Isu Perselingkuhan Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Diragukan Kabareskrim, Kenapa ART Begitu Berani?
Dugaan perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf, asisten rumah tangganya (ART) Ferdy Sambo, diragukan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
SURYA.CO.ID - Dugaan perselingkuhan Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf, asisten rumah tangganya (ART) Ferdy Sambo, diragukan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Dugaan perselingkuhan istri Ferdy Sambo dan Kuat Maruf itu dihembuskan mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara.
Deolipa mengungkap pengakuan Bharada E yang curiga ada hubungan khusus antara Putri Candrawathi dan Kuat Maruf yang sudah bekerja di rumah Ferdy Sambo sekitar sepuluh tahun.
Isu ini pun sudah didengar Komjen Agus Andrianto.
Menurut Agus Andrianto, berdasarkan keterangan saksi dan para tersangka, isu perselingkuhan antara Putri Candrawathi dan Kuat Maruf tidak terbukti.
Baca juga: KONDISI TERKINI Bharada E Setelah Dikeroyok Ferdy Sambo Cs saat Rekonstruksi, Ada Potensi Ancaman
"Kalau isu (PC) dengan Kuat kok jauh ya," ujar Agus saat dikonfirmasi, Senin (5/9/2022), mengutip Kompas.com.
Fakta yang ditemukan dari saksi dan tersangka, Kuat Maruf ternyata baru kembali bekerja dengan keluarga Irjen Ferdy Sambo.
Kuat, sebelumnya tidak bekerja karena terkena Covid-19.
“Kuat baru seminggu masuk setelah hampir dua tahun karena pendemi Covid-19 (yang bersangkutan kena covid). Hal ini terkonfirmasi saksi-saksi lainnya," kata Agus, seperti diberitakan Tribunnews sebelumnya.
Di sisi lain, meski baru seminggu bekerja lagi ke keluarga Ferdy Sambo, Kuat Maruf ternyata memegang pengaruh kuat.
Buktinya, Kuat lah yang mengancam Brigadir J pakai pisau.
Hal ini terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo, Selasa (30/8/2022).
Di salah satu adegan, Kuat Maruf tampak membawa pisau untuk mengancam Brigadir saat berada di Magelang, sehari sebelum kejadian pembunuhan.
Tak hanya satu, diduga Kuat Maruf menggunakan dua pisau ketika melakukan pengancam terrsebut.
Dalam rekonstuksi terungkap, Kuat Maruf menyerahkan dua bilah pisau dan handy talky (HT) kepada saksi yang bernama Prayogi.
Prayogi adalah ajudan Ferdy Sambo yang lain.
Adegan ini selaras pengakuan Vera Simanjuntak, pacar Brigadir J yang mengaku mendengar curhatan korban lewat panggilan telepon. .
Kepada Vera, Brigadir J menyebut istilah 'skuat atau squad lama' yang mengancamnya.
Sebutan 'skuat' yang dimaksud bukanlah 'squad lama' melainkan Kuat Maruf.
Dalam ancamannya, Kuat Maruf melarang Yosua naik ke atas menemui Putri Candrawathi, karena membuat Putri sakit.
Jika naik ke atas dia akan dibunuh.
Terkait adanya ancaman Kuat Maruf ini dibenarkan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
"Kan sudah banyak beredar info keterangan pacar almarhum J yang menyatakan diancam skuad-skuad lama. Si Kuat orang lama bawa pisau (mengancam kalau almarhum J naik ke atas)," kata Agus kepada wartawan, Rabu (31/8/2022).
Agus menerangkan hal ini dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi yang sudah diperiksa oleh Polri.
Lebih lanjut, Agus menyebut pisau tersebut hanya digunakan Kuat untuk mengancam Brigadir J dan tidak sampai dilakukan kontak fisik dengan pisau tersebut.
"Seperti itu kan cerita almarhum kepada pacarnya, dikuatkan keterangan saksi," jelasnya.
Tak Ada Bukti Pelecehan Brigadir J '

Di bagian lain, tudingan pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J ke Putri Candrawathi sulit untuk diselidiki.
Sulitnya penyelidikan dugaan pelecehan Brigadir J ini disebabkan karena kesalahna fatal Ferdy Sambo, suami Putri Candrawathi.
Ferdy Sambo membuat kesalahan fatal karena telah menyuruh Putri Candrawathi membuat laporan pelecehan seksual di Polres metro Jakarta Selatan dengan tempat kejadian perkara (TKP) di rumah dinas Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022) saat kematian Brigadir J.
Laporan tersebut dilakukan atas suruhan Ferdy Sambo demi mendukung skenario baku tembak Richard Eliezer atau Bharada E versus Brigadir J yang dibuatnya.
Namun, setekah skenario itu terungkap justru Putri Sambo mengaku dilecehkan di Magelang pada tanggal 7 Juli 2022 atau sehari sebelum Brigadir J dibunuh.
Baca juga: SOSOK 3 Kapolda yang Didalami Timsus Polri terkait Dugaan Terlibat Kasus Ferdy Sambo, Sempat Viral
Namun, pengakuan Putri Candrawathi yang masih dugaan itu belum ditindaklanjuti kepolisian.
Kabareskrim Komjen Agus Andrianto menyayangkan Putri Candrawathi ataupun Ferdy Sambo yang tidak membuat laporan soal dugaan pemerkosaan di Magelang itu.
Keputusan melaporkan dengan TKP Duren Tiga dan bukan Magelang justru menjadi blunder karena kemalangan yang diduga dialami Putri Candrawathi dilaporkan salah alamat.
"Sayangnya mereka tidak melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian (Polres), sehingga tak ada olah TKP dan pengambilan bukti-bukti terkait kejadian (di Magelang) tersebut,” ujar Komjen Agus kepada wartawan di Jakarta dikutip dari Kompas.TV, Senin (5/9/2022).
Komjen Agus juga mengatakan, terkait narasi pemerkosaan yang muncul harus didukung dengan bukti.
“Apapun yang dinarasikan bagi kami penyidik ya harus didukung alat bukti yang ada,” ucap Agus.
Adapun sebelumnya, Komjen Agus pernah menyampaikan bahwa hanya Allah SWT, Putri Candrawathi, dan almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, yang tahu pasti apa yang terjadi di Magelang itu.
Sebab, penyidik yang melakukan penelusuran di Magelang tidak menemukan CCTV di rumah tersebut.
Putri Tak Seperti Korban

Di bagian lain, Psikolog Forensik Reza Indragiri menyebut Putri Candrawathi mengaku sebagi korban, tapi tak bersikap layaknya korban.
Sikap Putri ini tampak saat dia mengunjungi Mako Brimob untuk bertemu Ferdy Sambo, pada 7 Agustus 2022.
Kala itu, untuk pertama kali Putri Candrawathi muncul kehadapan publik.
Sambil menangis-nangis, Putri Candrawathi mengaku begitu mencintai Ferdy Sambo.
Menurut Reza Indragiri sikap Putri Candrawathi yang demikian, tidak mencerminkan perilaku seeorang yang telah menjadi korban pelecehan seksual.
Tak cuma itu, istri Ferdy Sambo tersebut menurut Reza Indragiri telah melanggar undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), karena memunculkan identitasnya di depan publik.
"PC ini mengklaimnya diri sebagai korban tapi tindak tanduknya dia, justru menganulir klaim itu," ucap Reza Indragiri dikutip TribunJakarta dari YouTube TV One, pada Senin (5/9/2022).
"Masih ingat enggak dia muncul di Mako Brimob, kalau mengacu undang-undang TPKS yang namanya korban itu harus ditutup identitasnya,"
"Tapi apa yang terjadi dimunculkan lalu memperkenalkan diri, dan menyebut namanya,"
"Kan aneh seseorang yang menyebut dirinya sebagai korban, dia melanggar undang-undang," ucap Reza Indragiri.
Reza Indragiri menambahkan Putri Candrawathi tak bersikap seperti korban kekerasan seksual pada umumnya, munkin karena dirinya memang bukan korban.
"Tindak-tanduknya tidak seperti korban, karena tidak punya pemikiran sebagai korban, kenapa? Ya karena bukan korban," kata Reza Indragiri.
"Orang yang mengalami penderitaan psikis yang sedemikian rupa dapat dipastikan akan mengisolasi dirinya,"
"Tidak mau kontak dengan siapapun," imbuhya.
Tak cuma itu, Reza Indragiri juga menyoroti Putri Candrawathi yang bersikap tak kooperatif saat diperiksa LPSK.
Padahal kala itu, LPSK bermaksud memberikan perlindungan kepada Putri yang mengaku sebagai korban pelecehan seksual.
"Ketika diperiksa LPSK, justru PC diam seribu bahasa, kan aneh," kata Reza Indragiri.
"Kita didatangi lembaga yang ingin memberikan perlindungan, justru tidak kooperatif,"
"Ini sakit? atau pura-pura sakit?" tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kuat Maruf Disebut Tak Selingkuh dengan Putri, Baru Seminggu Kerja Lagi dengan Ferdy Sambo