebenaran adanya dugaan pelecehan Brigadir J kepada Putri Candrawathi.
SURYA.CO.ID - Sosok Susi, asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo menjadi tokoh kunci yang bisa menjawab kebenaran adanya dugaan pelecehan Brigadir J kepada Putri Candrawathi.
Hal ini beralasan karena di hari yang disebut waktu pelecehan Putri Candrawathi itu, Susi tampak menangis di samping Kuat Maruf, sopir Ferdy Sambo.
Hal ini berdasarkan keterangan ajudan Ferdy Sambo, Bripka RR alias Bripka Ricky Rizal yang disampaikan kuasa hukumnya Erman Umar di program AIman, Kompas TV, Senin (12/9).
Diceritakan Bripka RR, di hari itu, 7 Juli 2022, dia sebenarnya sudah berangkat ke Jakarta untuk mengambil barang-barang yang ketinggalan, namun di jalan dia ditelpon Putri Candrawathi untuk kembali ke Magelang.
Saat masuk rumah dan naik ke tangga rumah lantai dua itu, dia bertemu dengan Kuat Maruf dan melihat Susi, asisten rumah tangga lainnya, menangis.
Baca juga: SIASAT Istri Ferdy Sambo Manfaatkan Bripka RR dan Brigadir J, PPATK Temukan Aliran Dana di Rekening
Sementara Putri Candrawathi tidak menangis dan justru menanyakan keberadaan Brigadir J atau Yosua, kepadanya.
Putri dan BRigadir J lalu berbicara empat mata di kamar selama sekitar 15 menit.
Terkait hal ini, Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti tangisan Susi, ART Ferdy Sambo dalam peristiwa itu, seperti yang dikatakan Brigadir J.
Bisa jadi kata dia tangisan Susi ini adalah kunci untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di Magelang pada tanggal 7 Juli 2022, sehari sebelum Brigadir J dibunuh dengan ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.
"Tadi dikatakan bahwa RR melihat Susi dalam kondisi menangis. Menangis itu reaksi emosional loh. Saya bayangkan dia menangis sedemikian emosional karena menyaksikan sesuatu yang dramatis," kata Reza dalam Apa Kabar Indonesia Malam di akun YouTube TVOneNews, Senin (12/9/2022).
Menurutnya penting diketahui apa yang dilihat Susi dan dirasakannya hingga membuatnya menangis.
"Tapi sejauh ini sepertinya belum pernah kita perbincangkan, apakah Susi ini dihadirkan sebagai saksi atau tidak. Dan apa isi keterangan atau kesaksiannya," ujar Reza.
"Itu memang masih menjadi misteri sampai sekarang, kita tidak tahu apa yang dilihat, dialami, dirasakan oleh Susi pada saat itu," kata Putri Violla, pembaca acara kepada Reza.
Informasi yang dihimpun surya.co.id, Susi telah diperiksa Bareskrim Polri pada September 2022.
Dan belum lama ini Susi bersama lima tersangka yakni Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka Ricky, Kuat Ma'ruf diperiksa menggunakan alat pendeteksi kebohongan (lie detector).
"PC (Putri Candrawathi), saksi Susi dan FS (Ferdy Sambo) (akan diperiksa pakai lie detector)," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi, Selasa (6/9/2022).
Pemeriksaan dengan alat pendeteksi kebohongan dilakukan guna menguji kejujuran keterangan para tersangka.
"Iya semuanya (akan diperiksa pakai lie detector), terjadwal dua orang per hari," ucapnya.
"Untuk menguji tingkat kejujuran tersangka dalam memberikan keterangan," tambahnya.
Bripka RR Tak Curiga Ada Pelecehan

Inilah pengakuan terbaru Bripka RR yang tak pernah mengetahui ada pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang diduga dilakukan Brigadir J.
Bripka RR atau Bripka Ricky Rizal yang tinggal serumah dengan istri Ferdy Sambo di Magelang juga tak melihat gelagat aneh dari Brigadir J.
Bahkan Bripka RR turut menyaksikan pertemuan istri Ferdy Sambo dengan Brigadir J di kamar sekitar 15 menit.
Pengakuan terbaru Bripka RR ini diungkapkan kuasa hukumnya, Erman Umar saat diwawancara dalam program Aiman, Kompas TV, Senin (12/9/2022).
Erman Umar mengurai kronologi kejadian yang dimulai tanggal 6 Juli 2022.
Saat itu para ajudan dibangunkan sekitar pukul 24.00 WIB karena ada perayaan ulang tahun perkawinan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Di sana lah mereka membagi-bagi kue ke para ajudannya.
Esoknya, 7 Juli 2022, Ferdy Sambo kembali ke Jakarta bersama ajudan lainnya, Deden.
Pada siang sekitar pukul 14.00 WIB, Bripka RR diperintahkan Putri Candrawathi untuk membeli sembako.
Saat itu dia pergi bersama Kuat Maruf.
Saat mau kembali ke rumah, anak Putri menelponnya untuk meminta dia membeli kipas angin dan makanan ayam.
Setelah barang diantar ke rumah, Bripka RR berencana kembali ke rumah di Jakarta untuk mengambil barang lain yang belum diantar.
Saat itu, Bharada E meminta ikut bersamanya.
Akhirnya, Bripka RR dan BHarada E pun berangkat.
Saat bersemu seorang pamong di suatu tempat dekat masjid, Bripka R ditelpon Putri Candrawathi, dia pun balik ke rumah di Magelang.
Saat naik ke tangga rumah lantai dua itu, dia bertemu dengan Kuat Maruf dan melihat Susi, asisten rumah tangga lainnya, menangis.
Saat itu lah dia bertanya ke Kuat.
Kata Kuat, Brigadir J turun naik tangga hingga dia pun menegurnya.
Brigadir J agak memaksa mau masuk ke kamar Putri, namun dihalangi Kuat pakai pisau.
Bripka RR pun menengok ke kamar Putri Candrawathi dan menanyakan apa yang terjadi.
Bukannya melapor telah dilecehkan, Putri Candrawathi justru menanyakan keberadaan Yosua.
"Mana Yosua," tanya Putri ke Bripka RR.
Bripka RR pun mencari Brigadir J di lantai bawah.
Bripka RR sempat bertanya ke Brigadir J mengenai kejadian sebenarnya.
"Gak tahu, itu Pak Kuat, kenapa kok marah-marah sama saya," jawab Brigadir J ke Bripka RR.
Setelah itu, Bripka RR meminta Brigadir J menemui Putri di kamarnya.
Pertemuan Putri dan Brigadir J berlangsung sekitar 15 menit dengan kondisi pintu kamar tidak tertutup.
Bripka RR pun menungguinya di luar kamar, namun dia mengaku tidak mendengar pembicaraan mereka.
"Apakah mungkin korban pelecehan memanggil pelaku dan 15 menit di dalam kamar?," tanya Aiman ke Erman yang menceritakan hal itu.
Erman tidak memberikan jawabannya.
Tapi dipastikan saat itu Bripka RR tidak mencurigai adanya pelecehan terhadap Putri dari gerak gerik yang diliharnya.
"Ricky mencurigai ada pelecehan?," tanya Aiman.
"Tidak ada," tegas Erman.
Justru, lanjut Erman, setelah pertemuan dengan Putri, emosi Brigadir justru sudah menurun.
"Yosua bilang, gak ada apa-apa bang," kata Erman.
Meski melihat Brigadir J sudah tidak emosi, namun untuk berjaga-jaga agar tidak ada masalah dengan Kuat, Bripka RR mengambil senjatanya.
Setelah itu dia kembali ke kamar untuk beristirahat.
Sementara Brigadir J tidur di kamar yang sama dengan Bharada E,
Esok harinya atau tanggal 7 Juli 2022 mereka dibangunkan Putri untuk diajak pulang ke Jakarta.
Dari kronologi itu, Bripka melaui Erman mengaku tidak mengetahui keributan antara Putri Candrawathi dengan Ferdy Sambo, ketika di Magelang maupun saat di Jakarta.
Karena itu, ketika tanggal 7 Juli 2022 dia melihat Ferdy Sambo menangis dan ingin membunuh Brigadir J, dia mengaku tidak tahu masalahnya.
Masih Takut ke Ferdy Sambo

Erman mengakui meski kini Bripka RR melawan skenario yang dibuat Ferdy Sambo, namun masih ada ketakutan di wajahnya.
Hal itu tampak saat keduanya bertemu di rekonstruksi pada Kamis (8/9/2022).
Ferdy Sambo masih terlihat berkuasa, dan Bripka masih ada ketakutan.
"Saya memang melihat pertemuan rekonstruksi, Sambo ada kelihatan masih gimana.
(Bripka RR) takutnya masih ada," ungkap Erman.
Erman lalu mendorong Bripka RR untuk melepas ketakutannya itu.
"Saya bilang, kalau sidang gimana nanti, kamu berhadap-hadapan.
Ada dilihat dari mukanya (masih takut)," katanya.
Erman berharap Bripka RR bisa berkata sejujur-jujurnya karena pengakuannya itu lah yang ditunggu publik.
Di bagian lain, bukti masih adanya ketakutan Bripka RR terhadap Sambo adalah ketika dia bersaksi mengenai kejadian penembakan Brigadir J.
Dalam pengakuannya, Bripka RR mengaku tidak melihat Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J.
Padahal sang eksekutor Bharada E mengakui bahwa setelah dia menembak, Sambo ikutan menembak Brigadir J yang sudah tersungkur.
Bripka RR berdalih setelah dia melihat Bharada E menembak, dia menerima panggilan HP dari rekan-rekannya sehingga membelakangi Sambo dan Bharada E,
Pengakuan Bripka RR ini pun dipertanyakan Aiman karena saat itu dia berada di ruangan yang sama dalam situasi eksekusi yang sangat luar biasa.
Erman mengungkapkan Bripka RR tetap bersikukuh tak melihat penembakan itu.
"Meskpun depan mata ada eksekusi luar biasa. Apakah mungkin berbalik?," desak Aiman.
Menurut Erman bisa saja itu dilakukan karena bagaimana pun Brigadir J adalah temannya.
"Dia tidak melihat (Sambo menembak Brigadir J). Dia balik lagi sambo sudah menembak-nembak dinding," katanya,
Selama ini Erman mengaku terus mendorong Bripka RR untuk berkata jujur dan sebenar-benarnya.
Bahkan dia membujuk agar Bripka RR mau menjadi justice colaborator.
Namun, permintaan itu belum disambut Bripka RR.
Bripka RR mengaku akan menjadi justice colaborator jika dia sudah diintervensi dan keamanannya terancam. (wartakota/tribunnews/berbagai sumber)