Berita Sidoarjo
Sehari 60 Ton Sampah Pasar Masuk TPA Jabon, Bupati Sidoarjo Beber Strategi Agar Berkurang 30 Persen
Saat ini sampah yang dikirim ke TPA Jabon, mulai sampah rumah tangga dan sampah kegiatan masyarakat serta sampah pasar mencapai 600 ton
Penulis: M Taufik | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Volume sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, kegiatan warga dan pasar-pasar di Sidoarjo sangat tinggi. Dari total volume sampah itu, sampah dari pasar-pasar menjadi salah satu penyumbang terbesar pengiriman ke TPA Jabon.
Sedikitnya ada 50 sampai 60 ton sampah dari 19 pasar tradisional se-Kabupaten Sidoarjo yang setiap hari dikirim ke TPA. Karena itu Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor mendesak DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) untuk segera memecahkan persoalan sampah tersebut.
Targetnya sampah yang dihasilkan dari pasar-pasar yang dikirim ke TPA Jabon berkurang signifikan sekitar 30 persen atau 15 ton per hari. Bupati juga meminta UPT BLUD yang khusus menangani sampah TPA Jabon segera dibentuk.
Menurutnya, dengan dibentuk BLUD penanganan persoalan sampah bisa lebih difokuskan. Saat ini sampah yang dikirim ke TPA Jabon, mulai sampah rumah tangga dan sejenis sampah yang dihasilkan oleh kegiatan masyarakat serta sampah pasar mencapai 600 ton per hari.
Sebagian diolah menjadi bahan bakar alternatif RDF Briket. Tetapi sampah yang diolah menjadi briket tidak lebih dari 10 ton per hari.
“Terbatasnya kemampuan mengolah sampah di TPA Jabon menjadi briket membutuhkan solusi cepat. Sedangkan masa operasional Sanitary landfill juga memiliki batas kemampuan,” kata Gus Muhdlor, panggilan Ahmad Muhdlor, di sela acara Workshop Pengelolaan Sampah di Aston Hotel Sidoarjo, Rabu (7/9/2022).
Diperkirakan masa efektif operasional Sanitary Landfill hanya 5 sampai 7 tahun. Biayanya pun dinilai sangat besar. Karena itu, Gus Muhdlor meminta DLHK Sidoarjo bergerak cepat membentuk prototipe pengelolaan sampah yang ideal di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) dan di pasar. Selanjutnya, direplikasikan ke semua TPST dan pasar se-Sidoarjo.
"Umur teknis TPA sangat tergantung pada jumlah sampah yang ditampung. Bila melihat kondisi sekarang diperkirakan umur efektifnya 5-7 tahun saja. Kecuali volume sampah yang dikirim ke TPA Jabon berkurang signifikan,” urai Gus Muhdlor.
Bupati ingin penuntasan permasalahan sampah dilakukan mulai tingkat bawah. Ia akan terus mendorong berdirinya TPST di desa-desa. TPST desa akan diperkuat lagi, selanjutnya merambah ke pasar-pasar.
Untuk merealisasikan strategi ini, ada 19 pasar yang pengelolaan sampahnya mulai digarap. Dan akan dimulai di Pasar Taman sebagai prototype penuntasan sampah. "Saya yakin ini menjadi momentum baru untuk mencetak satu formula yang nanti diintegrasikan ke pasar-pasar yang lain," ucapnya.
Permasalahan sampah juga bukan sekedar infrastrukturnya. Namun juga tentang perilaku masyarakat yang peduli terhadap kebersihan lingkungannya. Masyarakat harus terus mendapatkan edukasi pentingnya menjaga kebersihan.
Kepala DLHK Sidoarjo, M Bahrul Amig menyampaikan, saat ini pihaknya menggarap pengelolaan sampah di Pasar Taman, Kecamatan Taman. Ia menilai, pengelolaan di pasar tersebut paling baik namun masih membutuhkan pendampingan dari DLHK.
Karenanya, mantan Kepala Dishub Sidoarjo itu tengah menyempurnakan beberapa hari, dari pemilahan hingga edukasi petugas.
"Yang akan kita jadikan prototype pengelolaan adalah Pasar Taman. Sekarang tengah kita siapkan untuk dijadikan role model di pasar lain. Yang kita intervensi mulai pendampingan sampai ke teknis pengelolaan," terang Amig.
Amig menambahkan, kebijakan strategis pemerintah pusat dan kebijakan strategis pemkab Sidoarjo sekarang ini sudah sejalan. Yaitu penanganan sampah 70 persen dan pengurangan 30 persen di tahun 2022. ****