HUBUNGAN Sebenarnya Jenderal Andika Perkasa dan Jenderal Dudung Usai Disebut Tak Akur, Seru Waspada
Jenderal Dudung Abdurachman justru mengungkap ada pihak yang mencoba mengganggu persatuan, kesatuan dan soliditas TNI
Dengan keras Effendi bahkan menyebut TNI layaknya gerombolan.
"lebih-lebih ormas jadinya. tidak ada kepatuhan," sebut politisi PDI Perjuangan ini.
Effendi pun mengingatkan bahwa penggerak kekuatan TNI itu selain presiden juga DPR.
"Tanpa persetujuan DPR, Presiden tidak bisa mengerakkan TNI.
TNI hanya alat, hanya instrumen.
Bapak-bapak Jenderal hanya nakhoda sesaat," seru Effendi Simbolon.
Effendy juga menyebut ada pembangkangan di tubuh TNI.
Pembangkatangan dan ketidakpatuhan ini lah yang akan memporak-porandakan TNI.
Dia mencontohkan adanya kasus pembakaran mayat-mayat di Papua yang melibatkan oknum berinisial Brigjen I.
Menurutnya, tersangka Brigjen I sampai sekarang tidak bisa diproses hukum oleh institusi TNI sendiri.
"Ada apa pembangkangan ini.
Kenapa terjadi pembangkangan-pembangkangan di tubuh TNI." katanya.
Dikatakan Effendi, isu ketidakharmonisan di tubuh TNI selalu terjadi berulang-ulang.
Dia mencontohkan ketika Jenderal (purn) Moeldoko menjadi KSAD juga tidak harmonis dengan Jenderal Gatot Nurmantyo yang menjadi penggantinya.
"Masak setiap ada Panglima TNI dari KSAD begitu terus. Dari Pak Moeldoko ke Pak Gatot. Dari Pak Gatot ke Pak Hadi. Dari Pak Hadi ke Pak Adika. Dan kini Pak Andika ke Pak Dudung (KSAD) begini," gerutunya.