Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
KASUS SUBANG TERBARU, Yoris Dipojokkan karena Status WhatsApp dan Facebook, Sosok Ini Beber Keanehan
Berikut Update kasus Subang terbaru yang membahas tentang salah satu saksi kunci, Yoris, yang kini dipojokkan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Update kasus Subang terbaru kali ini membahas tentang salah satu saksi kunci, Yoris, yang kini dipojokkan.
Salah satu channel youtube pemerhati kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Wahyu Seno, membeberkan spekulasinya terkait Yoris.
Yoris merupakan anak Tuti Suhartini, sekaligus kakak dari Amalia Mustika Ratu.
Dalam sebuah video, Wahyu Seno menyebut bahwa ada keanehan pada Yoris selama perjalanan kasus ini.
Keanehan itu meliputi status WhatsApp dan Facebook milik Yoris, serta keputusan Yoris berpindah kubu dari Danu ke Yosef.
Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG, Sidik Jari Yosef dan Puntung Rokok Danu Disinggung Lagi, Siapa Pelakunya?
"Terakhir ada status di WhatsApp nya dengan status katakan dia tahu siapa orang yang ingin menguasai yayasan.
Hal ini membuat banyak orang berasumsi Yoris kemungkinan ada keterlibatan," kata Wahyu Seno dalam youtube.nya.
"Bahkan status di Facebooknya banyak yang sudah terhapus," kata Wahyu Seno.
"Dan juga ditambah lagi Yoris seperti orang kebingungan berpindah pengacara" katanya.
Sidik Jari Yosef dan Puntung Rokok Danu Disinggung Lagi

Tak cuma Yoris, Wahyu Seno juga mengomentari keterkaitan Yosef dan Danu.
Sidik jari Yosef kembali disinggung oleh salah satu channel youtube yang mengulas kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, yakni Wahyu Seno.
Tak hanya itu, puntung rokok milik Danu di TKP pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu juga diungkit-ungkit lagi.
Pemilik channel Youtube Wahyu Seno menyebut Penyidik telah menemukan banyak sidik jari yang mengarah kepada pak Yosef.
Rohman Hidayat selaku kuasa hukum menyatakan hal tersebut wajar, jika ditemukan banyak sidik jari karena TKP berada di rumah pak Yosef.
Menurut Wahyu Seo, penyidik harus mencocokkan sidik jari tersebut dengan waktu kejadian pembunuhan Tuti dan Amel.
"Dan juga DNA puntung rokok yang mengarah kepada saksi Ramdanu, apakah cocok di waktu kejadian meninggalnya kedua korban.
Jika sama, berarti Ramdanu juga berada di lokasi saat kejadian itu terjadi," kata Wahyu Seno.
Danu Ngaku Pernah Ganti Benda Ini di TKP
Sebelumnya, Danu pernah memberikan pengakuan terkait apa yang dia lakukan di TKP pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Danu, dalam video yang diunggah di kabar YouTube Misteri Mbak Suci mengatakan dengan jujur mengenai apa yang dilakukannya di lokasi TKP setelah Tuti dan Amel tewas.
Diungkapkan Danu, sehari setelag Tuti dan Amel tewas tepatnya pada 19 Agustus 2021 malam, Danu mengaku disuruh membeli lampu untuk dipasang di TKP.
Namun, lampu tersebut tidak menyala setelah dipasang.
“Kok kayak konslet (lampunya),” kata Danu.
Lampu yang tidak bisa meyala itu, Danu mengatakan bahwa itu harus kedalam rumah untuk membenarkannya.
Pada malam 19 Agustus 2021 itu, Danu juga mengaku jika pada saat itu kondisi daerah TKP memang sedang hujan.
Dan Danu juga mengatakan jika dirinya sempat merokok di lokasi TKP pada saat itu.
Kemudian bekas rokok Danu itu diakuinya dibuang ke samping rumah TKP.
Danu juga mengaku bahwa dirinya tidak menyangka jika puntung rokok bekasnya dijadikan sebagai alat bukti.
Bahkan, Danu mengaku bahwa dirinya tidak kepikiran sama sekali jika puntung rokok itu bisa diajdikan sebagai barang bukti
Seperti diketahui, dalam kasus Subang ini Danu juga turut dijadikan sebagai saksi oleh penyidik dalam mengungkap pelaku.
Bahkan, Danu menjadi salah satu saksi yang diperiksa paling banyak sendiri dibandingkan dengan saksi-saksi lainnya dalam kasus ini.
Dalam video berjudul 'Danu ... Bersuara tentang K4sus Subang' yang diunggah di kanal YouTube Freddy Sudaryanto pada 9 Agustus 2022, Danu mengungkap alasan kenapa pembunuh ibu dan anak di Subang tak kunjung terungkap.
Menurut Danu, kasus Subang belum berhasil diungkap karena Polisi belum berhasil menemukan 2 alat bukti yang kuat untuk menetapkan tersangka.
Selain itu, Polisi juga menurutnya penuh kehati-hatian dalam mengungkap kasus Subang ini.
"Ibaratnya, jangan sampai salah tangkap," kata Danu.
Sejauh ini, Danu mengaku tidak ada berkomunikasi dengan orang-orang di Yayasan Bina Prestasi tempatnya bekerja dulu, termasuk dengan Yoris.
Dia juga mengaku tak mendapatkan kabar soal apakah Yayasan akan kembali dibuka atau tidak.
"Harapannya, tetap yakin, optimis, kita support Kepolisian Indonesia. Jangan pernah lelah untuk menuntaskan kasus ini,' kata Danu.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id