Preman Pensiun
Sinopsis Preman Pensiun 6 Hari ini 23 Agustus 2022: Bang Edi Berulah, Willy Tawarkan Ide Cemerlang
Berikut ini sinopsis Preman Pensiun 6 tayang hari ini (23/8/2022) pukul 18.30 WIB, di RCTI. Dalam episode ini Bang Edi berulah.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID - Berikut ini sinopsis Preman Pensiun 6 tayang hari ini (23/8/2022) pukul 18.30 WIB, di RCTI.
Sinopsis Preman Pensiun 6 hari ini terlihat dari cuplikan video yang diunggah di Instagram @premanpensiun.mncp.
Berdasarkan sinopsis Preman Pensiun 6 hari ini, Bang Edi kembali berulah.
Sementara Kang Mus tampak kesal dengan Kang Cecep yang tak mengangkat telepon.
"Kenapa ada telepon nggak kamu jawab?" tanya Kang Mus ke Kang Cecep.
"Gak penting," jawab Kang Cecep.
"Kan gak kamu jawab. Siapa tahu penting atau bahkan darurat," tandas Kang Mus.
Di bagian lain, Bang Edi menghubungi seseorang. Ia mengatakan, anak buahnya sedang memantau lokasi yang akan dikuasai.
"Saya juga punya anak buah. Mereka baru memantau lapangan. Jalan belum bersih," kata Bang Edi kepada seseorang melalui sambungan telepon.
Warga setempat pun mengaku ketakutan dengan aksi anak buah Bang Edi.
Willy yang mengetahui kejadian itu kemudian menawarkan ide cemerlang, yakni meminta bantuan Kang Cecep.
"Tempat ini sudah diserang dua kali. Kalian mau menyerah atau bantuan Kang Cecep?" ujar Willy.
Berikut daftar nama-nama pemain Preman Pensiun 6 yang tayang di RCTI:
1. Epy Kusnandar sebagai Muslihat (Kang Mus)
2. Ivan Rivky Kabira sebagai Bang Edi
3. Abenk Marco sebagai cecep
4. Fajar Khuto sebagai Ujang Rambo
5. Deny Firdaus sebagai Murad
6. Vina Verina sebagai Sukaesih atau Esih
7. Kiki Kinanti sebagai Serena
8. Safira Maharani Farsya sebagai Safira
9. Dian Sule sebagai Willy
10. Yoshua Thomas sebagai Taslim
11. Eko Oray sebagai Mawardi/Mawar
Sinetron Preman Pensiun
Melansir Wikipedia, Preman Pensiun adalah sinetron bergenre drama komedi yang ditayangkan di RCTI dan diproduksi oleh MNC Pictures.
Serial ini menceritakan seseorang bernama Bahar sebenarnya hanya preman “kecil”, tetapi wilayahnya cukup luas, selain menjadi “backing” para pedagang kaki lima, juga menguasai sebuah pasar dan terminal.
Kisah yang akan dituturkan dalam serial ini bukanlah perjalanan hidupnya sejak awal, meskipun dalam beberapa dialog terceritakan juga, melainkan kisah di masa tuanya ketika dia memutuskan untuk pensiun.
Masa lalu yang terceritakan dalam dialog adalah Bahar dan temannya, Bagja merantau dari Garut ke Bandung sekitar tahun 1972, ketika dia remaja dan pergi merantau karena keluarganya di kampung sangat miskin.
Di Bandung, Bahar remaja mencari nafkah sebagai penjual tahu, leupeut dan telur asin di bus sebelum keluar terminal.
Penghasilan Bahar kala itu tidaklah besar, hanya pas-pasan, cenderung minim.
Dia menerima itu sebagai rezekinya, tetapi yang tidak bisa dia terima adalah bahwa dia harus membayar pajak pada para preman.
Bahar kemudian berpikir bahwa daripada dipungut “pajak” lebih baik dia yang memungut pajak.
Kemampuan beladiri yang dipelajarinya karena tradisi di kampung dan tekad yang kemudian muncul untuk bertahan dan berjaya di perantauan, membuat dia kemudian nekad perlahan-lahan masuk jaringan premanisme yang menguasai terminal.
Bermula dari hanya sekadar “keset”, lama kelamaan, tahun demi tahun, perlahan-lahan, Bahar kemudian mencapai puncak kekuasaan.
Sepuluh tahun pertama, Bahar hanya menjadi bagian dari kekuasaan sebuah jaringan premanisme, dua puluh tahun selebihnya, Bahar adalah pemegang kekuasaan yang mencengkram jalanan, pasar dan terminal.
Tangan kanannya adalah Muslihat, maling amatir yang masuk ke rumahnya sekitar dua puluh tahun silam.
Muslihat berhasil ditaklukkan hingga tidak sadarkan diri dan baru sadar tiga hari kemudian, di hadapan Bahar dan polisi.
Setelah tahu bahwa Muslihat mencuri demi untuk membiayai ibunya masuk rumah sakit, Bahar meminta polisi untuk tidak memproses kasusnya secara hukum, mengakui Muslihat sebagai saudaranya dan persoalan akan diselesaikan secara kekeluargaan.
Lalu Muslihat diberi uang satu juta yang pada waktu itu merupakan jumlah yang cukup besar.
Setelah seminggu, Muslihat kembali pada Bahar dengan uang yang masih utuh. Muslihat bermaksud mengembalikan uang itu karena sudah tidak membutuhkannya lagi. Ketika dia pulang ke kampung dengan membawa uang, ibunya sudah terlanjur meninggal.
Bahar kemudian meminta Muslihat untuk bekerja padanya. Rasa hormat Muslihat dan kepercayaan Bahar, membuat mereka tidak terpisahkan hingga dua puluh tahun kemudian. Muslihat kemudian merekrut Komar di terminal yang sebelumnya pengamen yang ditolong Muslihat bekerja padanya karena gitar Komar hilang.
Sementara itu, masa yang akan datang, copet kelas kakap, Junaedi merekrut dua orang sebagai partner yaitu Saep dan Ubed. Sementara anak buah Bahar semakin bertambah.
Pemegang terminal, Jamal melakukan kekerasan di Dago, kemudian dia digerebek, tetapi Bahar dan Muslihat membiarkan ia ditahan di penjara, hingga Jamal balas dendam pada Muslihat, walaupun pada Bahar hanya setengah-setengah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/sinopsis-preman-pensiun-6-hari-ini-23-agustus-2022.jpg)