Berita Surabaya

Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono Tantang SCI Bikin Indonesia Jadi Produsen Udang Terbesar di Dunia

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, membuka Munas Shrimp Club Indonesia (SCI) di Convention Hall Grandcity Surabaya

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (batik hijau) saat membuka kegiatan Munas V SCI di Surabaya. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Ekspor udang Indonesia terus mengalami peningkatan.

Namun secara budidaya ternyata, masih banyak yang dilakukan secara semi tradisional.

Hal ini mengakibatkan produksi udang belum maksimal.

Hal inilah yang ditegaskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, saat membuka Munas Shrimp Club Indonesia (SCI) di Convention Hall Grandcity Surabaya, Selasa (23/8/2022).

"Kami melakukan tantangan ke SCI agar menjadikan Indonesia sebagai produsen udang terbaik atau terbesar di masa mendatang. Yaitu dengan membuat produksi udang meningkat dan menjadikan Indonesia negara eksportir udang terbesar di dunia," kata Sakti.

Lebih lanjut Sakti menyebutkan, udang merupakan salah satu produk kelautan yang belum mencapai tahap ideal.

Dari sisi produktivitas, seharusnya produksi udang mencapai 40 ton per hektare.

"Yang menjadi masalah, produksi sebagian besar pertambakan udang di Indonesia masih 0,6 ton per hektare," ujar Sakti.

Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mayoritas budi daya udang di tanah air masih didominasi pelaku usaha tradisional.

Luas tambak mencapai 247,8 ribu hektare atau 82 persen dari total lahan tambak udang di Indonesia.

Tambak semi-intensif seluas 43,6 ribu hektare alias 15 persen dari total luas tambak udang.

Selain itu, lahan intensif hanya mencapai 3 persen dengan luas 9.000 hektare.

"Padahal, kebutuhan udang global mencapai USD 25 miliar. Hingga saat ini, belum ada yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” papar Sakti.

Dengan kondisi seperti itu, udang sudah menjadi salah satu penyumbang besar ekspor produk perikanan.

Kontribusinya mencapai 38,98 persen dengan nilai total USD 2,23 miliar pada 2021.

"Jika lahan tambak ditingkatkan ke semiintensif atau bahkan intensif, devisa Indonesia pun bisa bertambah kuat," tegas Sakti.

Ketua SCI Iwan Sutanto mendukung upaya pemerintah untuk mendorong naik kelas budidaya udang di Indonesia.

Langkah tersebut diakui bakal ikut mendorong ekosistem industri udang yang lebih baik.

"Nah melalui Munas SCI ke 5 di Surabaya ini, kami siapkan, agar para pelaku industri udang di Indonesia bisa kompak dan mencapai target tersebut dengan dukungan dari pemerintah," jelas Iwan.

Selama ini, masalah yang dihadapi SCI adalah keterbatasan benih yang bagus.

Kemudian pakan yang masih impor dan teknologi yang belum memadai.

“Lalu perbankan. Selama ini tidak ada pendanaan dari bank, bagaimana mau maju. Tapi tidak masalah, asal iklim usahanya bagus. Laut jangan hanya dijadikan pariwisata,” beber Iwan.

Pihaknya berharap akan terjalin sinergi yang bagus antara SCI dan pemerintah melalui munas ini.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved