Berita Trenggalek
Meski Masuk Musim Kemarau, BPBD Trenggalek Tetap Waspada Dampak Bencana Hidrometeorologi
Mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi, BPBD Trenggalek telah memetakan daerah rawan bencana di wilayahnya.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi beberapa hari ke depan.
Menurut perkiraan Stasiun Meteorologi yang menaungi wilayah setempat, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih akan terjadi, meski musim kemarau telah tiba.
Sekretaris BPBD Kabupaten Trenggalek, Tri Puspitasari menjelaskan, dampak bencana yang harus diantisipasi seperti tanah longsor, banjir dan angin kencang.
"Dikarenakan adanya gangguan atmosfir yang cukup signifikan, potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi masih akan terjadi hingga 10 September mendatang," kata Puspitasari, Rabu (7/9/2022).
BPBD Kabupaten Trenggalek telah memetakan daerah rawan bencana di wilayahnya.
Setidaknya, ada 44 desa rawan longsor dengan tingkat ancaman tinggi. Selain itu, ada juga 55 desa rawan banjir.
Potensi tanah longsor paling banyak terjadi di daerah pegunungan. Misalnya, di Kecamatan Pule, Bendungan dan Panggul.
"Dengan dengan ancaman bencana tanah longsor paling banyak ada di Kecamatan Pule. Di sana ada sepuluh desa yang rawan," sambung dia.
Sementara daerah yang memiliki kerawanan banjir tinggi berada di Kecamatan Gandusari dan Panggul.
Beberapa desa di wilayah tersebut termasuk daerah yang paling sering tergenang air ketika hujan lebat dengan durasi lama mengguyur wilayah sekitarnya.
"Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat tetap mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang," sambung dia.
Sebagai langkah antisipatif, BPBD menggerakkan desa-desa tangguh bencana untuk mengantisipasi dampak dari risiko tersebut.
"Kami juga telah menyiapkan surat status siaga bencana hidrometeorologi. Kemudian, kami juga berkoordinasi dengan tim reaksi cepat di wilayah kecamatan," kata Puspitasari.
Selain itu, BPBD juga secara rutin memperbarui informasi peringatan dini bencana 3 harian dan 3 jam-an di media sosial.